12

897 187 10
                                    

Chika baru saja sampai di rumahnya pukul 6 sore. Ia membuka pintu dengan kunci yang biasa ia bawa dan masuk ke dalam rumah.

Rumah terlihat sepi, Apa mungkin Aran benar-benar nekat bekerja tadi?.

Chika berjalan menuju kamar Aran, ia menempelkan telinganya di pintu dan tidak mendengar apapun didalam sana.

Ia memberanikan diri untuk mengetuk pintunya. Beberapa kali tetap tak ada jawaban dari dalam. Chika pun memegang knop pintu dan membukanya, ternyata pintu itu tidak dikunci.

Chika menyembulkan kepalanya dan melihat keadaan didalam kamar yang kosong, Aran tidak ada disana. Kemana laki-laki itu?.

"Astagaa" Chika menepuk dahinya pelan.

"Chika bego! Dia kan punya kunci cadangan" gumamnya merutuki dirinya sendiri.

Chika mengambil ponselnya dan segera menelpon papinya untuk menanyakan apakah Aran benar-benar bekerja atau tidak. Ia menutup kembali pintu kamar Aran dan berjalan keluar sambil menempelkan ponsel di telinganya.

Chika melangkahkan kakinya menuju pintu utama, saat akan membuka pintu ia dikejutkan dengan kedatangan Aran yang beridiri didepannya.

"Bisa ga jangan berdiri disitu? Ngagetin aja tau ga?!" Ucap Chika menurunkan ponselnya kembali dan mematikan panggilannya.

"Lah gue mau masuk, Lo yang berdiri disitu" sewot Aran.

"Awas!" Aran mendorong tubuh Chika agar memberinya jalan lalu ia masuk ke dalam rumah.

"Nyebelin!"

Aran berjalan menuju dapur dan meletakkan plastik yang sedari tadi ia bawa diatas meja. Ia habis dari rumah Bundanya karena bosan di rumah.

Setelah membuka plastik yang berisi rendang buatan bunda Shani, Aran menyimpannya ke dalam lemari. Lalu setelah itu ia pergi ke kamarnya dan hanya menatap sekilas pada Chika yang baru masuk ke dapur.

"Bawa apa ya tadi tu cowo mesum" gumam Chika kepo.

Ia membuka lemari penyimpanan dan mengambil kotak makan yang mungkin Aran bawa tadi lalu membawanya ke atas meja. Chika membukanya dan tersenyum melihat ada rendang didalam kotak itu. Sudah lama sekali ia tidak makan rendang.

"Ga sopan banget buka buka" sindir Aran yang baru memasuki dapur.

"Dasar kepo!" Lanjutnya.

Chika kembali menutup kotak makan itu lalu menatap Aran.

"Gue bukan kepo, tapi fomo. Cuma pengen tau aja apa yang Lo bawa, kali aja kan Lo bawa bom" ucap Chika

"Sinting!"

"Lagian mana mungkin gue bawa bom? Belinya aja gatau dimana" Aran mengambil piring dan menuangkan nasi ke dalamnya. Ia mengambil rendang yang tadi ia bawa dan menaruhnya ke dalam piring yang sudah berisi nasi itu.

"Terus kalo lo tau ada orang jual bom, Lo bakal beli?" Tanya Chika

"Iya"

"Buat apa?"

"Buat bom Lo biar ga gangguin gue lagi" tunjuk Aran dengan garpu di tangannya.

"Jahat banget" ucap Chika pura pura sedih.

"Makan sana. Kalo gamau gue abisin nih rendangnya"

"Iya iya! Sisain gue" ucap Chika yang langsung mengambil nasi.

Sedari tadi dia memang sudah menunggu Aran untuk menyuruhnya makan dan berharap laki-laki itu memberinya rendang yang ia bawa tadi, dan akhirnya tidak sia-sia akting sedihnya agar diberi rendang.

R A S A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang