11

939 214 3
                                    

Aran baru saja sampai di rumahnya. Ia membuka pintu rumahnya dengan kunci yang ia bawa, tapi ternyata pintu itu tidak dikunci.

Aran mengerutkan keningnya lalu menoleh ke garasi yang di sana sudah ada mobil Chika. Itu artinya gadis itu sudah pulan. Lalu kenapa pintunya tidak dikunci? Memangnya gadis itu tidak takut ada orang asing masuk ke dalam rumah mereka?.

Aran pun masuk ke dalam rumah dan menutup kembali pintunya serta menguncinya. Ia menggelengkan kepalanya melihat Chika yang tertidur di sofa dengan laptop dipangkuannya.

Aran mendekat dan meraih laptop itu lalu ia letakkan diatas meja. Ia mengambil bekas bungkus snack yang berserakan lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Chik" panggil Aran

"Chika" panggilnya lagi. Sepertinya Chika sangat nyenyak dengan posisi tidurnya yang miring seperti itu.

"Chika"

"Ini kebo apa gimana dipanggilin ga bangun bangun" gumam Aran.

Aran meraih bantal dan memukulkannya ke tangan Chika dengan pelan untuk membangunkan gadis itu.

"Bangun"

"Oi"

"Bangun"

"Astaga ni cewe beneran kebo kayanya"

Aran memberanikan diri untuk menyingkap rambut Chika yang menutupi wajah gadis itu. Dengan pelan ia menyingkirkan helaian rambutnya.

"Chik" panggil Aran lagi.

Tetap tidak ada sahutan dari Chika, gadis itu masih tertidur dengan nyenyak. Aran terpaksa menyentuhnya untuk membenarkan posisi gadis itu agar tidur dengan nyaman.

Ia memegang tangan Chika dan satu tangannya lagi memegang bahu gadis itu lalu dengan pelan Aran membenarkan posisinya dan membaringkannya di sofa.

Chika terusik karena merasa ada gerakan didekatnya. Ia membuka matanya dan melotot saat melihat wajah Aran yang tepat berada diatas wajahnya.

"AAAAAAAAA!!!"

"LO APAIN GUE?!" Teriak Chika bangun dan mendorong Aran hingga Aran terjatuh ke belakang.

Aran terjatuh hingga kepala belakangnya membentur ujung meja. Ia mengaduh kesakitan sambil memegang kepalanya.

Chika panik dan meraba seluruh bagian tubuhnya. Ia berpikir jika Aran akan melecehkannya lagi. Seluruh badannya bergetar hebat karena takut. Pasalnya Aran benar-benar berada diatasnya ketika ia membuka mata.

Aran bergerak bangun sambil memegang kepalanya. Kepalanya langsung berdenyut, ia memaksakan dirinya untuk duduk di sofa masih dengan tangannya yang tak ia turunkan.

Aran menatap Chika, gadis itu ketakutan sembari memeluk kakinya sendiri. Pandangan mereka bertemu, Aran was was ketika Chika bergerak mendekatinya dengan tatapan tajam dan..

Plakkk!

Aran memalingkan wajahnya karena kuatnya tamparan Chika.

Chika menarik wajah Aran agar menatap padanya, "Lo!" Tunjuk Chika didepan wajah Aran, "udah dua kali Lo lecehin gue!" Teriaknya.

Aran berdiri dan mencengkeram kuat tangan Chika. Tatapannya menajam, emosinya seketika naik karena gadis itu.

"GUE GA BERNIAT BUAT LECEHIN LO CHIKA!" Ucap Aran meninggi. Nafasnya memburu tanda ia benar-benar emosi dengan gadis ini.

"ASAL LO TAU! GUE CUMA MAU BANGUNIN LO KARENA PINTU RUMAH GA DIKUNCI DAN LO MALAH TIDUR" Ucap Aran lagi menunjuk didepan wajah Chika.

"DAN YANG TADI, GUE CUMA MAU BENERIN POSISI LO KARNA LO TIDUR SAMBIL DUDUK. DAN GUE GA PERNAH MIKIR SAMA SEKALI BUAT LECEHIN LO, NGERTI?!" Tegasnya.

R A S A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang