19

961 199 2
                                    

"Gila! Papi apa apaan sih pake minta cucu segala?! Sumpah gue ga pernah ngebayangin bisa sampe serumit ini jadinya" Chika keluar dari lift setelah tadi mereka dari ruangan papinya. Ia berdecak kesal, kenapa papinya malah meminta cucu padanya dan Aran.

"Udah gue bilang, Lo sih pake sandiwara segala. Tinggal bilang kalo hubungan kita itu ga sebaik yang bokap Lo pikirin kan gampang? Paling juga udah dari kemaren kita cere" Aran menyusul Chika dan berjalan dibelakangnya. Inilah yang Aran takutkan, jika sudah seperti ini akan semakin rumit.

Chika yang berjalan lebih dulu dari Aran berbalik untuk menatapnya. Ia menyilangkan kedua tangannya menatap Aran yang juga berhenti ketika ia berdiri didepannya. Untungnya lorong itu sedang sepi dan tidak ada siapapun disana selain mereka berdua.

"Gue salah? Harusnya Lo pikirin ini dari awal sebelum bikin kontrak sama gue" ucap Aran.

"Kalau pun kita cerai, cari alasannya ke papi gimana hah?! Papi taunya kita baik-baik aja, ga mungkin tiba-tiba bilang mau cerai kan?"

Benar juga yang dikatakan Chika, image mereka terlihat baik-baik saja didepan Pucho, kalau tiba-tiba mereka bercerai, itu pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan.

"Jadi gimana sekarang?" Tanya Aran.

"Gatau"

"Ya terus Lo mau-- hmpfftt"

Chika dengan cepat menutup mulut Aran ketika melihat papinya berjalan ke arah mereka. Ia mengkode Aran melalui sorot matanya dan berpura-pura mengusap pipi Aran.

"Kok masih disini?" tanya Pucho yang berhenti didekat Aran dan Chika.

"Hehehe iya Pi, lagi ada yang diobrolin sama Aran tadi" sahut Chika.

"Balik kerja sana kalian"

"Iya Pi, papi mau kemana?" Tanya Chika

"Papi mau keluar dulu ketemu temen"

"Ohh, yaudah hati-hati Pi"

Pucho mengangguk lalu pergi dari sana diiringi oleh sekertarisnya.

Chika langsung bernafas lega, untung saja papinya tidak mendengar ucapannya tadi bersama Aran.

"Turunin tangan Lo"

Chika tersentak saat sadar tangannya masih bertengger dipundak Aran. Ia segera menjauhkan dirinya dan merasa canggung secara bersamaan.

"Sorry sorry" cicit Chika pelan.

Aran hanya mengangguk lalu setelah itu pergi dari sana meninggalkan Chika.

Chika menatap punggung Aran yang kian menjauh, ia menghela nafasnya, bagaimana jadinya sekarang?.

Ia pun memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Saat memasuki ruangan, banyak pasang mata yang menatap ke arahnya dan Aran yang berjalan beriringan. Chika tidak memperdulikan itu, pikirannya sedang penuh memikirkan bagaimana caranya untuk mengakhiri hubungannya dengan Aran.

Begitu pula dengan Aran, ia terlihat cuek saja dengan gurauan teman temannya saat ia duduk di meja kerjanya. Mereka semua sedang menggodanya yang baru saja datang dari ruangan atasan bersama Chika.

Aran tak menggubris perkataan mereka, ia menoleh sekilas pada Chika yang duduk disamping mejanya. Gadis itu juga tampak cuek, tanpa mau berlama-lama memikirkan hal yang lainnya, Aran pun memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.

***

Saat jam pulang kantor, Aran membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk pulang. Setelah semuanya siap, ia keluar dari ruang kerjanya dan turun menuju lobby bawah.

R A S A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang