26

101 12 0
                                    

Seulgi yang tengah memeriksa beberapa catatan kesehatan pasiennya mendadak menoleh dan mengerutkan alis saat pintu ruangannya diketuk. Seingatnya dia tak memiliki janji dengan siapapun dan tak ada tugas apapun karena ini sudah mendekati jam pulangnya.








''Masuk...!''










Matanya mengawasi pergerakan gagang pintu dan tatapan penasaran + waspada itu berubah menjadi tatapan bingung dan kaget setelah melihat siapa yang muncul dibalik pintu.














































''Jaemin?''










Pemuda yang disebut namanya itu tersenyum sambil menutup pintu ruang kerja Seulgi.







''Apa aku menganggu,kak?'' tanya Jaemin sopan. Ya, dia memang kenal baik dengan Seulgi. Bagaimanapun Seulgi selain sahabat kakaknya, dia juga salah satu dokter kepercayaan keluarga Jung.








''Tidak. Tenang saja. Aku hanya kaget kau datang mendadak. Silahkan duduk...'' ucap Seulgi mempersilahkan. Dia pikir Jaemin pasti ada keluhan sehingga mendatanginya mendadak seperti ini.






Jaemin pun dengan senang hati duduk setelah dipersilahkan dan tersenyum ke arah Seulgi yang bersiap dengan pulpen dan buku catatannya bersiap mencatat keluhan Jaemin.








''Jadi, ada yang bisa aku bantu, Jae?'' tanya Seulgi sambil merapikan posisi kaca matanya dan melirik ke arah Jaemin.







Hening sesaat, ketika Jaemin nampak menimbang-nimbang apa yang ingin dia katakan. Seulgi sedikit mengerutkan alisnya mencoba menebak isi fikiran pemuda itu. Meski tak pernah berucap, dia sedikit mewaspadai Jaemin. Pemuda itu memiliki pola pikir yang sulit ditebak.













Contohnya dulu Jaemin yang diketahui pendiam dan tenang oleh semua orang ternyata adalah orang yang memukuli Jaehyun hingga pria itu setengah sadar setelah kematian Lia.







Yaps...! Jaemin mengamuk! Padahal hari itu Seulgi juga datang ke pemakaman Lia sebagai teman dan dan dokter yang mengenal Lia. Saat itu dia pikir Jaemin hanya sekedar sedih, namun wajahnya nampak tenang. Bahkan dia ikut membantu petugas untuk menguburkan peti milik Lia dan menenangkan ibu Lia.








Nyatanya keesokan harinya Jaehyun datang diantar Doyoung dalam keadaan babak belur yang bahkan membuat dirinya sendiri meringis melihatnya. Jaemin benar-benar meluapkan emosinya pada Jaehyun.








Entah apa sebenarnya isi hati pemuda itu, tak ada yang tahu. Setahu yang lain, Jaemin bersahabat dengan Lia sama seperti Jeno.








Sempat terfikir apakah Jaemin mencintai Lia? Tapi Jaemin tak pernah menunjukkan wajah cemburu jika Lia bercanda dengan pemuda lain menurut Doyoung. Jaemin protektif pada Lia, tapi sepertinya bukan karena cinta.




Jaemin menekan jemari hingga buku-buku jarinya berbunyi membuat Seulgi makin memicingkan matanya.




















''Hhmmm... Kak Seulgi... Aku ingin melakukan tes DNA...''




















''Sudah aku katakan...''

























.
.
.




















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















.
.
.











She  || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang