33

1K 226 25
                                    

Paginya, Aran terbangun dengan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya. Badannya terasa sakit semua akibat dari kecelakaan semalam.

Aran meregangkan otot-ototnya yang terasa ngilu, perlahan ia bangkit dan berjalan tertatih menuju pintu. Saat membukanya, disana sudah ada Chika yang berdiri di depan kamarnya.

"Baru aja mau gue bangunin" seru Chika.

Aran hanya berdehem pelan menjawabnya.

"Hari ini libur dulu, udah gue bilangin papi" ucap Chika.

Aran hanya menganggukkan kepalanya.

"Mau kemana?" Tanyanya lagi.

"Dapur" ucap Aran lalu ia menutup pintu kamarnya.

Chika langsung merangkul Aran untuk membantunya, sedangkan Aran malah terdiam sambil menatap Chika yang berdiri disebelahnya.

"Kenapa? Mau ke dapur kan?" Tanyanya

Aran mengangguk lalu ia berjalan dengan di papah oleh Chika. Aran pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan gosok gigi, setelah itu ia keluar dan kembali di papah oleh Chika untuk duduk di meja makan.

Aran sempat heran kenapa Chika bersikap baik padanya, membantunya sedari semalam, bahkan menyiapkan sarapan untuknya pagi ini. Gadis itu melayaninya bagai seorang istri yang melayani suaminya. Chika juga mendadak sangat perhatian padanya.

Tapi dibalik itu ada rasa senang di hati Aran. Ia jadi bisa berdekatan dengan Chika untuk waktu yang cukup lama, apalagi diperhatikan oleh Chika seperti sekarang ini membuat Aran sangat bersyukur karena melihat sisi lain dari gadis itu, Chika tidak menyebalkan seperti biasanya.

"Gimana? Udah baikan belum Ran?" Tanya Shani yang juga bergabung di meja makan.

Aran hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia tidak ingin membuat bundanya khawatir meski sekarang seluruh badannya sedang sakit.

Mereka bertiga pun sarapan bersama, tidak ada obrolan diantara ketiganya, mereka fokus dengan sarapannya masing-masing.

"Semalem pulang?" Tanya Aran membuka suara. Ia menoleh sekilas pada Chika yang duduk disampingnya.

"Engga" sahut Chika

"Dia disini semalem, tidur sama bunda" timpal Shani.

Aran membulatkan mulutnya sambil mengangguk.

"Bunda suruh tidur di kamar kamu gamau" ucap Shani terkekeh.

Aran dan Chika reflek berpandangan, pipi keduanya tiba-tiba memanas hanya karna mendengar ucapan bunda Shani.

Aran berdehem kecil dan meminum air didepannya, kenapa ia mendadak gugup seperti ini?.

Shani hanya tersenyum tipis melihatnya, ia tau bagaimana hubungan mereka berdua sebenarnya, mungkin bisa dibilang bukan hubungan suami istri pada umumnya karena yang ia tau keduanya sama-sama saling menjaga dirinya masing-masing.

Setelah selesai sarapan, Aran duduk di ruang tengah sambil mengerjakan kerjaannya yang belum sepenuhnya selesai semalam saat ia lembur.

Saat sedang fokus pada kerjaannya, ia dikagetkan dengan suara pintu diketuk. Dengan susah payah Aran bangun dan berjalan menuju pintu.

Ceklek

"Sayang.." seru Anin yang langsung memeluk Aran ketika pintunya terbuka.

Aran terkesiap, ia sedikit limbung jika tidak segera berpegangan pada pintu saat Anin memeluknya.

"Siapa?" Tanya Chika dari arah dapur.

Aran langsung menoleh ke arah Chika di belakangnya, pandangannya bertemu dengan Chika yang berdiri disana menatap ke arahnya dan Anin.

R A S A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang