9

933 194 1
                                    

"Harusnya tadi ajak ibu kamu juga Aran. Saya lupa memberitahu Chika untuk mengajaknya" ucap Pucho disela makan malamnya.

Mereka sudah mulai makan malam bersama, ada Pucho, Chika dan juga Aran yang duduk berdampingan.

"Gak apa-apa pak, ibu saya juga sibuk" sahut Aran.

Pucho terkekeh pelan "Jangan terlalu formal Aran. Saya ini mertua kamu, kalau lagi diluar kantor kamu bisa panggil saya dengan sebutan papi seperti Chika" ujarnya.

"Gak enak pak, bapak bos saya"

"Tapi saya mertua kamu. Sekarang kita tidak sedang di kantor, panggil saya papi ya?" Ucap Pucho.

"B-baik pak, eh Pi" ucap Aran gugup. Bagaimanapun juga ia sangat tidak terbiasa dengan panggilan itu.

Pucho tersenyum mendengarnya, ia pun mempersilahkan Aran untuk kembali makan sembari terus mengajaknya mengobrol. Sedangkan Chika, ia hanya diam saja menyimak pembicaraan papinya karena ia tidak tertarik dengan pembahasan itu.

"Chika" panggil Pucho.

"Iya pih?"

"Sebentar lagi kamu mau magang kan? Gimana kalau magang di kantor papi aja?" Tanya Pucho.

"Gatau Pi, liat nanti aja deh" jawab Chika sekenanya.

"Nanti kabarin papi aja, biar cepet diurus dan kamu bisa magang disana"

"Iya pih"

"Oh iya, kalian berdua nginep disini kan?" Tanya Pucho menatap Aran dan Chika.

"Hah?!" Keduanya langsung keget mendengar itu hingga membuat Aran hampir saja tersedak dan buru-buru meneguk air putih didepannya.

"Pelan pelan sayang" ucap Chika mengusap punggung Aran. Bukan sebuah usapan, melainkan tepukan yang membuat Aran benar-benar tersedak kali ini.

Uhuk uhuk~

Aran terbatuk keras hingga ia harus berdiri dan membungkukkan badannya.

"Kamu gapapa Aran?" Tanya Pucho sedikit panik melihat menantunya yang terbatuk.

Aran melambaikan tangannya sebagai jawaban bahwa ia baik-baik saja meski batuk itu masih membuatnya kesulitan untuk bernafas dan berbicara.

"Chika bantuin itu suaminya" perintah Pucho.

Chika pun akhirnya berdiri dan mendekati Aran yang masih membungkuk sembari terbatuk. Ia menuntun Aran dan membawanya ke kamar mandi.

Aran masih saja terbatuk hingga wajahnya memerah dan matanya berair.

Chika berada disana sambil mengusap tengkuk dan punggung Aran. Ia tidak menyangka kalau tersedak bisa membuat Aran terbatuk parah seperti ini.

Aran menyentak kasar tangan Chika yang mengusap tengkuknya. Ia membasuh mulut serta wajahnya di wastafel.

"Dibantuin juga" ucap Chika setelah Aran menepis tangannya.

Aran menahan tangan Chika yang kembali ingin menyentuhnya. Ia menatap tajam pada Chika.

"Lo gila?! Lo mau bikin gue mati hah?!" Tanya Aran. Tanpa sadar ia meremas kuat pergelangan tangan Chika di genggamannya.

"Awsshhh s-sakit Aran!" Chika menarik tangannya dari genggaman Aran sampai tangannya memerah.

"Lo apa apaan sih?!"

"Lo yang apa apaan?!"

"Gila lo ya?! Lo pikir ga sakit tersedak kaya gitu hah?!" Aran menepuk-nepuk dadanya saat nafasnya mulai sesak.

R A S A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang