Suasana sore di Albert Hotel terdengar suara rintikan air hujan. Alio yang baru saja menyelesaikan kegiatan renangnya segera berlari menuju meja bar meminta towel kepada Prilly.
Ya, Prilly tidak diizinkan untuk pulang hanya untuk menemani dan melihat Alio berenang. Sungguh suatu kegiatan yang membosankan bagi Prilly. Akan tetapi, ia tidak bisa berbuat banyak mengingat dia masih berstatus sebagai room service pribadinya.
"Aku rasa kamu nggak perlu lagi ngelakuin kerjaan ini"ujar Alio membuat alis Prilly naik.
Alio ikut bingung dengan tatapan Prilly. "Belum satu bulan. Terus gimana sama gajiku?"
"Gampang. Setiap bulan aku akan transfer"jawab Alio santai menikmati suguhan buah apel dan kiwi.
Prilly berdecak kesal. "Aku nggak mau kalau seperti itu. Kamu pikir aku nggak bisa kerja?"
"Bukan gitu, Prilly. Rasanya nggak etis kalau seorang calon istri harus bekerja di kitchen. Meskipun status kamu privat. Aku tentu nggak mau kejadian-kejadian yang udah sering terjadi, terulang lagi. Aku anggap tadi yang terakhir."
Prilly menghela nafas dan mengusap lembut pundak Alio. "Aku nggak papa, Alio. Aku mulai nyaman kerja di sini."
"Secara nggak langsung mau bilang udah mulai nyaman sama aku?"tanya Alio tersenyum menggoda.
Prilly menepuk keras pundak Alio. "Geer!"
"Nggak ada yang berani nolak pesona Alio"ujar Alio penuh percaya diri.
Prilly mengangkat bahu acuh dan ikut melahap buah-buahan yang dimakan oleh Alio. "Seger banget buahnya."
"Kayaknya enak kalau makan malam di sini. Aku kesepian. Papa lagi bujukin Mami di Bekasi buat pulang"pinta Alio.
Prilly terdiam sejenak. "Kasihan Ibu nggak ada yang nemenin di rumah."
"Ajak makan malam di sini. Nanti biar supir aku yang jemput Ibu kamu sekalian bawain kamu baju"ucap Alio enteng.
Prilly mengangguk. "Boleh deh."
"Kamu nggak mau nanya perihal Papa dan Mami?"tanya Alio.
Prilly menggeleng pelan. "Bukan ranah aku untuk tau, Alio."
"Papa yang buat Nazwa datang ke sini. Mami benci itu. Perusahaan keluarga Mami direbut paksa oleh orang tua Nazwa. Dulu dia deketin aku hanya untuk manfaatin aku. Setelah kejadian itu, Nazwa pergi ke luar negeri. Untungnya setelah berbulan-bulan sejak kepergiannya, Papa berusaha sekuat tenaga mengambil kembali perusahaan keluarga Mami. Meskipun tetap saja Papa ada di pihak Nazwa."
Prilly hanya mengangguk-anggukkan kepala. "Kenapa Papa kamu ada di pihak dia?"
"Papa terlalu gila pada derajat, Prilly. Dia hanya mau bersanding dengan keluarga terpandang. Nazwa salah satu keluarga terpandang makanya Papa begitu mendukung dia"tutur Alio meneguk habis minumannya.
Prilly tersenyum simpul. "Jadi itu alasan Tuan Angga sangat membenci aku."
"Coba ulang lagi omongan kamu"ujar Alio.
Prilly menghela nafas. "Tuan Angga nggak suka sama keberadaan aku. Bahkan dia nggak menikmati acara pertunangan kemarin. Aku merasa nggak pantas jadi pendamping kamu. Kalaupun kamu mau mundur. Lebih baik mundur sekarang. Aku nggak mau kamu jadi anak durhaka karena ketidaksukaan Papa kamu, Alio. Aku juga bukan dari keluarga terpandang."
"Hei, Prilly. Dengerin aku. Pertunangan ini murni karena aku yakin sama pilihan aku sendiri. Aku nggak pernah nyesal mengambil keputusan ini. Jadi kamu abaikan hal yang nyakitin kamu ya"ujar Alio menggenggam kedua tangan Prilly.
Prilly tersenyum kecut. "Gimana kalau hal paling menyakitkan itu datangnya dari kamu, Alio?"
"Obrolan kita cukup sampai di sini"putus Alio tidak ingin melanjutkan percakapan.
Prilly mendesah kecewa. "Aku nggak mau suatu saat hidup sama kamu. Tetapi, aku nggak diterima dengan baik."
"Biarkan saja. Aku nggak peduli. Kita bisa tinggal jauh supaya Papa aku nggak akan ngusik kamu bahkan siapa pun orangnya."
Prilly menggeleng. "Tolong paham Tuan Alio. Mrs. Clafita ingin menceraikan Tuan Angga karena ulah saya."
"Aku nggak peduli. Kamu tenang saja. Papa pasti akan luluh dan mulai nerima kamu. Papa nggak akan pernah mau di ceraikan sama Mami. Sekarang, kamu hanya cukup lihat dan mulai terbiasa dengan hubungan ini. Bisa kan?"
"Kalau suatu saat aku belum juga cinta sama kamu gimana?"
Alio terkekeh ringan. "Pasti sudah cinta. Saat ini pun pasti kamu sudah menaruh hati sama aku. Buktinya bahasa bicara kita sudah aku-kamu."
...
Halo aku update lagi
Jangan lupa komen dan likenya.
Saran2 boleh loh yaa
Terima kasih.
![](https://img.wattpad.com/cover/278565922-288-k162696.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghiasi Gabriella [ENDING]
Fiksi PenggemarApa Gabriella Prilly Alteir akan terus menghindar ketika nama marga laki-laki yang ia benci tersemat di nama belakangnya? Since March 2023