She || End

24

Johnny dan Lia baru keluar dari mobil sambil membawa beberapa paperbag yang akan Lia berikan pada calon mertuanya. Ya, Mereka sedang berada di mansion keluarga Johnny karena permintaan Sunny, mama Johnny.

Melihat banyak mobil asing di halaman, sepertinya Johnny sudah bisa menebak apa tujuan mamanya meminta Lia datang. Dengan lembut, Johnny merangkul pinggang Lia dan membawanya masuk kedalam mansion.

''Kami datang...''

Benar saja dugaan Johnny, mamanya sedang berkumpul bersama geng nya sekarang. Mendengar suara Lia membuat mereka yang duduk di ruang tamu seketika menoleh dan tersenyum.

''Kalian sudah datang rupanya...'' sapa Sunny semangat bangkit menghampiri Johnny dan Lia.

''Wah... Menantu mu manis sekali, Sunny. Benar-benar sangat mengimbangi putramu yang nampak tegas itu...'' puji salah satu teman Sunny yang membuat Sunny makin bangga saja pada calon menantunya. Ya, memang tak salah rencananya ingin memamerkan Lia disana.

''Bukan hanya manis. Dia juga pintar dalam banyak hal. Iya kan sayang?'' ucap Sunny sambil merangkul Lia dan mengusap kepalanya membuat Lia malu sendiri sedangkan Johnny juga ikut tersenyum.

''Ini mah, tadi aku memasak kue untuk mama...'' ucap Lia malu yang tentu saja membuat Sunny makin senang.

''Terimakasih, sayang. Kalian lihat? Ah, kalian harus mencicipi kue buatan menantuku ini supaya lebih jelas. Ayo sayang ikut duduk disana... '' ajak Sunny membuat Lia menoleh pada Johnny.

Setelah mendapat persetujuan dari Johnny, barulah Lia ikut dengan Sunny berkumpul bersama para ibu-ibu itu sementara Johnny pamit untuk menemui papanya.

Johnny masuk kedalam perpustakaan dimana biasanya memang menjadi tempat papanya menghabiskan waktu. Mendengar suara ketukan sepatu membuat pria bernama Seo Yunho memalingkan tatapannya dari buku tebal di tangannya itu.

''Pa...''

''Sudah aku duga. Kau tak akan melepaskan calon istrimu sendiri kemari...'' ucap Yunho yang malah terdengar seakan mengejek kebucinan putranya itu.

Johnny yang mendengar itupun hanya bisa tertawa kikuk lalu duduk dihadapan papanya.

''Ada masalah apa?''

''Tak ada...''

Yunho memicingkan matanya penuh selidik pada putranya itu. Ya, meskipun dia dulu sibuk dan jarang dirumah, tapi Yunho tetaplah menjadi ayah yang baik untuk Johnny. Dia sendiri yang mendidik Johnny langsung dengan tangannya tanpa kekerasan tentunya. Itu sebabnya dia seperti tahu jika ada keanehan pada Johnny.

''Tak mungkin tanpa alasan kau meminta pernikahan itu dimajukan...''

''Aku hanya ingin...''

''Jika alasannya adalah kau tak bisa menahan dirimu lagi, aku tak mempercayai itu. Katakan. Atau aku akan mempersulit-''

''Hahh...! Iya...iya...''

Akhirnya Johnny mengalah juga pada Yunho dan menceritakan segalanya. Daripada pernikahannya tak mau dimajukan dan terburuknya malah dibatalkan,kan?

Johnny menceritakannya secara rinci dan jelas untuk Yunho hingga membuat pria itu mengangguk paham dimana letak masalahnya dan berusaha berpikir juga untuk mencari jalan keluarnya.

''Cari keluarganya dan dapatkan hati mereka sama seperti yang dilakukan Lia. Maka kau akan menang dari berbagai sisi, John...''

.
.
.