Sudah 2 jam berlalu dan Jisoo fokus melakukan pekerjaannya. Dia membiarkan Chaeng berada didalam ruangan istirahatnya yang sudah tersedia kasur dan juga tv. Tidak lupa juga dengan cemilan seperti biskut dan susu strawberry yang menemani Chaeng membuatkan bocah itu tidak merasa bosen.
Tok tok tok
"Masuk!" Ujar Jisoo.
Masuklah Irene yang menghampirinya "Sajangnim, ada yang mau ketemu sama Sajangnim"
"Siapa?" Tanya Jisoo.
"Wakil dari perusahan Jung" sahut Irene.
Jisoo mengangguk faham "Ya sudah, biarkan dia masuk"
"Baiklah" Irene berlalu keluar dari ruangan Jisoo dan tidak butuh waktu yang lama, seorang pria memasuki ruangan kerja Jisoo.
"Maaf karena mengganggu waktu kamu Jisoo-ssi"
"Oppa!" Pekik Jisoo antuasis.
"Miss me?" Tanya sang pria.
"I miss you so bad! Sudah lama kita tidak ketemuan bukan?" Sahut Jisoo.
Haein, pria itu kembali terkekeh "Sepertinya kita harus reunion bersama teman teman kita yang lain juga"
Buat pengetahuan semua, Haein adalah teman kuliah Jisoo dan mereka masih sering berhubung sehingga sekarang.
"Ngomong ngomong, kenapa Oppa bisa ada disini?" Tanya Jisoo.
"Kebetulan aku punya urusan berhampiran perusahan kamu makanya aku langsung mampir kesini. Aku mau mentraktir kamu makan siang"
"Sepertinya kita tidak bisa makan siang berdua"
"Maksud kamu? Kamu mau membawa Jennie juga?"
Jisoo terkekeh kecil "Tidak. Aku akan membawa anak aku"
"Mwo!? Anak!?"
"Setelah aku bercerai sama Jero, aku memutuskan untuk mengadopsi anak" jelas Jisoo. Haein mengangguk faham "Sebentar ya" ujar Jisoo berganjak memasuki ruang istirahatnya.
Beberapa menit kemudian, dia kembali dengan menggendong Chaeng "Chaeng, ini Om Haein" ujarnya.
Chaeng menatap Haein "Om punya bitkut?" Polosnya.
Haein sontak terkekeh "Oh, Chaeng suka biskut?"
Chaeng mengangguk polos "Mommy teling beliin bitkut untuk Chaeng"
"Anak kamu imut Jisoo-ya" puji Haein tersenyum gemes. Dia menatap Chaeng "Om tidak punya biskut tapi sekarang Om bakalan bawa Chaeng sama Mommy Chaeng makan diluar. Apa Chaeng mau?"
"Mamam? Mau!!" Sahut Chaeng antuasis.
"Ayo ikut bersama Om" dengan santainya Haein mengambil Chaeng dari gendongan Jisoo dan membawa bocah itu keluar.
Jisoo bergegas menyimpan peralatannya dan dia ikut menyusul keduanya.
Seperti seorang ayah, Haein terus menatap Chaeng yang lagi makan itu dengan tatapan lembut.
"Sepertinya Oppa sudah siap untuk punya anak. Kapan Oppa mau menikah?" Tanya Jisoo.
Haein tersenyum tipis "Belum saatnya Jis. Aku belum menemukan wanita yang cocok"
"Terus Suzy? Kalian cocok loh"
"Aku sama dia hanya temanan. Lagian dia juga sudah punya tunangan"
"Aku doakan semoga suatu hari nanti Oppa menemukan wanita yang cocok untuk Oppa"
"Gimana kalau sama kamu saja?"
"M-maksud Oppa?"
"Ah, lupakan saja" dengan segera Haein mengalihkan pandangannya kepada Chaeng "Enak?"
"Enak" sahut Chaeng.
Haein menghapus sisa makanan disudut bibir Chaeng "Apa Chaeng mau ice cream?"
"Esh klim?" Ulang Chaeng. Dia beralih menatap Jisoo "Mom, apa boleh?"
Jisoo mengangguk membuatkan Chaeng berseru senang "Yeayy! Makatih Mommy!"
"Habiskan makanan kamu dulu ya" ujar Jisoo mengelus kepala Chaeng.
"Alleosso Mommy" sahut Chaeng.
*
*Setelah selesai menikmati makan siang, Jisoo memutuskan untuk membawa Chaeng pulang. Anaknya itu juga sudah kelihatan mengantuk.
Sejujurnya, hati Jisoo menghangat ketika melihat Chaeng yang akrab sama Haein. Dia bahagia karena Chaeng bisa merasakan kehadiran sosok seorang Ayah. Dia bersyukur karena mempunyai teman seperti Haein yang sanggup menjadi seperti sosok ayah kepada Chaeng.
"Eh, si gembul!!" Pekik Jennie ketika Chaeng memasuki mansion bersama Jisoo.
Jennie menghampiri Chaeng dan menggendong bocah itu "Tante kangen banget sama kamu!!" Ujarnya mengecup pipi gembul Chaeng berkali kali.
"Tante kenapa?" Bingung Chaeng.
"Kenapa? Chaeng tidak suka Tante peluk Chaeng?" Tanya Jennie membawa Chaeng keruang tamu dan mendudukkan Chaeng diatas pangkuannya.
"Jen, kamu sudah makan siang?" Tanya Jisoo.
"Sudah Kak" sahut Jennie. Dia beralih mencubit pipi gembul Chaeng "Nih pipi gembul banget si!!" Dikecupnya pipi Chaeng berkali kali.
"Kamu kenapa Jen? Tumben baik sama Chaeng?" Bingung Jisoo.
Jennie mendengus "Memangnya selama ini aku jahat huh?" Dumelnya.
"Maksud Kakak, kamu sering jahilin Chaeng tapi sekarang kenapa kamu malah baik sama Chaeng?" Tanya Jisoo. Dia memicingkan matanya dengan curiga "Kamu pms?" Tebaknya.
"Tuh tahu!" Sahut Jennie.
Ah, sekarang Jisoo mula mengerti. Sikap adeknya itu memang akan berubah ketika pms. Sepertinya saat ini mood Jennie lagi baik makanya dia tidak menjahili Chaeng.
"Tante, Chaeng ngantuk" ujar Chaeng mengucek matanya.
"Oh, ayo kita tidur siang" sahut Jennie "Kak, aku bawa Chaeng kekamar aku dulu ya. Kakak bisa melanjutkan urusan Kakak" lanjut Jennie membawa Chaeng kekamarnya tanpa mendengar sahutan dari Jisoo.
"Untung deh tupai sama kucing akur" gumam Jisoo berganjak kekamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya menjahit boneka sang anak.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Chu✅
FanfictionKisah Jisoo yang mengadopsi balita yang berusia 3 tahun di sebuah panti asuhan. Chaesoo📌 Family📌 Fanfiction📌