-32-

1.8K 333 50
                                    

Malam harinya, Jero datang kemansion Jisoo dan membawa tas kecil yang berisi barang pentingnya. Tidak lupa juga dia membawa beberapa cemilan untuk anak kesayangannya itu.

"Papa!" Pekik Chaeng senang.

"Helo Princess" sapa Jero yang langsung menggendong Chaeng "Chaeng sudah makan?"

"Tudah. Tadi Tante Nini macak enak banget!" Sahut Chaeng.

"Ini Papa bawakan biskut untuk Chaeng"

"Holey!!"

"Pas makan biskut harus sikat gigi ya"

"Alleosso Papa" sahut Chaeng berganjak turun dari gendongan Jero dan dia menarik Jero menghampiri yang lain.

"Mommy, Papa bawa bitkut untuk Chaeng" ujar Chaeng senang.

"Ya sudah, Chaeng makan biskutnya tapi nanti sikat gigi ya" ujar Jisoo.

"Alleosso Mommy" sahut Chaeng.

"Hyung, ayo duduk" panggil Sean.

Jero berganjak duduk disamping Sean. Dia tahu kalau Jero masih merasa canggung makanya dia berusaha menghilangkan rasa canggung itu.

"Kamu sudah makan?" Tanya Jisoo.

"Sudah" sahut Jero singkat.

"Oppa" panggil Jennie "Apa Oppa sudah menemukan sosok Mama untuk Chaeng?"

Jane tersenyum canggung "Kesalahan aku yang dulu bikin aku sadar kalau aku memang tidak pantas untuk mana mana wanita. Aku hanya akan menjalani hidup aku sendirian ditemani oleh Chaeng yang sudah aku anggap seperti anak aku sendiri"

"Memangnya Oppa tidak ada niatan untuk punya anak kandung?" Kepo Jennie.

"Aku mau kok punya anak kandung hanya saja aku tidak mau anak anak aku punya Papa yang buruk seperti aku" sahut Jero.

"Kamu bukan sosok Papa yang buruk. Kamu memperlakukan Chaeng dengan baik bukan?" Sambar Jisoo.

Jero tersenyum tipis "Itu karena aku menyayangi Chaeng dengan tulus"

Oekk oekk

Bunyi tangisan Aerin mula kedengaran "Biar aku saja Kak" ujar Jennie bergegas kelantai atas.

Tidak butuh waktu yang lama dia kembali dengan menggendong Aerin.

"Anak Mommy kenapa hurm" Jisoo mengambil Aerin dari gendongan Jennie. Dia menutup dadanya menggunakan kain karena ingin menyusui anaknya itu namun sang bayi malah terus menangis.

"Sepertinya dia sudah kenyang" ujar Jennie.

"Memang si. Tadi sebelum tidur dia sudah minum asi" sahut Jisoo "Anaknya Mommy kenapa menangis hurm?"

"Apa dede nya mau bitkut?" Polos Chaeng.

Jennie terkekeh "Heh gembul. Aerin masih bayi, tidak boleh makan"

"Tidak boleh makan? Tapi nanti dede nya lapel dong" sahut Chaeng.

"Dede nya tidak akan laper soalnya dia sudah minum susu" jelas Jisoo membuatkan Chaeng mengangguk faham.

"Kamu mau menggendong Aerin?"

Jero tersentak ketika mendengar pertanyaan dari Jisoo "Apa boleh?" Ragunya.

Jisoo mengangguk. Dia mendekati Jero dan memberikan anaknya kepada cowok itu.

"Hey Aerin" sapa Jero menatap wajah Aerin. Secara tiba tiba tangisan bayi itu terhenti dan dia hanya menatap Jane.

"Kamu fikir apa yang aku fikirkan?" Bisik Jennie bersmirk.

"Sepertinya fikiran kita sama" sahut Sean ikutan berbisik.

"Woahh Papa kelen! Dede nya tidak nangic gala gala Papa" ujar Chaeng mendekati Jero.

"Halo adek. Ini Papa Jelo" ujar Chaeng yang mengajak sang adek untuk mengobrol.

Jisoo menatap pemandangan didepannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Kenapa sekarang Jero kelihatan seperti Daddyable sekali?

"Eoh, Aerin sudah kembali tidur" ujar Jero.

Jisoo menghampiri Jero. Baru saja dia ingin mengambil Aerin dari gendongan Jero, bayi itu malah merengek kecil.

"Shh lanjut tidur sayang" Jero kembali menenangkan Aerin.

"Sepertinya Aerin mau tidur sama Jane Oppa tuh" sambar Jennie.

"Maaf Jer. Apa bisa kamu membawa Aerin kekamar?" Tanya Jisoo

"Baiklah. Dimana kamarnya?" Tanya Jero.

"Ikut aku" Jero bergegas menyusul Jisoo yang sudah kekamar itu. Tidak ingin ditinggal, Chaeng ikut menyusul mereka.

"Kamu setuju kalau Jisoo Nuna kembali sama Jero Hyung?" Tanya Sean.

"Aku tidak tahu si. Kalau dilihat, Jero Oppa memang sudah berubah. Dia menyayangi Chaeng sama Aerin dengan baik" sahut Jennie.

Sean mengangguk faham "Kita doakan yang terbaik saja untuk mereka" ujarnya dibalas anggukan dari sang istri "Ngomong ngomong, kamu juga tidak mau punya dede bayi dirumah kita?"

Jennie sontak menatap sang suami "Memangnya kamu sudah siap?"

Sean mengangguk tanpa ragu "Aku siap! Aku juga mau membina keluarga kecil bersama kamu"

"Baiklah, aku juga siap!" Sahut Jennie pada akhirnya.




Perlahan lahan Jero membaringkan Aerin didalam kasur bayinya. Dia meletakkan boneka disamping Aerin. Tidak lupa juga dia menyelimuti bayi itu.

"Maaf karena sudah merepotkan" ujar Jisoo.

"Tidak apa apa kok" sahut Jero.

"Disamping kamar aku ini ada kamar tamu. Kamu bisa tidur disana"

Jero mengangguk "Chaeng, ayo Papa bantu sikat gigi"

Chaeng merentangkan kedua tangannya membuatkan sang Papa menggendongnya dan membawa kekamar mandi.

"Yeayy sudah bersih!" Ujar Jero setelah Chaeng selesai menyikat giginya.

"Chaeng mau tidul tama Papa" ujar Chaeng.

"Baiklah" sahut Jero.

Chaeng meletakkan kepalanya dipundak Jero membuatkan cowok itu mengayunkan badannya dan mengusap kepala Chaeng untuk memberikan kenyamanan kepada sang anak.

Setelah dengkuran halus Chaeng mula kedengaran, dia berganjak keluar dari kamar mandi "Chaeng sudah tidur" lapornya.

"Baringkan saja diatas kasur" ujar Jisoo.

Perlahan lahan Jero membaringkan Chaeng diatas kasur. Dia meletakkan bantal disamping Chaeng untuk dijadikan pembatas. Tidak lupa juga dia menyelimuti bocah itu "Selamat malam Chaeng" bisiknya. Dikecupnya dahi Chaeng sebelum berganjak keluar dari kamar itu.








  Tekan
    👇

Mommy Chu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang