''Kenapa kau melakukan ini?''
Lucas akhirnya bertanya setelah Johnny meninggalkan mereka berdua disana. Sebenarnya pertanyaan ini sudah dia tanyakan sebelumnya tapi Donghyuck mengatakan hanya akan menjawabnya setelah dia bertemu dengan Johnny.
''Kau mencintainya, kan?''
''Hhmmm... Dan aku hanya ingin tahu kalau Lia ada di tangan pria yang tepat atau tidak...''
Lucas mengerutkan alisnya tak paham dengan jalan pikiran Donghyuck. Bukankah dia mencintai Lia? Lalu kenapa dia malah membiarkan Lia dengan Johnny? Apa pemuda itu tak berniat mengejar cintanya?
''Kau...tak ingin mengejarnya?''
''Jika dia tak mencintaiku, untuk apa aku mengejarnya? Cinta tak hanya tentang memiliki satu sama lain. Cinta itu juga tentang kebahagiaan. Melihat orang yang kau cintai bahagia akan jauh lebih baik bagiku daripada melihatnya berada di dekatku tapi malah tak membuatnya bahagia...''
Lucas tersenyum dan mengangguk bangga pada sepupunya itu. Ya, Donghyuck memang memiliki hati yang jauh lebih bersih dan tulus darinya. Dia akui itu. Meski nampaknya pemuda itu terlihat menyebalkan dan abai pada sekitarnya. Itu hanya topeng. Topeng untuk menutupi sensitifnya hati seorang Donghyuck.
''Kau tahu... Inilah alasan kenapa keluarga kita jauh lebih mempercayai ucapan mu daripada ucapan ku...''
Donghyuck menoleh pada Lucas yang sudah merangkul dirinya.
''Tapi, bagaimana kau bisa mengetahui apakah Johnny orang yang tepat atau bukan?''
''Tak lama lagi. Kita akan melihatnya. Sebenarnya, Johnny mencintai Jisu, atau Lia?''
.
.
.Jaemin dan Jeno ikut menatap seorang pria yang tengah bersimpuh disebelah makam milik Jisu. Padahal saat itu sudah cukup gelap. Tapi untungnya penerangan disana cukup baik.
Mereka khawatir dengan pria tersebut, tapi lebih khawatir lagi dengan gadis yang berdiri dua langkah di depan mereka. Dengan menggenggam sebuah kertas yang tadi Jaemin berikan saat menjemputnya, keduanya bisa melihat bagaimana bahu gadis itu tak lagi tegap.
Jeno menoleh pada Jaemin dan Jaemin pun mengambil langkah mendekati gadis yang tak lain adalah Lia.
Yap...! Dia berhasil membuat Lia memberanikan diri kabur dari rumah untuk bertemu dengannya lewat panggilan telefon. Dibantu arahan dari Jaemin, Lia berhasil mengelabuhi para penjaga dan mencari jalan kabur dari sana.
''Lia...''
''Apa yang harus aku lakukan? Aku...hanya bayangan...'' lirih Lia yang membuat Jaemin merasa sedih juga. Pemuda itu menarik bahu Lia supaya menghadapnya lalu memandangi wajah gadis yang sudah memerah karena menahan berbagai emosi dalam dirinya itu.
''Dengar. Kau tak sendiri. Ada aku. Kau harus ingat, Lia. Kau memiliki keluarga. Kau memilikiku. Aku tak akan membiarkanmu merasa sendirian...''
Lia menatap kertas hasil tes DNA yang diberikan oleh Jaemin tadi. Sungguh, dia tak pernah menduga kalau begini ceritanya.
''Bagaimana...''
''Kau harus bertemu dengan mama dan papa...''
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
She || End
FanfictionApakah mungkin orang yang sudah tiada bisa hidup kembali? Apakah dia hidup kembali untuk balas dendam pada orang-orang yang menyakitinya selama hidupnya dulu? Lalu bagaimana dengan perasaan lama yang ternyata masih hidup sampai sekarang, apa bisa me...