Gara gara ulah jahil Jennie, sang Kakak menjadi kewalahan. Sejak bangun dari tidur, Chaeng terus mengikuti Jisoo bahkan bocah itu tidak membiarkan Jisoo pergi ke perusahan.
"Chaeng, Mommy harus ke perusahan loh. Chaeng tinggal sama Tante Nini sebentar ya" bujuk Jisoo menyamakan tingginya dengan sang anak.
Chaeng menunduk sedih "Mommy mau pelgi bukan? Mommy tidak tayang tama Chaeng"
"Kata siapa? Mommy sayang banget sama Chaeng"
"Tante Nini yang bilang" jujur Chaeng "Tante Nini bilang kalau Mommy mau pelgi jauh dali Chaeng telus Mommy bakalan punya anak lagi. Nanti Mommy bakalan membelikan temua bitkut untuk anak balu Mommy itu" jelas Chaeng dengan polos.
Sekarang Jisoo sudah tahu alasan sang anak yang tidak membiarkan dirinya pergi "Eoh, jadi Chaeng takut Mommy tidak memberikan biskut untuk Chaeng lagi?"
Dengan polosnya Chaeng mengangguk "Nanti Chaeng tidak bita makan bitkut lagi"
"Jadi biskut lebih penting dari Mommy?" Tanya Jisoo pura pura ngambek.
"Mommy lebih penting. Kalau tidak ada Mommy, Chaeng tidak bita mendapatkan bitkut" sahut Chaeng membuatkan sang Mommy tersenyum getir.
"Chaeng tinggal sama Tante Nini ya. Mommy harus ke perusahan"
Chaeng menggeleng "Chaeng mau ikut tama Mommy" ujarnya memelas.
"Nanti Chaeng bosen loh"
"Tidak. Chaeng juga janji tidak akan nakal"
"Bawa saja deh Kak" timpal Jennie menghampiri mereka.
"Ini gara gara kamu nih!" Dumel Jisoo.
Jennie malah terkekeh kecil "Lagian nih bocah si gampang di kibulin"
"Namanya juga anak kecil Jennieta!!!" Sahut Jisoo kesal.
"Mommy, Chaeng mau ikut tama Mommy. Chaeng tidak mau tinggal tama Tante galak" sambar Chaeng.
"Hehh! Apa kamu bilang!?" Sahut Jennie yang tidak terima dipanggil galak.
"Lihat tuh Mom. Tante Nini tuka malah malah" adu Chaeng.
Jisoo menghela nafasnya dengan pasrah "Baiklah, kamu bisa ikut sama Mommy" putusnya membuatkan Chaeng terpekik senang.
"Dasar bocah, manja banget" cibir Jennie.
"Jen, ini juga gara gara kamu ya" tegur Jisoo.
"Loh, aku salah apa coba? Apa yang aku katakan itu benar bukan? Kak Ji mau adopsi anak yang lebih imut terus Chaeng bakalan ditinggal" sahut Jennie dengan memasang wajah tanpa dosanya.
"Mom, apa itu benal?" Tanya Chaeng yang sekarang sudah hampir menangis.
"Tidak Chaeng. Jangan dengarin omongan Tante Nini. Suka sesat orangnya!" Sahut Jisoo bergegas menggendong Chaeng dan membawanya pergi dari sana sebelum Jennie kembali menjahili Chaeng.
"Seru ya jahilin bocah. Kira kira, apa lagi cara yang perlu gue lakukan untuk jahilin tuh bocah hurm?" Gumam Jennie memikirkan rencana selanjutnya.
*
*Setelah memasuki perusahan dengan menggandeng tangan sang anak, Jisoo terus menjadi perhatian para karyawannya yang memang sudah kepo sama keberadaan Chaeng.
"Kak, tolong kumpulkan semua karyawan" pinta Jisoo pada sekertarisnya.
"Baiklah" sahut Irene yang langsung memanggil semua karyawan.
Kini, karyawan Jisoo sudah berkumpul didepan Jisoo dengan pandangan mereka yang tertuju kepada Chaeng.
Chaeng yang ditatap hanya bersembunyi dibelakang Jisoo. Tangan kirinya memegang hujung baju Jisoo dan tangan kanannya menggenggam biskut yang sudah tinggal sedikit.
"Kalian pasti penasaran sama anak ini. Baiklah, saya akan memperkenalkan mereka kepada kalian. Kenalkan, ini Kim Chaeyoung. Bisa dipanggil Chaeng. Dia anak saya" ujar Jisoo serius "Dan dia juga yang akan menjadi penerus perusahan ini dimasa depan" lanjutnya.
Semua karyawan Jisoo cukup kaget namun mereka hanya diam. Lagian mereka tidak ada hak untuk memberi apa apa komentar bukan? Mereka sudah lama bekerja bersama Jisoo jadi apa pun yang bisa membuatkan Jisoo bahagia, mereka juga akan ikutan bahagia.
"Hai Chaeng. Nama Tante Irene" sapa Irene berjongkok didepan Chaeng.
Chaeng menatap Irene dengan polos "Heheh Tante Ilene cantik" pujinya.
"Terima kasih sayang" gara gara gemes, Irene langsung mengecup pipi gembul Chaeng.
"Mommy, Chaeng ditium tama Tante cantik loh" pekik Chaeng antuasis membuatkan beberapa karyawan terkekeh kecil.
"Terus Mommy tidak cantik?" Tanya Jisoo pura pura ngambek.
"Mommy cantik kok. Chaeng tuka!" Sahut Chaeng
"Pasti ada maunya bukan?" Tanya Jisoo.
Chaeng menampilkan cengirannya "Mau bitkut lagi Mom" pintanya polos.
"Tidak boleh, Chaeng sudah makan banyak" ujar Jisoo berniat menjahili sang anak.
"Ya tudah. Chaeng mau tinggal tama Tante Ilene saja" sahut Chaeng beralih menatap Irene "Tante Ilene punya bitkut?" Polosnya.
"Ouh, Tante punya banyak biskut loh" sahut Irene.
"Holey!! Chaeng mau tinggal tama Tante Ilene!!" Pekik Chaeng.
Jisoo melotot "Heh, jangan ngadi ngadi Chaeng" dia bergegas menggendong Chaeng sebelum anaknya itu benar benar ingin tinggal bersama Irene "Chaeng anak Mommy, harus tinggal sama Mommy!" Ujarnya posesif.
Dia beralih menatap semua karyawannya "Maaf karena sudah mengganggu waktu kalian. Kalian bisa lanjut kerja" ujarnya sebelum berganjak membawa Chaeng memasuki ruangannya.
"Mommy malah?" Tanya Chaeng setelah Jisoo mendudukkannya diatas sofa "Chaeng hanya becanda. Chaeng mau tama Mommy kok" lanjutnya.
"Iya, Mommy marah sama Chaeng!" Sahut Jisoo.
Chaeng menunduk "Mianhe Mommy" lirihnya yang hampir menangis.
Jisoo bergegas ikut duduk disamping Chaeng dan mendudukkan Chaeng diatas pangkuannya "Mommy juga hanya bercanda sayang. Tidak mungkin Mommy marah sama anak gembul Mommy ini" ujarnya mengecup pipi Chaeng.
Chaeng sontak tersenyum dan melingkarkan tangannya dileher Jisoo "Lope you Mommy"
"I love you more Chaeng"
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Chu✅
FanfictionKisah Jisoo yang mengadopsi balita yang berusia 3 tahun di sebuah panti asuhan. Chaesoo📌 Family📌 Fanfiction📌