Prilly dan Nazwa sama tertunduk ketika ditatap dengan tajam oleh Alio. Saat ini mereka ada di ruangan khusus keluarga Alio di lantai 6. Alio harus mengetahui penyebab pertengkaran mereka.
Mengapa masakan yang seharusnya ia makan jatuh ke lantai dan alasan Prilly tiba-tiba menjambak Nazwa dengan berutal. Iya, Prilly menjambak Nazwa karena sudah tidak tahan dengan omongan pedas gadis ular itu. Kalian kira Prilly akan diam saja saat dihina?
Oh tentu tidak.
"Coba Prilly ngomong dulu"Alio mempersilahkan Prilly untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Nazwa berdecak kesal sebab tidak mendapat kesempatan utama untuk menjelaskan lebih dulu.
"Aku lagi asik nata makan siang yang mau aku kasih ke kamu. Eh, sama Nazwa malah di buang ke lantai. Aku dikata-katain dan direndahkan. Dia bilang aku nggak pantas untuk jadi istri kamu, Alio. Aku coba nahan diri. Tetapi, nggak bisa. Yaudah aku jambak rambut dia."
Alio mengangguk-anggukkan kepala. "Terus Nazwa? Kenapa kamu bisa sejahat itu? Kamu nggak malu datang ke sini lagi setelah sebelumnya mencuri apa yang bukan milik kamu?"
"Ya ampun. Jadi lo pencuri? Sayang banget. Masa tampilan modis begini maling?"ejek Prilly dengan senyuman sinisnya.
Nazwa akan melayangkan tamparan. Akan tetapi, langsung ditahan oleh Alio. "Jangan pernah sekalipun nyakitin calon istri gue!"
"Aku nggak akan kayak gini kalau dia nggak mulai duluan, Alio"rengek Nazwa tidak terima karena Alio sangat membela Prilly.
Alio berdecak kesal. "Lo yang duluan! Berusaha ngerusak acara pertunangan terus ngerusak hasil masakan Prilly! Lo kira bisa masak seenak masakan calon istri gue? Lo kira gue akan pindah haluan ke lo? Setelah lo buat perusahaan keluarga Mami gue hancur, lo bikin Mami minta cerai terus lo mau hancurin mental calon istri gue?!"
"Nggak akan pernah gue biarin lo berulah lagi, Nazwa!"teriak Alio dengan rahangnya yang mengeras.
Prilly meremas kedua tangannya karena takut melihat amarah Alio pertama kali. Meskipun amarahnya itu bukan untuknya. Akan tetapi, Prilly tidak terbiasa melihat seorang laki-laki membentak bahkan berteriak pada perempuan.
"Udah Alio jangan kasar"lirih Prilly membuat amarah Alio seketika menurun.
Alio menghela nafas dan menatap pada Prilly. "Maaf aku kelepasan."
"Aku nggak suka kamu dihina"ujar Alio memeluk erat tubuh Prilly dan mengelus belakang rambutnya pelan.
Nazwa yang melihat adegan tersebut hanya bisa berdecak kesal dan segera pergi. Ia tidak mau berlama-lama berada di sini. Apalagi hanya untuk mendapat amarah dari Alio dan melihat kemesraan keduanya.
Prilly melepaskan dekapan Alio. "Apa pun yang Nazwa lakukan. Jangan pernah teriak sama dia."
"Aku janji itu pertama dan terakhir"ucap Alio kembali memeluk Prilly.
Rasanya nyaman sekali memeluk seseorang yang sudah lama ia dambakan. Meskipun cara mendapatkannya salah. Tetapi, Alio yakin suatu saat Prilly bisa menerimanya sepenuh hati.
"Coba buka hati kamu sedikit aja buat aku."
"Akan aku usahakan."
...
Dari kemarin aku sibuk di kehidupan rl jadi mungkin cuma bisa upload sehari sekali.
Readers apa pun alurnya aku mohon baca dengan baik dulu dan ikutin terus. Aku tau kalian nggak terlalu suka dengan konflik. Tetapi, dalam sebuah cerita nggak selamanya selalu mulus.
Oh ya menurut kalian enaknya Nazwa di apain? 😂
Mami dan Papa Alio cerai nggak ya?
Terus apa Prilly bakalan luluh?
Kira-kira cerita ini kalian pengennya sampai part berapa?
Rate dari 1-10 untuk cerita ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Menghiasi Gabriella [ENDING]
FanfictionApa Gabriella Prilly Alteir akan terus menghindar ketika nama marga laki-laki yang ia benci tersemat di nama belakangnya? Since March 2023