Jennie malah tertawa "Kamu tidak sadar kalau pipi kamu memang sudah gede? Kamu seperti tupai albino"
"Tupai abino?" Polos Chaeng.
Jennie mengambil ponselnya "Nih, lihat. Sama seperti kamu"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidak tama!" Bantah Chaeng.
"Itu sama loh" ujar Jennie.
"Tidak!"
"Sama!"
"Tidak!!"
"Sama Chaeng"
"Pokoknya tidak tama! Pipi Chaeng tidak gendut!"
"Ihh, kamu tuh harus sadar kalau pipi kamu gendut. Badan kamu juga gendut tuh. Mommy Chu sudah capek gendong kamu makanya dia mau mengadopsi anak yang lain"
Chaeng mendunduk "Chaeng gendut?" Ulangnya "Jadi Mommy mau punya anak balu? Mommy tidak tayang tama Chaeng lagi?"
"Iya. Mommy Chu sudah menyiapkan berkas untuk mengadopsi anak yang lain. Nanti Chaeng bakalan kembali ke panti asuhan karena Mommy Chu tidak mau menjaga Chaeng lagi" sahut Jennie pura pura serius.
"Ehh, mau kemana?" Tanya Jennie ketika Chaeng berusaha turun dari kasur.
"Ketemu Mommy. Tante Nini jahat!" Sahut Chaeng yang sudah berjaya turun dari kasur.
Dengan langkah kecilnya, dia berganjak keluar dari kamar Jennie untuk mencari keberadaan sang Mommy.
Chaeng langsung berjalan memasuki ruang kerja Jisoo yang berada disamping kamar sang Mommy "Mommy" panggilnya menunduk sedih.
"Chaeng? Kenapa?" Tanya Jisoo namun sang anak hanya menggeleng "Sini, tatap Mommy" dia mengangkat wajah Chaeng agar menatapnya "Chaeng kenapa!?" Kagetnya ketika menyadari sang anak mengeluarkan air mata.
"Hiks apa Chaeng gendut?" Tanya Chaeng sedih.
"Chaeng tidak gendut sayang" sahut Jisoo.
"Hiks tapi tadi Tante Nini bilang Chaeng gendut telus Mommy tidak mau menggendong Chaeng lagi. Hiks Mommy juga bakalan punya anak balu telus Chaeng bakalan dikembalikan ke panti" ujar Chaeng sesenggukan.
"Astaga Jennie" gumam Jisoo kesal sama sang adek. Tidak seharusnya dia berfikir kalau adek dan anaknya itu bakalan akur.
"Tante Nini hanya bercanda. Chaeng jangan percaya sama omongan dia. Mommy tidak mungkin mengembalikan Chaeng ke panti. Chaeng juga tidak gendut kok. Mommy suka menggendong Chaeng" ujar Jisoo menghapus air mata sang anak.
"Benalan?" Tanya Chaeng dengan mata sembabnya.
Jisoo mengangkat Chaeng dan mendudukkan bocah itu diatas pangkuannya "Benaran Chaeng" sahut Jisoo mengecup kedua mata sembab sang anak.
"Mommy lagi bikin apa?" Tanya Chaeng menatap ruang kerja Jisoo.
"Tada!! Ini untuk Chaeng" Jisoo memberikan boneka yang sudah selesai dijahit untuk Chaeng "Ini memang tidak sama seperti boneka tupai Chaeng tapi Mommy harap Chaeng suka. Ini Mommy sendiri yang menjahitnya loh"
"Woahh, ini cantik Mom. Chaeng tuka! Makatih Mom" Chaeng beralih mengecup pipi Jisoo. Dia memang suka sama boneka pemberian dari sang Mommy.
"Baguslah kalau kamu suka" ujar Jisoo tersenyum haru karena sang anak menyukai boneka pemberiannya.
"Chaeng mau tunjukin boneka ini tama Tante Nini" bocah itu turun dari pangkuan Jisoo dan berlari kekamar Jennie.
"Tante Nini!!" Panggilnya.
"Waeyo gembul?" Sahut Jennie yang rebahan diatas kasurnya.
"Mommy bikin boneka buat Chaeng. Mommy tayang tama Chaeng! Omongan Tante Nini tadi bohong!" Ujar Chaeng.
Jennie menatap boneka itu dan tersenyum tipis. Dia merasa sedikit lega si karena Chaeng sudah punya boneka pengganti untuk menggantikan boneka tupainya yang sudah dibuang itu.
"Boneka itu jelek. Tante buang ya" sepertinya Jennie belum kapok untuk menjahili ponakannya itu.
Chaeng sontak menyembunyikan boneka itu dibelakangnya "Tidak boleh! Ini dali Mommy. Kalau Tante Nini buang, Chaeng juga akan buang balang balang Tante Nini!" Dia membalikkan badannya dan bergegas berlari pergi dari sana.
"Buset, nih bocah sudah pinter mengancam. Impressive!" Gumam Jennie tercengo.
* *
Chaeng terus melompat lompat dengan boneka tupai yang ada dipelukannya itu. Dia begitu bahagia saat ini.
Ding dong~
Dahinya mengernyit ketika mendengar bel mansion "Mommy, ada tamu!!" Teriaknya.