Dentuman keras lantai lobby Albert Hotel membuat semua mata tertunduk takut. Sosok wajah dingin dengan seragam kuliahnya menjadi pusat perhatian diantara para tamu dan karyawan ketika melangkahkan kaki melewati altar lobby. Dahi pemuda berperawakan tinggi mengkerut tatkala salah satu karyawan menghampirinya dengan senyuman.
"Selamat pagi, Tuan Muda. Hari ini apakah ingin menaiki mobil atau sepeda motor?"
Kedua tangan yang di silangkan menjadi sebuah jawaban bahwa sosok yang disebut sebagai Tuan Muda tidak ingin keduanya. Daripada menambah masalah karena mimik wajah yang ditunjukkan sangat masam. Akhirnya, karyawan resepsionis memilih memundurkan langkah dan mempersilahkan Tuan Muda-nya untuk berlalu.
Bisikan penuh pujian memenuhi gedung lobby hotel di arahkan oleh para tamu pada sosok anak pemilik hotel pertama terbesar di Indonesia.
"Sumpah, meskipun mukanya jutek. Tetapi, aura kegantengannya menusuk jiwa."
"Seandainya aku punya anak perempuan. Pasti akan aku jodohkan dia dengan anakku."
Senyuman licik tercermin di wajah tampannya saat mengeluarkan sebuah ponsel apel gigit keluaran terbaru. "Jemput gue sekarang. Nggak pake lama."
Klik
Meskipun seseorang di telfon mengumpat. Tetapi, ia tidak peduli. Akan jauh lebih baik jika dia menumpang di mobil orang lain daripada diantar pergi oleh supir.
Perkenalkan.
Namanya...
Gabrian Alio Albert.
Anak pemilik hotel sekaligus dengan posisinya sebagai pewaris utama. Kuliah di universitas ternama dengan predikat sebagai most wanted. Mahasiswa jurusan pariwisata semester akhir dengan IPK nyaris sempurna.
Siapa sangka. Dibalik segala keberuntungan dan kepunyaan yang ia miliki. Tetapi, satu hal tidak ia punyai sampai saat ini usianya 22 tahun.
Ya, apalagi jika bukan cinta.
Meskipun keluarganya dipenuh aura harmonis juga kehangatan orang tua yang selalu terlihat romantis setiap saat. Tetapi, entah kenapa jiwa romantis dan penuh rasa cinta tidak mengalir dalam darahnya. Bisa dikatakan ia adalah sejenis laki-laki kaku yang tidak ingin berurusan dengan sosok gadis mana pun.
Sembari menunggu seseorang menjemput, ia dikejutkan dengan sosok lelaki paruh baya berdiri dengan gagah di sampingnya. "Kenapa seringkali merepotkan orang lain, hm?"pertanyaan syarat akan sindiran memenuhi gendang telinganya.
Pemuda dengan sebutan Alio menghela nafas kasar saat pundak kanannya di tepuk dengan pelan dan melihat dengan jelas sebuah mobil berhenti. "Kamu nggak mau sama Papa aja berangkatnya?"tawaran dari Sang Papa diacuhkan oleh Alio.
Angga Albert menggelengkan kepala menatap ekspresi raut wajah Alio. "Banyaklah tersenyum, Alio. Jika kamu terus seperti itu. Seorang gadis tidak akan jatuh hati padamu."
"Aku juga tidak akan tertarik dengan gadis mana pun"jawaban Alio membuat Angga tertawa pelan.
Sembari masuk ke dalam mobil, Angga menyembulkan kepalanya di kaca mobil. "Percayalah, setelah ini hidupmu akan di penuhi dengan warna cinta."
Alio mencebikkan bibir menatap Papanya melambaikan tangan diiringi dengan mobil berlalu meninggalkan area Hotel. Rasanya Alio sangat muak selalu mendengar perkataan dari Sang Papa yang terus mengatakan hal serupa berulang kali. Seolah-olah dengan mencintai seseorang, hidupnya akan dipenuhi warna indah.
Padahal, dengan duduk sepanjang malam dengan buku bacaan dan merapalkan analisis obyek wisata yang seringnya ia kunjungi. Baginya, itu adalah warna hidup. Bisa dikatakan, ia adalah sosok jenius yang gila belajar.
"Lebih baik gue fokus sama urusan skripsi gue daripada ribet ngurusin cinta"ucap Alio sembari menghela nafas.
Matanya menatap sosok paruh baya dengan tangan mendorong troli mop yang dihentikan secara paksa hanya dengan menggunakan tangan kanannya. Sosok bernama Yanto terkejut dan berhasil menundukkan pandangan tidak berani menatap mata elang Tuan Muda. Ya, sekaligus bentuk hormat pada Anak pemilik hotel tempatnya bekerja.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Muda?"ucapnya sembari tetap fokus menundukkan kepala.
Meskipun rasanya tidak pantas karena ia cenderung lebih tua. Tetapi, demi rasa hormat dan tanggung jawab. Ia dengan sepenuh hati menundukkan pandangan.
"Tolong kosongkan area pool jam 4 sore. Jangan biarkan tamu atau siapa pun memasuki area tersebut"ucap Alio pada Yanto, karyawan dari departemen Housekeeping.
Sosok Yanto menganggukkan kepala patuh akan perintah. "Siap, Tuan Muda. Sejak kemarin tidak ada tamu yang berada di area pool. Jadi, bisa saya pastikan aman"jawaban mantap dari Yanto membuat Alio tersenyum tipis.
Melihat senyuman Tuan Muda, Yanto memilih berjalan berlalu karena ia paham jika Tuan Muda sudah menunjukkan raut senyuman tipis. Itu artinya tidak ada yang perlu di perbincangkan lagi. Semua karyawan hotel paham betul dengan karakter Alio.
Tidak suka basa basi.
Berbicara hanya untuk hal penting.
Jarang tersenyum.
Dingin.
Kaku.
Kejam.
Ya, begitulah setidaknya gambaran sosok karakter Gabrian Alio Albert.
"Semoga omongan tuh karyawan bisa di pegang. Awas aja kalau sampai nggak sesuai sama omongan"dengan senyuman evilnya ia berucap sembari berharap bahwa apa yang baru saja dikatakan oleh karyawan yang bekerja menjadi penanggung jawab public area bisa benar-benar ia pegang teguh.
Jujur, ia benci seseorang yang memberikannya harapan. Tetapi, pada akhirnya tidak sesuai dengan kenyataan. Itulah sisi lain darinya yaitu kejam.
Ya, Alio tidak akan segan memecat karyawan Hotel yang menurutnya tidak kompeten dan tidak layak untuk di pertahankan. Meskipun ia harus berhadapan dengan Mama Papa-nya terlebih dahulu karena sikapnya yang terkesan nyeleneh. Tetapi, ia tidak peduli.
Toh, posisinya adalah pewaris utama dan selesai dengan urusan kuliah. Dia akan menggantikan posisi Papanya sebagai CEO. Jadi, ia beranggapan bisa menggunakan kekuasaan itu untuk melakukan segalanya tanpa harus berdiskusi terlebih dahulu dengan orang tuanya.
Sebelum Alio memasuki mobil yang berhenti tepat di hadapannya, ia merasakan sosok seseorang berdiri di belakang akan membuka suara. Rahang Alio mengeras dan mengunci pergerakan sosok dibelakangnya dengan berkata, "Jangan halangi segala hal yang coba aku lakukan atau Anda akan menyesal saat sisi gelapku muncul ke permukaan."
...
Haii cerita barunya sudah terbit.
Ayo bisa dibaca dan dicermati dulu alurnya hehe.
Jangan lupa like dan komennya.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghiasi Gabriella [ENDING]
FanfictionApa Gabriella Prilly Alteir akan terus menghindar ketika nama marga laki-laki yang ia benci tersemat di nama belakangnya? Since March 2023