69 : Tragedi

245 38 14
                                    

Pelaku sudah saya amankan, Pak. Namun, Den Ansel dan Nona Asa dibawa pergi oleh seseorang. Kami sedang mengejarnya

"Gimana dengan Prilly?"tanya Alio.

Kami kehilangan jejak Nyonya Prilly

Brak!

Alio mengusap wajahnya kasar. "Saya minta kalian untuk mengawasi istri saya. Kenapa malah kehilangan jejak? Terus, kalian juga kehilangan seseorang yang mengambil Ansel dan Asa dari pelaku?"

Masih kami lacak, Tuan. Pergerakannya cepat sekali sehingga kami sulit untuk langsung menemukannya

"Saya nggak mau tau. Cepat temukan mobil yang membawa anak saya pergi dan hentikan taksi yang membawa istri saya. Pastikan Istri dan Anak saya selamat."

Baik, Tuan.

Klik.

Alio menghela nafasnya kasar. "Siapa yang lagi main-main sama gue. Nggak bisa dibiarin. Gue diem di sini nunggu kabar nggak akan cepet balikin istri dan anak gue."

"Dari tadi kek gerak. Heran aku sama Anak kamu. Pengecut banget jadi laki-laki"gerutu Clafita melihat Alio berlari keluar menuju lift.

Angga mendengus. "Giliran yang jelek bilangnya anak aku. Padahal yang mengandung selama 9 bulan kamu loh."

"Ngejawab aja ya"Clafita memberikan tatapan tajamnya.

Angga hanya mampu terkekeh. "Semoga aja Alio bisa temuin Prilly dan si kembar dengan cepat."

"Kira-kira mereka beneran mau cerai nggak ya?"tanya Clafita dengan wajah murung.

Angga menggeleng. "Aku orang pertama yang menentang mereka. Kalau perlu, aku bayar pengadilan untuk tutup selama 1 tahun supaya nggak ada celah untuk mereka cerai."

"Ya nggak selebay itu sih"komentar Clafita memutar bola matanya malas.

***

"Pak, ini dimana ya? Bapak seriusan nggak nipu saya kan?"Prilly bertanya pada supir taksi yang membawanya ke suatu tempat asing.

Mobil taksi itu masuk ke area hutan. Menyelusuri jalanan yang amat sepi hanya ada pepohon besar.

"Aman Nyonya. Saya pastikan bisa bertemu dengan Den Ansel dan Nona Asa"ujar supir taksi tersebut melirik dari spion dalam mobil.

Prilly mendesah pelan. Jujur, perasannya biasa saja ketika tau mendapat sms dari nomer asing yang mengatakan jika taksi yang di naikinya akan membawa ia bertemu dengan Sang Anak. Namun, ada rasa penasaran yang menyeruak di dalam diri Prilly.

Siapa orang yang sudah menyelamatkan Ansel dan Asa. Apa keuntungan yang di dapat karena seniat ini menolongnya? Atau, ini sebuah jebakan?

"Nyonya jangan berpikir negatif. Saya pastikan semua akan baik-baik saja. Tuan saya sudah mengamankan Den Ansel dan Nona Asa dari tangan pelaku"ujar supir taksi seakan tau rasa penasaran Prilly.

Prilly memaksakan senyum. "Apa keuntungan melakukan ini semua, Pak? Bisa saja, Anak saya diselamatkan oleh orang suruhan suami saya."

"Tetapi, kenyataannya yang berhasil menyelamatkan anak Nyonya adalah Tuan saya bukan?"

Prilly diam tidak bersuara lagi. Batinnya setuju dengan ucapan supir taksi tersebut. Hanya dengan 1 mobil, kedua Anaknya bisa di selamatkan dengan mudah. Sementara Alio menggerakkan banyak orang untuk mencari keberadaan Anaknya. Namun, sepanjang jalan Prilly tidak melihat batang hidung dari orang suruhan Alio.

"Suami Anda sedang dalam perjalanan. Dari belakang, ada orang suruhan Tuan saya yang menjaga"ujar supir taksi membuka suara saat sampai di sebuah rumah berkonsep minimalis dengan pemandangan kanan-kiri banyak dipenuhi tanaman.

Prilly menaikkan alis. "Pak, tolong. Ini sebuah jebakan ya? Saya bisa saja melaporkan Anda dan yang lain ke polisi. Jangan main-main dengan suami saya. Orang suruhannya bahkan sedang mencari Anak saya."

"Orang suruhan yang di gerakkan oleh Tuan Alio, semuanya penipu Nyonya. Mereka memanipulasi Tuan Alio"ujar sang supir kemudian membuka pintu mobil.

"Silahkan Nyonya"supir taksi mempersilahkan Prilly untuk keluar.

Prilly menghela nafas. Dirinya menatap takjub pada rumah di hadapannya. Bahkan taman depan rumahnya cukup luas.

"Rumah siapa ini"gumam Prilly terus berjalan mengikuti supir taksi tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rumah siapa ini"gumam Prilly terus berjalan mengikuti supir taksi tersebut.

***

Alio memandang ke arah spion luar mobilnya. Sejak ia keluar dari hotel sampai saat memasuki kawasan kota Bandung, ada 2 mobil yang mengikutinya. Alio jadi curiga, jangan-jangan mobil tersebut adalag bagian dari rencana si pelaku yang sudah menculik Ansel dan Asa.

Tanpa berpikir panjang, Alio mengambil ponselnya dan menghubungi orang suruhannya.

"3 km dari Tol, singkirkan 2 mobil yang ada di belakang."

Klik.

Drttt drttt

"Ck siapa sih. Ganggu aja. Udah jaman tinggal nelfon masih aja kirim sms"dengus Alio kesal.

Namun, pada akhirnya  Alio mengambil ponselnya dan membaca beberapa deretan sms yang masuk. Ia memelankan mobilnya dan sesekali melirik ke arah jalanan.

Jangan percaya pada orang suruhanmu. Mereka semua berkhianat

Mereka bagian dari rencana aksi penculikan terhadap Ansel dan Asa

Ada dua mobil yang menjagamu.

Tolong percaya dan telfon saya. Mereka akan membawa kamu menuju istri dan anakmu berada

Jangan telfon orang suruhanmu! Mereka bisa saja mencelakaimu di jalan

Alio mengerutkan dahi. "Pesan aneh. Emang gue bakal percaya gitu aja? Das-"

Brakk!

Mobil yang Alio kendarai menabrak pembatas tol dan dahinya tersandung ke setir mobil. Seketika rasa pusing menjalar di kepala Alio. Ada setetes darah yang jatuh di tangan kanannya. Kedua mata Alio  sayup-sayup melihat kerumunan orang berbaju hitam mengepung mobilnya.

"Ikut saya"Alio yang sudah tidak berdaya ditarik paksa oleh sekumpulan orang berbadan kekar. Badannya di seret keluar dari dalam mobil.

...

Siapa yang makin penasaran?

Sengaja update lagi

Ide lagi lancar2nya :")

Jangan lupa like dan komen

Semangatt menuju ending 🤭


Menghiasi Gabriella [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang