○ 47

557 48 2
                                    

"Aaa ponakan gue"seruan Gani baru memasuki ruangan membuat ketiga orang tua memberi isyarat diam.

Gani terkekeh ringan. "Maaf Om dan Tante. Kelepasan saking senengnya ngeliat ponakan."

"Haidar mana? Nggak bareng sama lo?"tanya Alio melihat Gani hanya datang sendiri.

Gani mengangkat bahunya acuh. "Dia lagi sibuk mantau gadis ular berangkat ke Australia."

"Memang harus di pantau. Takutnya bohong nggak beneran berangkat. Papa ogah dia dateng lagi ngacaukan kebahagiaan keluarga ini"dengus Angga kesal.

Prilly tersenyum simpul. "Sebenarnya nggak papa banget loh, Pa. Kalau Nazwa ke sini. Aku mau pamerin dua anak aku ke dia."

"Udah nggak usah. Dua bayi kamu terlalu suci untuk dipamerin sama cewek ular kayak Nazwa"celetuk Clafita membuat semua orang tertawa.

Gani menghampiri Prilly. "Maaf banget ya, Prill. Kemarin gue nggak temenin lo lahiran. Semuanya lancar kan?"

"Lancar kok. Lo kan sibuk nggak papa kali. Gue ada Alio yang selalu temenin"ucap Prilly.

Gani melirik ke arah Alio. "Cie udah jadi Papa aja lo. Sifat pekanya udah pro nih."

"Masih lumayan"jawab Alio.

***

"Nggak ada yang ketinggalan kan?"tanya Prilly melirik ke arah Alio.

Alio menggeleng. "Semuanya udah lengkap. Kamu aku gendong aja ya. Biar si kembar di gendong sama GrandMa dan Granda."

"Nggak papa, sayang. Aku pengen banget gendong mereka"ucap Prilly melirik ke arah dua bayinya yang menggeliat dalam tidur.

Alio mengusap puncak kepala Prilly. "Gendongnya satu aja ya. Kasihan kalau kamu harus gendong semuanya. Tubuh kamu baru aja pulih."

"Iya, sayang."

.

.

"Selamat datang Ansel dan Asa"seruan menggema dari para karyawan menyambut kedatangan keluarga Albert yang baru tiba di lobby hotel.

Alio dan Prilly saling tersenyum mendapat sambutan hangat dari para karyawan. "Terima kasih banyak semuanya."

"Nona, boleh saya lihat Asa?"izin Jena membuat Prilly mengangguk.

Jena berjalan menghampiri Prilly dan tersenyum lebar melihat kecantikan dan lucunya bayi Asa di gendongan Prilly. "Wajahnya mirip Nona."

"Oh ya butuh baby sitter nggak? Nanti bisa kami carikan"tawar karyawan yang lain.

Prilly menggeleng. "Untuk saat ini aku belum membutuhkan baby sitter. Aku ingin jaga mereka sendiri. Terima kasih tawarannya. Kita permisi dulu ya. Ansel dan Asa harus tidur dengan nyenyak."

***

Prilly terduduk di sofa melihat Alio duduk termenung. "Kamu kenapa, sayang?"

"Kamu yakin nggak butuh baby sitter?"tanya Alio memastikan.

Prilly tersenyum. "Yakin."

"Urus dua bayi sekaligus bukan hal yang mudah, sayang. Kasihan kamu harus ngurusin Ansel dan Asa sendirian"ucap Alio dengan nada penuh khawatir.

Prilly mengusap lembut punggung Alio. "Sayang, aku tau ini nggak akan mudah. Tetapi, kasih aku kesempatan untuk merawat anak aku sendiri. Kalau aku ngerasa capek. Aku pasti akan bilang sama kamu untuk pakai baby sitter."

"Oke. Tetapi, janji jujur sama aku kalau kamu capek ya? Aku juga akan urusin mereka dan jangan halangin aku untuk bantu urusin Ansel dan Asa."

Prilly bersikap hormat pada Alio. "Siap kapten. Laksanakan."

...

Halo aku update lagi

Sebenarnya part sebelumnya mau aku update siang 😂

Terlanjur kepencet wkwk jadinya aku biarin aja. Jadi ini part tambahan sebagai penutup hari ini

Jangan lupa like dan komen

Terima kasih






Menghiasi Gabriella [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang