34

120 14 0
                                    

Flashback...

''Mereka harus dipisahkan. Jika mereka bersama, maka akan menjadi kehancuran untuk anakmu yang lain dan bisa mempermalukan nama baik keluargamu...''





























Rose berjalan keluar rumah ber arsitektur jadul itu dengan wajah kesal. Ya, kesal. Kesal karena permintaannya ditolak mentah-mentah oleh nenek tua yang selama ini menjadi kepercayaannya untuk meramal dan melakukan sesuatu dengan cara yang gelap.






''Membunuhnya, tak akan menyelesaikan masalah. Kebahagiaan yang akan kau dapatkan hanya sekejap dan semua akan menghancurkan dirimu sehancur-hancurnya. Jadi urungkan niatmu itu,nak...''







Rose benci ucapan itu. Tentu saja dengan kematian Lia, dia bisa mendapatkan Jaehyun sepenuhnya. Karena jika Lia masih hidup, hati Jaehyun tak akan pernah bisa sepenuhnya menjadi miliknya.








''Baiklah, jika tak ada yang mau membantu, aku akan melakukannya dengan caraku sendiri...''
























.
.
.








































Jaehyun dan yang lain melihat bagaimana Rose dibawa memasuki mobil polisi dengan tangisnya. Jaemin menoleh pada pemuda berkulit tan yang nampak tersenyum lega karena balas dendamnya terbalaskan juga.




Ya, dendam dimana dia harus mengalami kritis hingga setelah sadar harus melarikan diri karena masih menjadi incaran Rose. Untung saja selama dia tak sadarkan diri, keluarganya selalu menjaganya dengan baik hingga tak ada kesempatan menyentuhnya selama dia di rumah sakit.








Siwon memijat pelan pelan pelipisnya yang terasa pening. Padahal rasanya baru kemarin kebahagiaan datang dan banyak rencana keluarga lain yang akan dia siapkan. Namun malah masalah sebesar ini yang menimpa mereka.

Entah apa yang terjadi beberapa jam sebelumnya selama dia meninggalkan empat orang itu di taman belakang sampai menantunya mengakui sebagai pembunuh Jisu yang dia kira Lia dengan Donghyuck sebagai saksi hidupnya. Bahkan Rose juga sempat hampir melenyapkan Donghyuck juga.







Satu hal yang dia ketahui, bahkan setelah terpisah dan hanya berjuang sendiri pun, kedua putrinya masih saling melindungi satu sama lain. Bahkan putrinya yang mendapat nasib paling buruk dengan hidup di panti asuhan masih bersedia mengorbankan dirinya untuk menjaga saudarinya.







''Maafkan papa... Seharusnya kamu masih hidup dan menikmati masa remaja bersama saudari dan kakak-kakakmu, Jisu. Kau Benar-benar menjadi malaikat untuk saudarimu...''









''Kau sudah menghubungi mertuamu, Jaehyun?'' tanya Siwon sambil melirik ke arah putranya itu.




''Sudah pa. Mereka juga akan menghubungi Jihoon untuk kembali dari Canada...''






Siwon mengangguk pelan dan menoleh pada Donghyuck.




''Mau masuk dulu,nak?'' tawar Siwon yang membuat Donghyuck menoleh.



''Tak perlu, paman. Aku harus langsung ke kantor polisi untuk memberi kesaksian. Mungkin lain kali, aku ingin melihat keadaan Lia jika paman mengizinkan...'' ucap Donghyuck sopan.




''Tentu saja kau boleh menemuinya. Lia pasti akan sangat senang ada yang menjenguknya...'' jawab Siwon ramah.




''Iya sudah, saya permisi pamit dulu paman, kak, Jaemin...''





''Iya...hati-hati di jalan,ya...'' ucap Siwon dibarengi dengan anggukan yang lain.






Donghyuck nampak menoleh ke jendela lantai atas yang tirai nya terbuka dimana sebelumnya dia sempat melihat Crystal mengintip karena sedang menjaga Lia yang sedang tak sadarkan diri.







''Aku tak akan memaksakan takdir apapun padamu, Lia. Yang aku mau adalah kau bahagia. Tuhan memberiku kesempatan sekali lagi, maka aku akan berusaha lebih baik lagi untuk menjagamu...''







''Dari jauh....''










Donghyuck menaiki motor besarnya lalu pergi dari mansion keluarga Jung itu menuju kantor polisi untuk melanjutkan tugasnya memberi kesaksian.








''Aku duluan. Aku ingin melihat keadaan Lia...'' ucap Jaemin mendahului masuk kedalam mansion membuat Jaehyun dan Siwon menoleh.







Siwon menepuk bahu Jaehyun lalu merangkulnya untuk bersama kembali masuk kedalam mansion menyusul Jaemin.








''Pa...''







''Papa tahu...ini bukan hal yang mudah, Jae. Tapi tugasmu akan bertambah sekarang menjadi orang tua tunggal untuk Jaeden. Tenang saja, kami pasti akan membantumu. Hhmmm...''




Ucapan Siwon membuat Jaehyun tersenyum juga. Sebenarnya, dia merasa bersalah sekali disini. Dialah penyebab semuanya. Andai hari itu dia tak tergoda dengan Rose, maka Rose tak akan memiliki ambisius yang tinggi untuk memilikinya. Bahkan sampai mengorbankan satu nyawa yang sayangnya adalah adiknya sendiri.






Tapi jika itu tak terjadi, maka kemungkinan pernikahan incest antara dirinya dan Lia pasti akan terjadi. Entah ini keberuntungan atau kesialan baginya. Memang, takdir selalu membawa hal baik dan buruknya sendiri.













~    ''Kesempatanmu hanya untuk melihat, bukan untuk memiliki Lia lagi...''    ~





















.
.
.














She  || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang