36

1.2K 236 28
                                    

Pagi pagi sekali Chika sudah terbangun dan sudah stay di depan kamar Aran. Ia ingin berbicara dengannya dan memperbaiki semuanya. Ia akan jujur pada Aran tentang perasaanya, tentang dirinya yang juga menyukai Aran. Ia tidak ingin Aran meninggalkannya dan tidak rela melihat Aran menikah dengan orang lain.

Sudah hampir setengah jam Chika berdiri disana tapi Aran tak kunjung keluar dari kamarnya. Chika sedikit berfikir apakah ia harus mengetuk pintunya atau tidak. Tangannya sudah siap untuk mengetuk pintu, sedikit lagi hingga akhirnya terdengar suara kunci diputar dari dalam.

"Aran aku sayang kamu" Chika memejamkan matanya kuat setelah mengucapkan itu. Ia merubah panggilannya menjadi aku-kamu meski sedikit aneh menurutnya.

Chika masih diam menunggu respon Aran terhadap ucapannya tadi.

Sedangkan Aran dibuat terkejut mendengar kata-kata Chika barusan. Selain kaget mendengar ucapan Chika, ia juga kaget ternyata Chika berada di depan kamarnya sepagi ini. Ia menatap Chika yang berdiri di depannya sambil memejamkan mata.

Chika pelan pelan membuka matanya saat Aran tak kunjung bersuara. Tatapannya bertemu dengan Aran yang juga sudah menatapnya.

Keduanya berada dalam keheningan yang cukup lama sampai Chika bergerak lebih dulu dan menubrukkan dirinya hingga masuk ke dalam pelukan Aran.

Chika memeluknya erat, ia memejamkan matanya mendengar detak jantung Aran yang berirama. Aran masih diam di posisinya, semakin saja ia dibuat bingung dengan gadis yang sedang memeluknya ini.

"Aku juga sayang sama kamu Aran" ucap Chika lagi masih betah memeluk tubuh tegap Aran.

Chika melonggarkan pelukannya saat Aran tak membalas pelukannya sama sekali. Ia mendongak menatap Aran yang menunduk menatapnya.

Chika mulai menjauhkan dirinya, perhatiannya teralihkan pada sesuatu yang Aran pegang ditangannya.

"Itu apa?" Tanya Chika kepo menunjuk kertas yang Aran pegang.

Aran dengan cepat menarik kertas yang dipegangnya dan menyimpannya ke belakang.

"Bukan apa-apa" ucapnya.

"Bohong. Itu apa?" Tanya Chika lagi.

Chika berusaha mengambil kertas yang disembunyikan Aran. Ia ingin melihatnya.

"Itu apa?"

"Aku mau liat"

"Itu apa Aran?"

"Araaann, aku mau liat" rengeknya. Ia berusaha merebut kertas itu karena kepo dengan isinya.

Aran tetap menyembunyikan kertas itu di belakang tubuhnya. Ia terus menghindar sampai akhirnya Chika berhasil merebut kertas miliknya.

"Cuma liat doang juga" ucap Chika menahan dada Aran saat Aran akan kembali merebut kertas itu darinya.

Chika membacanya dari awal sampai pada kata yang membuatnya terdiam.
Disana tertulis surat gugatan cerai dan yang tergugat 'Chika Ayudia Shakira'. Mata Chika berkaca-kaca melihat itu. Ia menatap Aran dan menunggu penjelasan darinya.

"Aku pikir ini sudah saatnya mengakhiri semuanya" jelas Aran.

"Kenapa?" Tanya Chika pelan.

"Saat kita sudah sama sama saling mengetahui perasaan masing-masing?" Tanyanya lagi.

"Chik, aku pikir ini sudah tidak ada gunanya. Perasaan ini sudah bukan yang terpenting lagi"

"Apa maksud kamu Aran?!"

"Aku udah mengakui perasaan aku ke kamu. Bukannya selama ini kamu nungguin itu kan? Kamu nungguin aku bilang yang sebenarnya tentang perasaan aku. Lalu kenapa kamu malah gugat cerai aku?!" Tanya Chika dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipinya.

R A S A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang