Malam harinya, Aran sedang menata barang belanjaannya tadi siang ke dalam kulkas. Ia belanja ditemani oleh Anin, karena Anin tahu apa saja yang harus dibeli untuk kebutuhan dapur.
Aran hanya bilang kalau ia disuruh bundanya untuk belanja bulanan, untungnya Anin tidak curiga, pasalnya seminggu yang lalu mereka sudah belanja bersama dengan Anin juga yang ikut menemani Aran dan bundanya. Mungkin gadis itu lupa.
Setelah selesai menata bahan bahan pokok untuk kebutuhan dapur, Aran bergegas memasak nasi untuknya makan malam. Kalau mengandalkan gadis bernama Chika itu yang ada ia akan mati kelaparan. Sedangkan Chika saja tidak bisa menyalakan kompor, jadi bagaimana bisa gadis itu memasak nasi?.
Setelah mencuci berasnya dan menaruhnya ke dalam rice cooker, Aran beralih untuk mencuci ayam yang ia beli tadi. Ia hanya ingin makan ayam goreng saja, biar cepet kalo kata Aran.
Untungnya Aran sudah mahir bermain dengan alat alat dapur, karena biasanya ia sering membantu bundanya memasak. Jadi sedikitnya ia paham bagaimana cara memasak dengan benar.
Setelah ayamnya dicuci bersih, Aran merebusnya lebih dulu agar nanti pas di goreng tidak mentah.
Sepulangnya tadi Aran belum melihat Chika sama sekali. Apa ia pergi? Tapi apa urusannya dengan Aran, terserahlah jika gadis bernama Chika itu keluar dan tidak pulang, ia tidak peduli. Malah ia senang kalau berada di rumah sendirian tanpa ada gadis aneh itu.
Beberapa menit kemudian, Aran mengangkat ayam yang tadi ia rebus, ia meniriskannya dulu sebentar sebelum di goreng.
Setelah itu ia menyalakan kompor dan menaruh teflon berisi minyak. Tak menunggu lama karena minyaknya sudah panas, Aran pun memasukkan ayamnya ke dalam teflon.
Ia membalik balikan ayamnya agar matang dengan merata. Setelah cukup, Aran meniriskannya dan mengambil nasi karena perutnya sudah sangat lapar.
Baru saja suapan pertama, atensinya beralih pada Chika yang baru saja memasuki dapur dengan wajah bantalnya. Ternyata gadis itu ada dirumah, sepertinya ia baru bangun tidur.
Aran tak memperdulikannya dan terus makan dengan tenang.
Sementara Chika, ia melirik Aran yang sedang menikmati ayam gorengnya. Sepertinya enak, Chika jadi pengen. Perutnya juga sudah sangat lapar setelah seharian ia tidur saja, tapi ia gengsi untuk meminta pada Aran.
Ia melirik satu ayam goreng yang tersisa di piring, semoga saja Aran tidak memakannya dan akan memberikannya nanti padanya. Tapi sayangnya, harapan Chika musnah saat Aran menggigit ayam itu dan memakannya. Ia jadi kecewa.
Aran mencuri curi pandang pada Chika yang dari tadi minum tidak selesai selesai. Ia tau Chika menginginkan ayamnya. Enak saja, Aran sudah lelah memasak sendiri, ia tidak akan membaginya pada gadis menyebalkan itu.
Aran menatap punggung Chika yang berjalan ke arah luar. Ia hanya mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan makannya.
***
"Lo pasti belum makan kan?" Tanya Aran ketika Chika masuk kembali ke dalam rumah.
Aran sedang duduk di ruang tengah sambil memainkan kamera kesayangannya tanpa menatap pada Chika.
"Makan sana. Walaupun gue kesel sama Lo, tapi gue ga akan biarin Lo kelaperan. Tar gue di penjarain bokap Lo lagi"
"Di dalem lemari ada ayam goreng sama nasinya di rice cooker. Gue cuma masak itu aja. Kalo Lo mau makan silahkan, kalo engga juga gapapa biar ayamnya nanti gue kasih kucing" lanjut Aran
"Udah malem gini mana ada orang yang jualan" tambah Aran saat Chika berlalu begitu saja.
Ia tersenyum tipis melihat Chika yang melangkah ke dapur. Sepertinya tadi Chika keluar mencari makan, tapi ia pulang tidak bawa apa apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A S A [END]
Short StoryMengisahkan tentang seorang laki-laki yang berprofesi sebagai wartawan. Ia dipaksa menikahi wanita tak dikenal karena suatu kejadian yang mengharuskannya menikahi wanita itu. Bagaimana kelanjutan kisah kehidupan laki-laki itu setelah menikah?