30

115 15 0
                                    

Flashback Donghyuck










''Kenapa? Kenapa kalian mengganggunya?!''








''Itu karena dia berbeda! Kau lihat kulitnya? Gelap dan nampak kotor! Kami tak mau bermain dengannya!'' jawab seorang anak berbadan gempal. Membuat anak yang tadi tengah mereka rundung itu menunduk sedih.





''Cih! Yaaakk...! Yang berkulit putih pun belum tentu mau berteman denganmu! Kau lihat kulitku? Jauh lebih putih darimu! Tapi aku tak pernah membeda-bedakan orang seburuk dirimu. Apa kau tak malu?!''

Ucapan gadis kecil itu membuat yang lain geram mendengarnya.

''Berani sekali kau melawan ka-''






''Yyaaakkk...! Apa yang mau kalian lakukan pada adikku?!''







Suara menggelegar itu langsung membuat semua menoleh ke sumber suara. Lia, gadis kecil itu langsung tersenyum cerah melihat siapa yang datang.







''Kak Jihoon...!'' serunya dan anak laki-laki yang dipanggil itupun berlari mendekat. Termasuk tinggi jika dibandingkan dengan anak seusianya.







''Kau tak apa, Lia?'' tanya Jihoon sambil mengecek tubuh adiknya.






''Tak apa kak. Tapi lihat! Mereka menganggu kakak ini. Mereka jahat kak!'' ucap Lia yang membuat Jihoon menoleh pada anak yang tengah duduk di tanah lalu beralih pada empat anak yang berdiri di depannya.









''Kalian hanya anak-anak nakal yang bodoh disekolah! Berani sekali Kalian menganggu anak lain! Aku akan memberi tahu pak guru besok supaya orang tua kalian dipanggil kesekolah!'' seru Jihoon yang tentu saja membuat empat anak itu takut.







Jihoon, anak kedua dari keluarga Kwon. 2 tahun lebih tua dari Lia. Terlahir sangat pintar dan tegas. Dia bahkan dia menjadi ketua kelas padahal usianya termasuk yang paling muda pada angkatannya.










''Dasar tukang mengadu!''






Keempat anak itupun pergi dari sana dan Lia segera membantu anak tadi berdiri. Menepuk-nepuk bajunya yang sedikit kotor karena tanah.






''Kakak tak apa? Apa ada yang terluka?'' tanya Lia yang dijawab gelengan oleh anak itu.








''Lain kali, jangan berada di dekat mereka. Cari saja teman yang mau bermain denganmu. Seperti kita contohnya...'' ucap Jihoon yang membuat anak itu menoleh.








''Terimakasih... Aku mau pulang dulu...''







''Hhmmm? Mau kami antar?'' tawar Jihoon yang dijawab gelengan oleh anak itu.









''Oh iya, siapa namamu?''











''Dong-Donghyuck...''








''Donghyuck? Perkenalkan. Namaku Jihoon dan si manis ini adalah Lia, adikku...''









Donghyuck menoleh pada Lia yang mendapat senyuman manis dari gadis berpipi gembil with membuat Donghyuck ikut tersenyum juga.









''Kakak jangan dengar apa kata mereka tadi,ya! Kakak itu tampan. Mereka yang jelek...!''



















.
.
.




















Donghyuck melihat dari jauh bagaimana Lia tengah tertawa bersama dua sahabatnya,  Jeno dan Jaemin.








Sejak Jihoon megikuti program pertukaran pelajar keluar negeri, Lia memang lebih sering terlihat dengan Jaemin dan Jeno. Dua teman kakaknya.






Donghyuck? Meski ingin, dia tak pernah memiliki keberanian untuk muncul dihadapan Lia langsung. Meskipun beberapa hari yang lalu dia pernah tanpa sengaja berpapasan dengan Lia lagi, tapi nampaknya Lia tak mengingat pertemuan mereka sebelumnya.







Jadilah sekarang Donghyuck selalu mengawasi Lia dari jauh. Itu cukup untuknya. Melihat tawa dan senyum gadis itu merupakan kebahagiaan juga untuknya.







Lia sudah mengambil hatinya sejak awal pertemuan mereka. Hingga saat ini, hanya nama gadis itu yang ada di hati dan pikirannya.









Meskipun dia tahu kalau Lia sudah memiliki kekasih. Bukan Jaemin ataupun Jeno. Melainkan kakak Jaemin. Pemuda tampan yang digadang-gadang sebagai penerus perusahaan keluarga Jung.








Jadi, apalah artinya dia dibanding Jaehyun yang punya segalanya? Meskipun faktanya dia tahu Lia adalah gadis yang rendah hati dan tak pernah melihat orang dari luar saja. Kalau iya, Lia tak mungkin akan dicintai banyak orang.








Gadis itu tulus. Berteman dengan orang-orang yang memiliki hati baik. Dia akan sangat tidak suka pada anak-anak yang sombong dan angkuh hanya karena status sosial saja. Dia bahkan tak segan melawan mereka untuk membela yang benar.








Sempurna bukan?






Tapi yang Donghyuck tahu, itu tak sesempurna hidupnya. Donghyuck tahu, Lia selalu dinomor duakan oleh orang tuanya. Kakaknya yang nampak jauh lebih sempurna membuatnya selalu tersisihkan. Padahal jika Donghyuck lihat, Rose bahkan egois untuk kepentingannya. Syukurnya Jihoon yang selalu ada untuk adik manisnya itu.














''Apa pernah kau membayangkan pemuda sepertiku yang mencintaimu, Lia?''



















.
.
.




















She  || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang