"Peresmian Ansa Bakery resmi dibuka"ucap Prilly setelah menggunting pita peresmian pembukaan toko kue miliknya.
Ia melangkahkan kaki membuka pintu dan mempersilahkan para tamu untuk masuk. Perasaannya sangat lega bisa mencapai impian memiliki usaha kuliner sendiri. Guratan senyum di bibir tidak henti menghiasi wajah cantiknya.
Apalagi saat Alio bersama kedua Anaknya datang membawa bucket bunga. "Selamat sayang atas peresmian Ansa Bakery. Aku bangga sama kamu."
"Makasih, sayang. Ini semua berkat dukungan kamu aku bisa wujudin mimpi aku untuk punya usaha sendiri"lirih Prilly dalam dekapan hangat Alio.
Keduanya melepaskan pelukan saat Ansel menarik dress selutut yang dikenakan oleh Prilly. "Kenapa sayang?"
"Jangan peluk Papa aja. Ansel masa nggak dipeluk? Bucket bunganya Ansel dan Asa yang beli loh dari hasil nabung"ucap Ansel dengan wajah cemberut.
Prilly terkekeh ringan melihat pertumbuhan Anaknya yang masih suka cemburu jika diabaikan. Persis seperti Alio. "Maafin Mama, ya? Makasih bucketnya. Mama suka banget sama bunganya."
"Peluk dulu dong"pinta Asa merentangkan kedua tangan.
Prilly langsung saja membungkukkan sedikit badannya kemudian membawa Ansel dan Asa ke dalam rengkuhannya. "Anak Mama udah makin gede suka banget bikin Mamanya bahagia."
"Jelas dong. Kita kan sayang Mama"ujar Ansel mengeratkan pelukannya.
Kini giliran Alio yang cemberut. "Ini Papa nggak mau diajak pelukan?"
"Papa ngalah dulu"ucap Asa semakin mengeratkan pelukan.
Prilly segera melepaskan diri sebab nafasnya tercekat oleh pelukan erat kedua Anak kembarnya. "Jangan kencang peluknya, Nak."
"Maaf Mama. Maaf ya Adik bayi. Kakak peluknya kekencengan"ucap Ansel mengusap lembut perut buncit Prilly dan menciumnya.
Prilly tersenyum simpul. "Sayang banget ya sama Adik?"
"Sayang banget"ucap Asa ikut mengusap perut buncit Prilly.
"Oh ya, para orang tua rempong kemana? Masa nggak mau ngasih ucapan ke aku?"tanya Prilly melirik ke arah Alio.
Alio yang dilirik hanya bisa menggaruk belakang kepalanya. "Mereka aku tinggalin, sayang."
"Loh, kok kamu tinggalin? Tega banget sih, sayang. Kamu masih aja ya suka banget ngejahilin orang tua"ucap Prilly mendengus kesal.
Ansel menghela nafas. "Gini ya, Ma. Gimana nggak mau ditinggalin. Habisnya GrandPa, Grandma, Granda, sama Kakek ribet. Bawa banner gede isinya foto Mama terus ucapannya apa Asa?"
"Selamat membuka Ansa Bakery perempuan kesayangan keluarga. Laris manis semanis senyum mertua. Jangan lupa waktu lahiran kasih nama sesuai request orang tua. Lopyuu"Asa berucap sesuai slogan banner sembari mengindikkan bahunya merasa geli.
Prilly sontak tertawa kecil melihat ekspresi kedua Anak serta Alio yang berubah masam saat kembali mengingat slogan banner yang akan dibawa orang tua rempong ke acara peresmian usaha Bakery milik Prilly.
Prilly jadi heran. Padahal sejak kecil, mau tingkah orang tua dan mertuanya lain daripada yang lain. Ansel dan Asa akan tetap menerima dan bahkan ikut meramaikan kehebohan mereka. Namun, sejak mereka semakin fasih berbicara. Sifat Alio mulai menalar kepada anak kembarnya.
Ia jadi miris. Kenapa kedua Anaknya sangat mirip dengan Alio. Bahkan, sekarang lebih dekat dengan Alio. Sampai-sampai jika Alio pergi keluar kota. Mereka akan merengek ingin menyusul. Jauh berbeda ketika mereka masih kecil yang sangat dekat dengan Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghiasi Gabriella [ENDING]
FanficApa Gabriella Prilly Alteir akan terus menghindar ketika nama marga laki-laki yang ia benci tersemat di nama belakangnya? Since March 2023