18

921 202 5
                                    

"Mau aku jemput ga sayang?" Tanya Aran melalui telpon.

"Gausah deh, hari ini aku ada kelas pagi, nanti kamu telat kalo nganter aku dulu" ucap Anin dari seberang sana.

"Bener gapapa?"

"Gapapa kok. Ojol aku udah dateng tuh, aku berangkat dulu ya"

"Hati-hati sayang, kalo udah sampe kabarin aku"

"Iya sayang, love you"

"U too cinta"

Tut

"Mii iki jimpit gi siying? Halahh motor Lo aja ketinggalan di kantor gimana mau jemput pacar Lo" cibir Chika yang sedari tadi mendengar obrolan Aran dengan kekasihnya.

"Basa basi doang gue, untung pacar gue pengertian, ga nyusahin kaya Lo"

"Idih, emang gue pacar Lo apa?!"

"Kan lo istri gue"

"Engga ya! Istri istri apaan sih?! Geli gue"

Aran terkekeh, "gaboleh gitu sama suami" godanya.

"Gajelas lo, najis!"

"Hahaha, hati-hati Lo suka sama gue nanti"

"Engga! Ga akan pernah!"

"Siapa tau kan? Hahaha"

"Gue berani taruhan kalo gue ga akan pernah suka sama Lo!"

"Yang bener?" Tanya Aran terkekeh.

"Iya!. Ga akan pernah!"

Aran masih mempertahankan tawanya sembari mengangguk, "okey, gue bisa pegang ucapan Lo itu. Tapi kalo suatu saat keadaannya berubah dan Lo suka sama gue gimana?

"Ngapain juga gue suka sama Lo cowok mesum!"

"Mesam mesum, kalo gue beneran mesum udah habis Lo di tangan gue" ucap Aran menatap Chika dengan senyum smirknya.

"GILA! DASAR COWOK GILA!"

Tawa Aran semakin pecah saat Chika yang langsung pergi dari sana ketika kalah berdebat dengannya. Aran memegang dadanya sendiri yang lagi lagi berdebar, perasaan aneh ini masih saja menghantuinya saat ia berdekatan dengan Chika.

"Kalo perasaan itu timbul dari gue duluan, gue gatau bakal gimana" gumam Aran.

***

Aran dan Chika keluar dari mobil bertepatan dengan Oniel dan Indah yang baru saja memarkirkan motornya disamping mobil Chika.

Mereka berdua menatap tanya pada Aran saat melihat Aran yang semobil dengan Chika.

Aran juga menatap kedua temannya itu, sudah pasti setelah ini akan banyak pertanyaan yang mereka berdua lontarkan padanya.

Sedangkan Chika, ia hanya diam dan tersenyum ramah pada dua kakak seniornya. Ia tidak akan ikut campur dengan masalah ini, biarkan saja Aran yang akan mengurus dan mencari alasan untuk menjawab pertanyaan kedua temannya itu.

Aran memberikan kunci mobil pada Chika dan mengkodenya agar Chika masuk lebih dulu. Ia mendekati kedua temannya dan berusaha sebiasa mungkin agar mereka tidak curiga.

"Gue pikir gue udah telat" ucap Aran membuka suaranya. Ia menghampiri motornya yang tertinggal semalam.

"Kok bisa sama dia?" Indah duluan bertanya.

Aran sudah menebak pertanyaan itu pasti akan ditanyakan oleh Indah. Ia mendudukkan dirinya di atas motor dan menatap mereka.

"Ga sengaja ketemu dia tadi" sahut Aran.

R A S A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang