6

174 19 0
                                    

Johnny terbangun saat merasakan kecupan di wajahnya yang diselingi kekehan pelan membuatnya harus membuka matanya.




Namun dirinya tak menyesal mendapat gangguan di sela tidur tenangnya jika senyum semanis madu dan tatapan mata berkilau cantik yang menyambutnya. Belum lagi bibir merah plum yang sedari tadi membangunkannya.









''Good evening... Ayo bangun. Aku sudah selesai masak...'' ucapnya yang membuat Johnny tersenyum.






Pandangannya terus tertuju pada bibir plum yang sejak tadi bergerak itu. Segera saja dia menarik lengan Jisu lalu membalikkan posisi mereka di ranjang.



Sebelum Jisu sempat berbicara, dia lebih dulu menutup bibir gadis itu dengan miliknya. Memberikan lumatan pelan yang selalu menjadi salah satu kegiatan favoritnya.








Mereka bisa bertahan lama seperti itu mengingat Johnny selalu melakukannya dengan lembut.










''Eeemmmhh.... Kak... Sudah... Ayo makan dulu...'' ucap Jisu disela sesi ciuman mereka membuat Johnny mengalah juga dan melepaskannya.









''Hehe... Maaf dear... Kau terlalu manis untuk dilewatkan...'' ucap Johnny masih dalam posisi mengukung Jisu.







''Maka jangan lewatkan aku...''









''Tak akan. Ayo kita makan....''








Johnny langsung mengangkat tubuh Jisu ala bridal style turun dari ranjang membuat gadis itu kaget sedikit berteriak dan mengalungkan tangannya di leher kekasihnya itu.






''Kak...pakai baju dulu...!'' ucap Lia setelah mengingat Johnny yang topless seperti kebiasaannya dirumah.









''Tak apa. Tak ada orang disini selain kita,kan?'' ucap Johnny sambil menggesekkan hidungnya dengan milik Jisu lalu tersenyum gemas pada kekasihnya itu.







Jisu yang mendengar alasan kekasihnya itu hanya bisa menghela nafas mengalah. Satu tangannya bergerak mengusap lengan kekar kekasihnya yang berhiaskan tatto. Tak banyak sehingga biasanya tertutup oleh lengan kemeja. Dia sendiri tak tahu apa arti tato di tangan Johnny. Meskipun katanya dialah yang mengusulkan gambar itu dulu.











''Ada apa? Kamu mau aku menambah tato lagi?''










''Kakak mau?''










''Tentu...tapi nanti. Aku akan membuat tato tulisan namamu di dadaku...''






''Itu akan sakit...''








''Sedikit... Tapi hasilnya akan memuaskan. Lihat saja nanti...''










''Kalau sakit, jangan. Aku gak mau lihat kakak kesakitan...'' ucap Lia pelan dengan mata memohon nya yang lagi-lagi membuat Johnny gemas dengannya.




Sial sekali dirinya baru bisa melihat wajah polos dan menggemaskan kekasihnya itu. Dia seperti melewatkan hal yang paling indah dari Jisu selama ini.











''Aku bisa menahan sakit yang lebih daripada itu untukmu....'' akhirnya sambil memberikan satu kecupan di bibir Jisu sebelum mereka tiba di ruang makan.





Disana sudah tersedia beberapa jenis lauk yang tentu saja beraroma lezat. Jisu tak pernah gagal dalam memasak.








Segera setelahnya Jisu turun dari gendongan Johnny dan menyiapkan makanan di piring kekasihnya itu dengan telaten sedangkan Johnny hanya sibuk tersenyum memandangi kekasihnya. Tentu seperti biasanya dia sangat bersyukur karena merasa tak salah memilih pasangan.











''Ayo kita makan...''

















.
.
.
.





















She  || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang