Pagi pagi sekali Aran sudah bangun dan bersiap siap untuk berangkat bekerja. Ia membuka pintu kamarnya bertepatan dengan Chika yang juga keluar dari kamar.
Mereka sempat bertatapan beberapa detik sebelum Aran lebih dulu melangkah.
"Aduh" keduanya tak sengaja bertabrakan saat sama-sama ingin berjalan.
"Liat liat dong kalo jalan" Chika mendengus.
Aran tak menjawab, ia langsung berjalan lebih dulu menuju dapur.
Aran menaruh tasnya di kursi lalu menuangkan air putih dan segera menyantap sarapan yang sudah ia buat tadi. Hanya mie instan, karena ia belum sempat belanja bahan untuk mengisi kebutuhan dapur. Untung saja pagi pagi di komplek perumahannya sudah ada warung yang buka, jadinya ia hanya membeli mie instan dan telur saja untuk sarapan pagi ini.
Aran tak memperdulikan Chika yang berdiri didepannya sambil menuangkan air putih. Ia terus menyantap sarapan paginya tanpa memperdulikan gadis itu.
Chika membuka kulkas dan tak ada apa apa didalamnya. Hanya botol air dan es batu. Ia menatap Aran sekilas yang terlihat nikmat menyantap mie instan. Dimana laki-laki itu dapat mie instan? Sedangkan bahan makanan saja tidak ada disini?.
"Lo kalo mau sarapan bikin mie aja. Ada satu lagi punya gue dideket kompor. Tapi masak sendiri" Aran membuka suara tanpa menatap Chika.
Chika tak menjawab, ia mendekat ke arah kompor dan melihat ada satu bungkus mie dan telur disana yang masih terbungkus plastik.
Beberapa detik ia hanya diam memandangi mie dan telur itu. Apa yang harus ia lakukan lebih dulu untuk memasak mie, sedangkan ia sendiri tidak tau caranya memasak.
Chika mengambil bungkus mie itu dan membaca cara pembuatannya yang terdapat di kemasan. Langkah pertama adalah ia harus menyiapkan air untuk merebus mie.
Chika mengambil panci kecil dan mengisinya dengan air hingga hampir penuh. Setelahnya ia menaruh panci berisi air itu diatas kompor.
Chika hanya terdiam karena ia bingung bagaimana cara menyalakan kompor. Ia melirik pada Aran yang terlihat masih sibuk sarapan sambil memainkan ponselnya. Ingin meminta tolong tapi ia gengsi untuk memanggil cowok mesum itu.
Satu detik..
Dua detik..
Tiga detik..
Hingga satu menit berlalu, kompor itu masih belum menyala dan Chika masih berdiri disana sambil memutar mutar knop yang terdapat pada kompor itu.
"Ck, susah banget sih" gumamnya
"Cewek kok gabisa nyalain kompor"
Chika tersentak kaget saat Aran sudah berada disampingnya.
"Awas"
Chika pun sedikit bergeser dan memperhatikan Aran yang menyalakan kompor itu.
Ctek!
"Gini doang gabisa Lo. Mana pancinya?"
"Ck, Lo kalo cuma mau ngatain doang mending gausah deh!" Kesal Chika, tangannya menyodorkan panci itu.
"Buset, Lo mau ngerebus mie apa mau bikin sup. Ini kebanyakan" Aran membuang airnya sampai setengah, lalu ia menaruh pancinya diatas kompor yang sudah menyala.
"Lo kalo gabisa nyalain kompor gausah sok deh. Yang ada tar kebakaran nih rumah" Aran menjauh dari Chika dan kembali duduk di meja makan.
"Bacot Lo!" Ucap Chika kesal. Ia memasukkan bumbunya ke dalam mangkuk.
"Dah dibantu juga Lo. Bukannya terimakasih malah--"
"Oke, makasih ya cowok mesum! Puas Lo"
"Enak aja Lo ngatain gue mesum! Gue ga pernah apa apain Lo ya! Yang harus Lo tau, gue juga ogah sama cewe kaya Lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
R A S A [END]
Short StoryMengisahkan tentang seorang laki-laki yang berprofesi sebagai wartawan. Ia dipaksa menikahi wanita tak dikenal karena suatu kejadian yang mengharuskannya menikahi wanita itu. Bagaimana kelanjutan kisah kehidupan laki-laki itu setelah menikah?