"Ingat ya. Kalau nanti Mama bangun kalian harus cuekin Mama"ujar Alio memerintahkan pada kedua Anaknya yang sudah berumur 2 tahun.
Asa menggeleng keras. "Nda mau. Dosa Papa."
Alio tersenyum lebar mengusap rambut Asa yang mulai memanjang. "Nggak akan dosa Asa. Kan cuma pura-pura. Kalian sepakat mau bantuin Papa kasih suprise buat Mama. Jadi, ikut kata Papa oke?"
"No. Papa cecat."
Alio menghela nafas mendengar celetukan Ansel. "Nggak sesat, Ansel. Ini gimana caranya gue kerja sama sama dua anak tuyul kalau gini caranya."
"Ish, Papa! Nda boyeh nyomong anak tuyul"
"Biyang Mama mau?"
Ansel dan Asa menatap Alio dengan tajam. Seakan memberi ancaman akan mengadukannya pada Prilly. Tentu saja nyali Alio menciut.
"Oke Papa minta maaf. Tetapi, kalian harus ikut permintaan Papa ya? Cuma sebentar aja kok cuekin Mama. Supaya kejutan ulang tahun Mama jadi wow."
Asa menggaruk rambutnya. "Wow icu apa?"
"Wow itu kaget"jawab Alio.
Asa mengangguk dan melirik pada Ansel kemudian memukul pundaknya. Ansel yang asik bermain terlonjak kaget membuat mainan mobilnya terlempar jauh.
"Aca nda boleh nacal"
"Ancel wow"
"Aturannya nggak gitu Asa"ujar Alio mengusap wajahnya kasar.
"Cus gimanya?"
Alio mengatur nafasnya. "Sabar banget gue."
.
.
"Pagi semua. Tumben banget sarapan duluan. Curang nih. Ansel dan Asa udah minum susu belum?"tanya Prilly baru saja masuk ke dalam ruang khusus melihat anak beserta suaminya sedang menikmati sarapan.
Hening.
Prilly mengangkat bahunya acuh dan ikut duduk. "Mama sama Papa kemana, sayang?"
Hening.
Prilly menyipitkan kedua mata. "Aku tanya loh ini. Masa nggak di jawab?"
"Nggak lihat aku lagi makan?"ujar Alio ketus tanpa melirik ke arah Prilly.
Prilly mendengus kesal. "Ya maaf."
"Aduh, Papa jadi nggak berselera makan. Ansel dan Asa mau ikut Papa jalan-jalan ke mall nggak?"tanya Alio menaik-turunkan alis memberi kode.
Ansel dan Asa mengangguk antuasias. "Mau!"
"Mama nda mau ikut?"
Asa langsung menepuk tangan Ansel. "Ancel nda boyeh ajak Mama."
"Nda papa Aca."
"Nda boyeh Ancel. Papa suyuh kica cuekin Mama."
Prilly langsung melirik sinis pada Alio meminta penjelasan. Sedangkan Alio hanya bisa cengengesan menatap istrinya. "Ini kenapa ya? Kok kamu nyuruh anak kita cuekin aku?"
"Ah, nggak sayang. Itu mah Asa aja yang ngaco"kilah Alio.
Tak!
Asa menepuk meja makan. "Aca nda ngaco. Papa cendili nyomong cuekin Mama."
"Asa, siapa yang ngajarin mukul meja makan?"tanya Prilly.
Asa menunduk. "Soli Mama. Aca niyu Papa."
"Heh, kenapa jadi bawa-bawa Papa? Papa nggak pernah ajarin kamu mukul meja"protes Alio saat Asa seperti menuduhnya.
Asa tersenyum. "Papa nda boyeh boong. Papa seling pukul meja. Aca ikucin deh. Salah?"
"Salah, Asa. Kamu nggak boleh ikutin kebiasaan jelek Papa kamu. Lain kali kalau Papa kamu bertingkah, kamu abaikan aja. Jangan diulangin lagi ya?"ucap Prilly berbicara dengan nada halus.
Asa mengangguk. "Siap bos."
"Jadi ke mall nggak nih?"tanya Alio berusaha mengalihkan topik.
"Mau mauu"
Prilly tersenyum lebar. "Mama ikut boleh dong."
"Boyeh."
"Ayo kita siap-siap"ucap Prilly mengajak kedua anaknya keluar dari ruangan khusus menuju kamar untuk bersiap-siap.
Alio mengusap wajah. "Salah banget kerja sama bareng Ansel dan Asa yang nempel banget sama Prilly. Udahlah pake plan B aja."
...
Halooww aku update lagii
Cerita inii mau menuju end yaa
Nantinya ada cerita baru
Tunggu teruss updatenya
Jangan lupa like dan komen
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghiasi Gabriella [ENDING]
FanfictionApa Gabriella Prilly Alteir akan terus menghindar ketika nama marga laki-laki yang ia benci tersemat di nama belakangnya? Since March 2023