-28-

1.7K 348 102
                                    

Tidak terasa waktu berjalan dengan begitu pantas dan sekarang Jisoo sudah berada didalam ruangan persalinan untuk melahirkan anaknya.

Chaeng hanya menunggu didepan ruangan persalinan bersama Jennie dan Sean. Lisa sama sahabatnya yang lain akan menyusul setelah pekerjaan mereka selesai.

"Apa Mommy baik baik taja?" Tanya Chaeng.

"Eoh, Mommy pasti baik baik saja" sahut Jennie mengelus kepala Chaeng.

"Chaeng" Terlihatlah Jero yang berjalan menghampiri mereka.

"Papa!" Chaeng langsung merentangkan kedua tangannya membuatkan Jero menggendongnya. Tadi, dia memang meminta Jennie untuk menghubungi Jero makanya sekarang Jero bisa berada disana "Papa, tadi Mommy cakit. Chaeng takut" adu Chaeng.

"Jangan takut ya. Mommy lagi berjuang untuk melahirkan adek Chaeng" sahut Jero menenangkan Chaeng.








Chaeng yang berada didalam gendongan Jero hanya mampu diam dan menatap kearah Jisoo yang menggendong seorang bayi.

"Adek Chaeng cewek loh" ujar Jisoo mencium pipi sang bayi.

"Siapa namanya?" Tanya Jennie.

"Jung Aerin" sahut Haein yang sedari tadi tersenyum itu.

"Chaeng mau melihat adek Chaeng?" Tanya Jero.

Chaeng menggeleng dan menenggelamkan mukanya diceruk leher Jero "Chaeng mau ikut tama Papa"

Dahi Jero mengernyit "Ikut Papa kemana hurm?"

"Ikut Papa pulang. Chaeng mau tinggal tama Papa" sahut Chaeng.

"Memangnya Chaeng tega meninggalkan Mommy? Nanti siapa yang akan membantu Mommy menjaga Aerin? Nanti Mommy kesepian loh" timpal Jisoo sedih.

"Mommy tudah punya dede bayinya. Mommy tudah tidak butuh Chaeng" sahut Chaeng tanpa menatap Jisoo.

"Kata siapa? Chaeng akan tetap menjadi anak Mommy untuk selama lamanya. Mommy sayang sama Chaeng. Jangan tinggalin Mommy ya" bujuk Jisoo.

"Alleosso Mommy" sahut Chaeng walaupun dia masih sedih.

*
*

Sudah seminggu berlalu dan mansion kini sering dipenuhi dengan suara tangisan bayi yang mengganggu tidur Chaeng.

Bocah itu selalu merasa kesal ketika Aerin menangis dan membuatkan sang Mommy kerepotan.

"Dede bayinya nyebelin!" Kesal Chaeng.

"Namanya juga bayi makanya dia nangis" jelas Jisoo menenangkan Aerin yang berada di gendongannya.

Setelah memastikan Aerin kembali tertidur, Jisoo perlahan lahan membaringkan anaknya itu diatas kasur dan meletakkan bantal disamping sebagai pembatas.

"Chaeng tolong jagakan Aerin ya. Mommy mau kedapur duluan" ujar Jisoo.

"Alleosso" pasrah Chaeng.

Beberapa menit setelah kepergian Jisoo, suara tangisan Aerin kembali kedengaran.

"Duh, dede bayi jangan nangic dong" panik Chaeng menepuk pantat sang bayi dengan pelan.

Bersamaan dengan itu, masuklah Haein kekamar. Dia baru saja pulang dari kerja.

Mendengar tangisan sang anak membuatkan dia bergegas menghampiri nya. Digendongnya anaknya itu "Kenapa Aerin bisa nangis? Tadi Mommy bilang Aerin tidur"

"Dede nya tiba tiba taja nangic" sahut Chaeng.

"Kamu jahilin dia?"

"Tidak Dad"

"Jangan bohong Chaeng!"

Mata Chaeng berkaca kaca. Dia takut melihat sang Daddy yang memarahinya.

"Ada apa ini?" Jisoo menghampiri mereka.

"Kamu tenangkan Aerin. Biar aku uruskan Chaeng" ujar Haein menyerahkan Aerin kepada Jisoo. Setelah itu, dia membawa Chaeng keluar dari kamar.

"Ingat Chaeng, jangan dekat dekat sama Aerin! Kamu hanya bisa bikin dia terluka!" Tegas Haein.

Dengan terisak kecil, Chaeng berlari keluar dari mansion. Dia langsung menuju kemansion sang Tante.

"Hiks Tante Nini!" Teriaknya

Tidak butuh waktu yang lama untuk Jennie membuka pintu mansion "Astaga gembul. Kamu kenapa!?!" Panik Jennie yang langsung menggendong sang ponakan.

"Hiks tadi dedenya nangic telus Daddy malahin Chaeng. Hiks Daddy bilang kalau Chaeng yang bikin dedenya nangic" isak Chaeng sesenggukan.

Jennie menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia benar benar kesal sama abang iparnya itu.

"Apa Chaeng sudah makan?" Tanya Jennie membawa Chaeng memasuki mansionnya.

Chaeng menggeleng "Belum. Mommy belum macak gala gala tibuk tama dede bayinya"

"Ayo makan sama Tante. Tante ada sup ayam loh" Jennie mendudukkan Chaeng disofa dan bergegas kedapur.

Setelah itu, dia kembali dengan membawa sepiring nasi bersama sup ayam "Mau Tante suapkan?"

Chaeng mengangguk dan menghapus air matanya. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan dari Jennie.

"Enak?" Tanya Jennie.

"Enak" sahut Chaeng.

Jennie tersenyum dan kembali menyuapi sang ponakan.

*

"Dimana Chaeng?" Jisoo yang sudah menidurkan sang anak akhirnya menghampiri sang suami yang bersantai diruang tamu mansion.

"Kemansion Jennie" sahut Haein singkat.

"Kamu membiarkan dia pergi sendirian!? Gimana kalau ada mobil yang menabrak dia hah!?" Marah Jisoo.

"Jangan lebay Chu. Mansion Jennie didepan mansion kita saja" sahut Haein malas.

Jisoo mendengus. Baru saja dia ingin berganjak pergi kemansion Jennie, pintu mansionnya dibuka. Masuklah sosok Jennie yang menggendong Chaeng. Bocah itu bahkan sudah tidur dengan meletakkan kepalanya diceruk leher Jennie.

"Apa Kak Jisoo lupa kalau Kak Jisoo masih punya Chaeng sebagai anak? Sekarang sudah hampir jam 2 petang, kenapa Kak Jisoo tidak memberi Chaeng makan!?" Marah Jennie.

"Tadi Aerin rewel. Kakak tidak sempat masak Jen" sahut Jisoo.

Jennie mendengus geli "Kakak bisa saja memesan makanan bukan?"

"Sudah Jen. Kenapa kamu malah marah marah? Kakak kamu itu sibuk menjaga Aerin. Kamu harus mengerti dong" sambar Haein.

"Diam Oppa!" Sentak Jennie kesal "Tadi Chaeng nangis gara gara Oppa marahin dia. Oppa menyalahkan Chaeng karena Aerin menangis! Bukannya dulu Oppa sendiri yang ingin menganggap Chaeng seperti anak Oppa? Tapi kenapa sekarang Oppa berubah hah!?"

"Karena dia bukan anak kandung Oppa!" Sahut Haein kesal.

"Oppa!" Sentak Jisoo "Chaeng anak aku dan dia sudah menjadi anak Oppa setelah Oppa menikahi aku!" Marah Jisoo.

"Dulu kamu mengadopsi dia karena kamu tidak punya anak bukan? Sekarang kamu sudah punya anak kandung jadi mendingan kita kembalikan saja dia kepanti asuhan"

"Cukup Oppa!" Marah Jisoo "Oppa sudah keterlaluan!" Lanjutnya.

"Jangan pernah berfikir untuk mengembalikan Chaeng kepanti asuhan. Kalau kalian sudah tidak sanggup menjaga dia lagi, biarkan saja dia tinggal bersama aku!" Ujar Jennie. Dia akhirnya memutuskan untuk kembali kemansionnya dengan membawa Chaeng.










Fikiranku kacau banget. Rada gak rela tapi gak bisa ngapa ngapain lagi. 💔

Tekan
👇

Mommy Chu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang