16

108 19 0
                                    

''Kenapa kau belum mulai makan, Jisu?'' tanya Jaehyun yang baru saja tiba di meja.




Melihat semuanya sudah mulai makan kecuali gadis itu membuatnya iseng bertanya. Setidaknya juga, sedikit percakapan kecil supaya tak membuat semuanya canggung seketika. Meskipun jika Jisu adalah Lia, semuanya akan tetap menjadi canggung.










''Aku menunggu kak Johnny dulu, tuan...'' jawab Jisu tersenyum manis.






Senyumnya memang selalu manis













Jaehyun mengangguk tanpa menyadari Semua temannya melirik ke arahnya sekarang. Tentu semuanya merasa sedikit kasihan pada Jaehyun. Bukan rahasia umum lagi diantara mereka kalau Jaehyun menyesal hari itu. Hari dimana mereka berdiri disebelah peti Lia dan melihat putri tidur itu untuk yang terakhir kalinya.












Saat itu wajah Jaehyun mungkin nampak hanya sedikit sedih.











Namun setelah acara pemakaman, Jaehyun pergi dan mengamuk. Melampiaskan semua penyesalannya dan kebenciannya pada diri sendiri. Berteriak tak jelas di pinggir tebing yang hanya bisa disaksikan oleh teman-temannya. Ya, mereka bisa apa. Semua sudah terjadi. Yang mereka lakukan hanya memastikan Jaehyun tak sampai melompat dari tebing itu. Mengingat masih ada tanggung jawabnya atas janin di kandungan Rose.














''Sayang...''









Jisu menoleh lalu tersenyum saat mendengar suara bersamaan dengan tepukan pelan di bahunya. Siapa lagi kalau bukan Johnny. Pria itu baru datang dari toilet lalu duduk disebelah kekasihnya lagi. Melihat Jaehyun, Johnny langsung merogoh sakunya dan memberikan dompet milik Jaehyun yang dia temukan tadi membuat si pemilik kaget.








''Dompetku.. Bagaimana bisa?''









''Aku menemukannya di dekat wastafel. Beruntung aku yang menemukannya bukan orang lain. Lain kali hati-hati lagi...'' ucap Johnny tersenyum yang diangguki oleh Jaehyun.








''Terimakasih...'' ucap Jaehyun sambil segera memasukkan dompetnya kedalam sakunya.








Johnny Melihat makanannya dan milik Jisu yang masih utuh membuatnya tersenyum. Dia tahu pasti kekasihnya selalu menunggunya untuk makan bersama.








''Ayo makan...''








Jisu mengangguk lalu makan bersamaan dengan Johnny. Semua itu tak lepas dari lirikan Jaehyun.






Sungguh semua mengingatkannya pada Lia. Tingkah dan bagaimana perhatian kecil Jisu pada Johnny. Dulu dia pernah merasakan di posisi itu sebentar. Iya, sebentar. Sebelum akhirnya dia bertemu Rose dan mulai mengabaikan Lia.










''Penyesalan itu memang datang terlambat. Bahkan untukku itu terlalu terlambat karena Tuhan lebih dulu membawanya pergi...''


















.
.
.















She  || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang