3

262 21 0
                                    

''Astaga...''







''Apa lagi?'' tanya Jaehyun lelah dengan tingkah istrinya hari ini. Sudah cukup sejak pagi dia menemani Rose berkeliling mall belum lagi sambil menggendong Jaeden yang rewel juga karena lelah. Bahkan anak itu sudah beberapa kali tidur di gendongannya. Sungguh, dia lebih baik seharian duduk memeriksa berkas-berkas daripada harus mengukur luas dan jumlah toko di mall itu.








''Pelayan itu salah memberikan ukuran bajunya. Mama gak akan muat ukuran ini. Kamu tunggu disini saja. Aku yang kembali kesana...''











''Iya sudah... Jangan lama-lama kalau tidak Jaeden akan mengamuk lagi...'' ucap Jaehyun menegaskan.







''Iya-iya... Sebentar saja....''










Rose segera berlari pelan kembali ke toko pakaian yang dia tuju sedangkan Jaehyun memilih duduk di salah satu bangku yang disediakan ditengah mall itu. Ada beberapa bangku yang sudah terisi dan untungnya ada yang kosong untuknya. Jaeden sendiri sudah tertidur dalam dekapan Jaehyun dengan kedua tangan kecilnya melingkar di leher papanya.












''Astaga...melelahkan...''











Dengan mata terpejam, Jaehyun meregangkan otot leher dan kakinya pelan supaya tak sampai membangunkan putranya. Karena bukan hanya tubuhnya, matanya pun sudah lelah dan ingin segera terpejam diatas ranjang. Namun saat dia menengadah dan membuka sedikit matanya, ada satu bayangan yang membuat matanya itu langsung terbuka lebar. Beberapa lantai diatasnya, bukan bayangan lagi, tapi jelas itu wajah seseorang yang tak asing baginya. Menatapnya dengan tatapan datar tanpa ekspresi yang bisa diartikan.





Apa dia bermimpi?



Apa dia sedang berhalusinasi?











''Li-lia?!'' lirihnya.












Gadis di lantai 3 itu sedikit menarik senyumnya saat setelah Jaehyun mengucap namanya. Jantung pria itu kini berdetak kencang, matanya terasa perih seakan diperas untuk mengeluarkan air mata disaat tubuhnya mulai gemetar.












''Li-Lia... I-itu kamu...?!''













''Jae...''












Suara panggilan itu membuat Jaehyun menoleh ke sumber suara yang tak lain adalah suara istrinya, Rose. Wanita itu nampak tersenyum berjalan cepat ke arahnya sambil membawa beberapa paperbag belanjaan mereka tadi.



Tapi sial, saat Jaehyun kembali menoleh ke sudut tadi, gadis yang dilihat sebelumnya sudah tak ada disana membuatnya panik dan langsung bangkit seketika dari duduknya. Rose yang melihat tingkah aneh suaminya yang terus menatap ke atas membuatnya kebingungan.








''Ada ap-''











''Tunggu...!''













Jaehyun langsung berlari menaiki ekskalator sambil berjalan cepat menuju lantai 3 sedangkan Rose yang tak mengerti apa yang terjadi hanya bisa mengejarnya saja. Melupakan kalau tadi dia diminta menunggu disana oleh Jaehyun.






Setelah tiba di titik tempatnya melihat Lia tadi, Jaehyun langsung panik menoleh kesana kemari. Memandang satu persatu wajah orang-orang disekitar sambil mendekap Jayden.




Sungguh, jantungnya masih berdetak sangat cepat. Secepat saat dulu setiap Lia berasa di dekatnya. Rasanya Masih sama. Masih tak mau mengakui kalau dia sudah kehilangan bahkan sebelum Lia pergi dari dunia ini.











''Dimana...dimana kamu, Lia?''










''Jae...ada apa?! Astaga... Apa yang kamu cari?!'' tanya Rose yang baru saja tiba dengan nafas terengah-engah mengabaikan banyak pasang mata yang memperhatikannya.













''Lia...! Dia ada disini tadi...!''























.
.
.









Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















.
.
.
.







She  || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang