"Lagi apa sayang?"
"Makan siangnya apa sayang?"
"Sayang, aku udah selesai makan."
"Kamu nggak ada niatan untuk temenin aku duduk sayang?"
Cukup! Cukup! Prilly sudah muak dan kesal sendiri dengan segala rentetan kalimat penuh godaan dari Alio. Hanya karena di kampus memanggilnya dengan sebutan sayang. Alio terus saja menggoda Prilly sepanjang gadis itu menyajikan makan siang untuknya hingga ia akan pulang.
"Sayang, kamu udah mau pulang?"
Prilly mendengus kesal mendelik tajam pada Alio. Seseorang yang ditatap hanya tersenyum dan mengedipkan kedua mata. "Kenapa sayang?"
"Cukup! Bisa berhenti nggak?!"
"Loh, kenapa? Udah seharusnya kita pakai panggilan itu sayang."
Prilly mencebikkan bibir. "Sekali lagi, aku gebukin kamu!"
"Mau dong di gebukin sayang."
"Alio!"
"Iya, sayang?"
Prilly mengatur nafas. "Bisa berhenti godain aku?"
"Nggak bisa."
Prilly berdecak sebal. "Berhenti atau nggak?"
Alio menggelengkan kepala. "Nggak mau."
"Yaudah. Mulai besok aku akan resign dari pekerjaan ini"putus Prilly mengancam.
Alio terkekeh ringan. "Itu yang aku mau. Sudah seharusnya kamu resign dari pekerjaan ini. Tetapi, jangan resign jadi masa depan aku."
Huekk 🤮
Antara senang dan kesal. Prilly harus pilih yang mana?
Bug!
Bug!
Prilly memukul badan Alio dengan bantal karena sudah kepalang kesal dengan segala tingkah lelaki tengil ini. Prilly sudah meminta untuk berhenti menggodanya. Akan tetapi, Alio masih terus melakukannya.
Prilly malu bercampur baper disebut sayang. Tidak hanya dalam keadaan berdua seperti ini. Akan tetapi, saat ada beberapa orang di kitchen. Secara terang-terangan Alio menyebut Prilly dengan kata sayang.
Sebenarnya Prilly tidak perlu malu. Toh, hubungannya dengan Alio sudah diketahui se isi hotel dan mereka mau bertingkah mesra memanggil panggilan sayang sekalipun tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi, yang namanya Prilly tentu malu.
Lihat saja sekarang wajah Prilly seperti kepiting rebus setelah memukuli Alio dengan bantal. Kedua tangannya di genggam erat oleh Alio. Di tatap begitu dalam dan mendapat senyuman hangat Alio membuat jantung Prilly berdetak dengan kencang.
"Aku bahagia punya kamu."
Prilly membalas senyuman Alio. "Aku juga."
"Udah suka aku belum?"
Prilly terdiam sejenak kemudian membawa tubuh Alio ke dalam dekapannya. Prilly usap lembut belakang kepala Alio sembari berbisik, "Menurut kamu?"
...
Hehe pemanasan dulu pagi2 baca yang bikin senyum
Gimana suka nggak sama part ini?
Jangan lupa like dan komennya
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghiasi Gabriella [ENDING]
FanfictionApa Gabriella Prilly Alteir akan terus menghindar ketika nama marga laki-laki yang ia benci tersemat di nama belakangnya? Since March 2023