Aran mendorong troli belanjaannya sambil mengikuti Chika dari belakang. Sudah berulang kali mereka memutari supermarket itu karena Chika yang banyak sekali keinginan untuk makan ini dan itu padahal ia sendiri tidak bisa memasak.
Chika berjalan di depan dan mengambil apa saja yang menurutnya dibutuhkan di rumah. Ia mengambil banyak sekali mie instan, cemilan, kopi, susu, buah, berbagai macam sayur dan semua yang ia lihat ia masukkan ke dalam troli.
"Chik, kita beli cukup buat sebulan dulu aja jangan banyak banyak" bisik Aran saat Chika yang terus menerus memasukkan bahan pangan ke dalam troli. Ia yakin total belanjaan bulan ini akan melonjak naik gara-gara gadis menyebalkan itu.
"Gapapa kali biar cukup setahun" sahutnya enteng.
"Buset yang bener aja lu Chika?!"
"Udah ah, sssttt" Chika menaruh jari telunjuknya di depan bibir.
"Lo diem, ikutin gue aja. Percaya sama gue, ini semua pasti cukup buat kebutuhan rumah" lanjutnya lalu kembali berjalan sambil memilih milih barang yang belum ia masukkan ke troli.
"Cukup sih cukup tapi ga gini juga. Inimah gue kebakaran jenggot namanya" gumam Aran, ia panik jika uangnya tidak akan cukup untuk membayar semuanya.
Meski terus misuh misuh tidak jelas tapi Aran tetap mengikuti Chika yang sibuk mengambil barang belanjaan. Helaan nafas Aran terdengar setiap kali Chika memasukkan barang barang itu ke dalam troli.
"Mas, mau ayamnya ya 2 kilo"
"Sama daging juga deh 1 kilo"
"Telur juga mas 1 kilo"
Aran sudah tidak sanggup lagi berada disini, ia ingin cepat cepat pergi dari sini karena Chika yang terus membeli tanpa memikirkan harga dari barang tersebut. Ia berharap uangnya akan cukup untuk membayar semua belanjaan Chika.
"Apa lagi ya?" Ucap Chika mengetuk dagunya mengingat apa saja yang belum ia beli.
"Udah udah, udah ya kita pulang. Ini udah cukup" Aran buru-buru menarik tangan Chika agar menjauh dan membawanya ke kasir untuk membayar.
"Ihhh Aran, kan masih ada yang belum kebeli"
"Diem!"
Aran mengeluarkan semua barang belanjaannya untuk dihitung. Ia berkeringat dingin saat melihat angka di monitor yang telah melampaui biaya bulanannya bulan lalu. Ini lebih dari yang ia perkirakan sebelumnya.
Aran menopangkan satu tangannya sambil terus memperhatikan petugas kasir yang sedang menghitung, sesekali ia menyapu keringat di dahinya karena kasir itu belum juga selesai menjumlah belanjaannya.
"Aran mau eskrim" pinta Chika melepaskan tangannya yang masih digenggam oleh Aran.
Aran menghela nafas pasrah saat Chika berjalan pergi mengambil eskrim. Ia benar-benar menyesal sudah mengajak gadis itu untuk belanja bulanan.
"Tambah ini ya mbak" Chika menaruh 5 cup eskrim berukuran besar di meja kasir.
"Lo gamau coklat? Katanya suka coklat?" Tanyanya.
"Ga usah!" Tolak Aran cepat. Ia masih bisa menahan keinginannya demi dompetnya.
"Okey" Chika mengangguk saja. Ia menatap wajah Aran yang terlihat memucat. Apa laki-laki itu sakit?.
"Totalnya 1.325.500 ya kak, mau cash atau debit?" Ucap petugas kasir.
"Anjir banyak banget bisa buat belanja 3 bulan" batin Aran.
"In--"
"Ini mbak" Chika lebih dulu memberikan kartu kreditnya pada kasir.
"Gausah, pake yang ini aja mbak" ucap Aran juga memberikan kartu miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A S A [END]
Historia CortaMengisahkan tentang seorang laki-laki yang berprofesi sebagai wartawan. Ia dipaksa menikahi wanita tak dikenal karena suatu kejadian yang mengharuskannya menikahi wanita itu. Bagaimana kelanjutan kisah kehidupan laki-laki itu setelah menikah?