4

218 20 0
                                    

''Are you sure you've enough, dear?'' tanya Johnny serius sambil menunjukkan dua paperbag di tangannya sedangkan tangan yang satu lagi melingkar posesif di pinggang kekasihnya.









Ayolah...bukan bermaksud sombong. Dia bisa membelikan lebih banyak barang lagi untuk Jisu mengingat sangat jarang gadis itu mau diajak keluar untuk belanja keperluannya.



Johnny memang selalu siap meluangkan waktu untuk mengantar Jisu kemanapun dia mau dan kapanpun dia butuh. Sayangnya gadis itu sekarang sudah jauh lebih dewasa dan lebih suka menyambutnya dirumah seperti seorang istri yang baik daripada menghabiskan uangnya seperti gadis lain yang berusaha mendekatinya.







Bukannya dia tak senang, dia malah sangat senang. Jisu jadi makin sering memasak masakan enak untuknya dan melayaninya dengan baik dirumah. Poin plus lagi yang membuatnya makin tak mau jauh dari kekasihnya itu. Bahkan untuk keperluan pernikahan nanti, Jisu menurut saja apa yang dikatakan calon mertuanya.



Ya meskipun pilihan mertuanya yang kini sudah menerimanya itu bukan tipenya sekali. Segalanya dibuat mewah oleh mertuanya itu,berbanding terbalik dengan kepribadian Jisu yang sederhana. Bahkan kini jauh lebih sederhana dari saat pertama kali Johnny mengenalnya.

Kalau kata Jisu, ''yang penting mama suka dan senang''.



Hah... Johnny semakin kagum saja dengan perubahan kekasihnya itu. Karena dulu Jisu yang sederhana tapi keras kepala sekali dan sulit untuk diatur. Bahkan untuk mengalah saja sangat sulit. Tapi perubahan inilah yang akhirnya membuat kedua orang tuanya yang mengalah dan menerima hubungan mereka dengan sangat baik sekarang.






''One hundred percents! Thank you for your treat...'' ucap Jisu diakhiri dengan kecupan di pipi kekasihnya yang membuat Johnny tertawa pelan. Padahal bukan barang mahal yang dibelinya. Hanya beberapa keperluan bulanan wanita.




Menggemaskan. Selalu saja itu yang membuatnya luluh pada kekasihnya itu. Sekali lagi, itu adalah perubahan Jisu yang membuatnya betah setiap hari memandangi kekasihnya. Semakin murah senyum, tawa dan lembut. Gadis itu kini benar-benar menguasai seluruh hati dan pikirannya.






Johnny menghentikan langkahnya lalu menarik tubuh Jisu supaya berdiri berhadapan dengannya. Menahan pinggang gadis itu supaya tak berjarak diantara mereka. Jisu yang mendapat perlakuan tiba-tiba itu tentu kaget dan jadi menatap mata Johnny secara refleks. Nampak dihadapannya pria tinggi itu tersenyum dan menatapnya lembut penuh kasih sayang.




''Berhenti membuatku selalu dan selalu jatuh cinta padamu untuk yang kesekian kalinya. Bisa?'' bisik Johnny gemas seakan abai dengan keramaian disekitar mereka. Jisu yang mendengar itu sedikit merasa malu hingga semburat merah muncul di pipi dan telinganya.






''Emm...kak... Ada banyak orang...malu...'' bisik nya sambil menahan tangannya yang berada di dada Johnny. Meskipun jantungnya berdetak cepat, tapi Jisu berusaha setenang mungkin supaya tak sampai membuat kekasihnya itu makin besar kepala nanti.







Johnny yang melihat wajah malu Lia kembali tertawa pelan lalu memberi satu kecupan di keningnya. Jika saja mereka dirumah, dia pasti sudah akan membanting Jisu ke atas ranjang dan memeluknya erat dibawah selimut sekarang. Sepertinya itu ide bagus. Dia tak akan kembali ke kantor setelah ini. Menikmati waktu bersama kekasihnya lebih menarik.







''Ayo kita pulang...''






''Hhmmm?? Kakak gak kerja?''










''Kerja... Dirumah nanti...''



















.
.
.













Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
She  || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang