27

96 17 0
                                    

Johnny baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Seperti biasanya, Lia sudah menunggu. Duduk di sisi ranjang dengan handuk kecil lalu Johnny duduk di lantai membiarkan Lia mengeringkan rambutnya sembari dia bersender diantara kaki kekasihnya itu.





''Apa yang kakak bicarakan tadi dengan papa?''








''Bukan hal penting...'' jawab Johnny santai sambil sesekali mengusap kaki Lia yang bak kaki barbie. Mulus seperti porselen.








''Bohong! Kalau bukan hal penting, tak mungkin papa menatapku dengan cara yang berbeda tadi...'' ucap Lia yang membuat Johnny ingin sekali mengumpati papanya itu sekarang. Ya, pria tua itu memang sangat sulit menutupi ekspresi wajahnya.








''Hanya mengenai kejadian kemarin. Bukan hal yang penting. Kau tahu kan, aku tak bisa berbohong dari papa? Dia juga mengkhawatirkan mu, sayang...'' ucap Johnny sambil menengadah supaya bisa melihat wajah Lia.







''Jadi...papa sudah tahu siapa aku sebenarnya?'' tanya Lia kaget hingga tangannya berhenti menggosokkan handuk di kepala Johnny. Tentu dia khawatir. Bagaimana jika calon mertuanya itu berpikir kalau dia pembohong selama ini?



Johnny yang memahami kekhawatiran Lia langsung bangkit dan duduk di sebelah kekasihnya itu. Mengangkat Lia dengan mudah hingga duduk dipangkuannya.






''Kau tak perlu khawatir. Meskipun dia tak pandai berakting, tapi dia memang sangat sensitif. Di sudah curiga sejak awal kalau kau bukan Jisu hanya saja dia tak ambil pusing mengingat kau menjagaku dengan baik. Papa tak marah, dia malah khawatir akan keselamatan dan kenyamanan mu mengingat Jaehyun pasti tak akan menyerah dengan mudah...'' ucap Johnny sambil memberi usapan pelan di rambut Lia membuat Lia merasa lebih tenang.








''Lalu,mama?''









''Papa akan menjelaskannya perlahan pada mama. Aku yakin mama dan yang lain akan memahaminya. Jangan khawatir. Hhmmm....?'' ucap Johnny diakhiri dengan kecupan di leher putih kekasihnya itu. Tempat dimana ia bisa mencium aroma khas tubuh Lia.











''Kapan semua akan selesai?'' lirihnya yang membuat Johnny menoleh padanya.









Dia bisa melihat wajah sedih dan lelah dari kekasihnya itu. Sepertinya Lia benar-benar sudah muak dengan Jaehyun dan tak tertarik lagi berurusan dengan pria Jung itu. Tentu saja tidak. Siapa juga yang tertarik lagi pada mantan yang sudah berani berselingkuh dengan kakaknya sendiri?








''Segera sayang...''











Tapi...













''Apa alasan Jisu melakukan bunuh diri?''


















.
.
.















Johnny memasuki sebuah club dan segera menuju ruang VVIP dimana dia sudah berjanji bertemu dengan Lucas. Pria itu mengatakan bahwa dia punya berita bagus dan menarik. Seorang narasumber yang bisa Johnny tanyakan mengenai kematian Jisu.
















Setelah masuk, Johnny melihat Lucas tengah duduk dengan seorang pemuda berkulit tan yang belum pernah ditemukan olehnya.








''Hai John...! Akhirnya kau datang juga. Perkenalkan, dia Donghyuck. Narasumber mu...'' ucap Lucas yang tentu saja membuat kedua orang itu kini saling bertatapan.











''Kau tahu...''












''Aku bahkan melihatnya dengan mata kepalaku sendiri...''



























Flashback...








Donghyuck seperti biasa tengah iseng berkeliling menggunakan papan skate nya. Sekalian melatih kemampuannya di jalan karena bosan jika harus berlatih di arena saja.








Namun kayuhan kakinya terhenti tatkala melihat seorang gadis yang tak asing baginya tengah memasuki area gedung tua yang mangkrak di sudut kota yang sepi itu.









''Bukankah itu Lia? Untuk apa sore seperti ini dia datang kesana?''









Tanpa pikir panjang dan didorong rasa penasaran, Donghyuck akhirnya memutuskan mengikuti secara diam-diam langkah kaki Lia alias Jisu yang menaiki bangunan tersebut hingga di lantai atas. Cukup kaget, dia melihat seorang wanita lain disana membuatnya segera mencari tempat titik buta untuk bersembunyi selagi melihat apa yang akan terjadi.












Matanya membulat saat melihat pertengkaran dua orang yang mengaku sebagai saudara itu hingga dia melihat Lia atau Jisu di dorong dari atas sana membuatnya otomatis berteriak.












''Lia....!!''












Tentu saja teriakannya itu membuat wanita yang tak lain adalah Rose menoleh kaget ke arahnya. Ketahuan, Donghyuck langsung melarikan diri yang tentu saja dikejar oleh Rose.



















Donghyuck adalah saksi mata kejadian hari itu.









Dengan papan skatenya Donghyuck berusaha kabur secepat mungkin. Namun naas, kecepatannya kalah dengan kecepatan mobil yang dikendarai Rose hingga tubuhnya ditabrak dan terbaring di tengah jalan.









Dia bisa mencium bau anyir darahnya sendiri dan melihat papan skate yang berada tak jauh di depan matanya.












''Apa aku dan Lia akan mati hari ini?''














Flashback end....
























.
.
.





















She  || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang