-37-

1.7K 302 39
                                    

Jero membawa Naya ketaman belakang rumah sakit dan menjauh dari orang orang agar tidak ada siapa siapa yang bisa mendengarkan perbicaraan mereka.

"Maksud Ibu apa!?" Tanya Jero berusaha menahan emosinya.

Naya menghela nafasnya dengan kasar "Jero, aku suka sama kamu" ujarnya tanpa basa basi.

"Jangan bercanda! Ini tidak lucu Bu!"

"Stop memanggil aku Ibu! Aku bukan atasan kamu lagi! Aku suka sama kamu Jer dan aku mau kamu menjadi pacar aku!"

Jero mengusap wajahnya dengan kasar "Omongan kamu sudah keterlaluan Naya-ssi! Tidak seharusnya kamu ngomong seperti itu didepan anak aku!"

"Aku hanya ingin anak kamu tahu kalau dia bakalan punya aku sebagai Mama mereka!"

"Jangan berhalu! Sampai kapan pun aku tidak akan menikahi kamu!"

"Kenapa!? Apa kamu masih berharap sama mantan istri kamu itu hah!?"

"Iya! Aku masih berharap sama dia dan hati aku akan selamanya mencintai dia! Dulu aku bego karena selingkuh dari dia tapi sekarang aku sadar kalau aku mencintai dia! Walaupun dia tidak ingin kembali bersama aku, aku akan tetap mencintai dia untuk selama lamanya! Kita sudah tidak punya apa apa urusan lagi jadi jangan gangguin aku lagi!"

Setelah itu, dia berganjak pergi dari sana meninggalkan Naya yang terus memanggilnya.

*

Didalam ruang inap Chaeng, bocah itu terus menangis didalam pelukan Jisoo. Sudah pelbagai cara digunakan oleh Jisoo, Jennie dan Sean untuk membujuk Chaeng namun bocah itu tidak peduli.

"Chaeng, sudah sayang. Jangan menangis lagi. Nanti kamu sesak nafas" ujar Jisoo mengelus punggung Chaeng.

"Hiks Mommy. Apa benal omongan Tante tadi?" Isak Chaeng.

"Mommy tidak tahu Chaeng. Tapi kalau benar, Papa pasti sudah menemukan Mama yang baru untuk Chaeng" sahut Jisoo.

"Hiks Chaeng tidak mau! Chaeng mau Papa tama Mommy. Bukan tama Tante itu"

Jisoo tersentak. Dia menatap Jennie yang berusaha menahan tawanya itu. Dasar adek menyebalkan!

"Sudah lah Kak. Mendingan Kakak kembali saja sama Jero Oppa" sambar Jennie terkekeh geli.

"Jangan gila Jen! Suami Kakak baru saja meninggal!" Balas Jisoo sedikit kesal.

"Ya sudah deh, terserah Kakak saja. Yang pasti Kakak jangan galau kalau cewek tadi benaran calon istri Jero Oppa" ujar Jennie menggoda sang Kakak.

Jisoo mendengus "Kakak tidak peduli si. Terserah dia mau menikah sama siapa. Bukan urusan Kakak" seperti biasa, dia kembali menyangkal perasaannya. Jujur saja dia memang merasa sedikit cemburu dan kesal sama kehadiran Naya namun dia sadar kalau dia memang tidak berhak keatas Jero begitu juga sebaliknya.

Ceklekk

Jero bergegas menghampiri Chaeng "Chaeng" panggilnya "Kenapa anak Papa ini menangis hurm?"

"Hiks Chaeng tidak mau Papa menikah tama Tante itu. Chaeng mau Papa tama Mommy" jelas Chaeng sesenggukan.

Jero tersenyum. Dia menghapus air mata Chaeng "Tante tadi hanya bercanda kok. Dia bukan siapa siapanya Papa jadi Papa tidak akan menikahi dia"

"Papa tidak bohong?" Tanya Chaeng dengan sisa isakannya.

"Tidak, Papa serius"

Chaeng tersenyum dan merentangkan kedua tangannya. Jero yang mengerti langsung saja menggendong Chaeng membuatkan bocah itu mengecup pipi gembulnya "Telima katih Papa"

"Sama sama Sayang" sahut Jero.

"Chaeng, kamu baru saja minum obat jadi sekarang kamu tidur ya" timpal Jisoo ingin mengambil Chaeng dari gendongan Jero namun bocah itu menggeleng.

"Mau tama Papa" sahut Chaeng.

"Tidak apa apa Jisoo-ya" ujar Jero membuatkan Jisoo menghela nafasnya.

Chaeng meletakkan kepalanya dipundak Jero dan sang Papa langsung mengusap kepalanya. Tidak butuh waktu yang lama untuk Chaeng dibawa kealam mimpi.

Dengan perlahan lahan Jero membaringkan Chaeng diatas kasur dan dia menyelimuti anaknya itu "Cepat sembuh Princess" bisiknya setelah mengecup pipi gembul Chaeng.

"Bisa aku tahu siapa cewek tadi? Apa benar dia calon istri kamu?" Tanya Jisoo membuatkan perhatian Jero langsung tertuju kepadanya.

"Tidak. Namanya Naya dan dia atasan aku. Aku juga bingung si. Tiba tiba saja dia bilang kalau dia suka sama aku" jelas Jero dengan jujur.

"Terus apa kamu juga punya perasaan yang sama?" Tanya Jisoo sedikit tidak rela.

"Tidak Jis. Sampai sekarang hanya ada 1 wanita dihati aku" sahut Jero.

"Ah, itu pasti Nelly bukan?" Sambar Jisoo sedih.

Jero tersenyum miris. Dia masih ingat sama Nelly, wanita yang menjadi selingkuhannya itu. Gara gara wanita itu jugalah dia dan Jisoo bercerai.

"Nelly sudah lama menghilang dihidup aku. Soal apa yang terjadi sama aku dan dia dulu juga sudah dilupakan. Dia sudah bahagia bersama hidupnya begitu juga dengan aku"

"Terus siapa wanita dihati kamu?" Kepo Jisoo.

"Kamu"

Deg

"Setelah kita cerai, aku merasa kehilangan. Memang awalnya kita menikah gara gara aku yang menginginkan kekayaan kamu tapi setelah cerai, aku sadar kalau aku tidak butuh kekayaan kamu. Aku hanya butuh kamu Jisoo-ya. Aku sadar kalau aku mencintai kamu tapi kamu tenang saja. Aku tidak akan melakukan hal yang keji untuk mendapatkan kamu kembali. Aku sudah menyesal dan aku akan membiarkan kamu bahagia sama pilihan kamu sendiri. Aku tidak akan mengganggu kamu walaupun dihati aku masih tertulis nama kamu"

Jisoo hanya mampu terdiam. Dia tidak tahu apa kata kata yang harus dia lontarkan saat ini "Maaf" akhirnya dia bangkit dan berganjak pergi dari ruang inap itu.

"Apa mereka lupa kalau kita masih disini?" Bisik Jennie.

"Sepertinya iya si" sahut Sean ikutan berbisik.













  Tekan
    👇

Mommy Chu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang