Hari ke hari berlalu, sudah sekian hari pula Aran dan Chika tak saling bicara dan bertegur sapa. Keduanya seperti orang asing dan benar benar seperti tidak ada ikatan antara mereka.
Baik Aran maupun Chika, mereka sama-sama mengacuhkan satu sama lain. Di rumah pun seperti itu. Meski satu rumah, keduanya tampak tak saling peduli.
Sedangkan di kantor, sudah terhitung satu Minggu Chika magang di kantor papinya. Walaupun berada di tim yang sama bersama Aran, kaduanya tetap seperti tidak saling mengenal, saling menghindari, dan tidak pernah saling berbicara.
Seperti hari ini, tim Aran sedang ada liputan di luar kantor. Tim mereka tediri dari, Aran, Indah, Chika, dan Olla. Sedangkan Ashel dan Aldo berada di tim Oniel. Tugas mereka adalah mencari informasi tentang skandal artis yang sedang ramai diperbincangkan.
Karena banyaknya wartawan yang juga hadir disana untuk mencari berita, alhasil suasananya pun kurang kondusif dan terjadinya desak desakan antar satu dengan yang lain hingga membuat Aran dan timnya kesusahan untuk berada di paling depan.
"Kak, udah susah ini kayanya" Olla bersuara ditengah riuhnya suasana.
Aran menoleh dan mengangguk membenarkan. Ia menatap Indah dan menganggukkan kepalanya.
"Mundur mundur" ucap Aran mengangkat tangan mengode rekannya yang lain untuk mundur.
Mereka berempat pun memutuskan untuk mundur dari kerumunan itu dan menepi ke tempat yang teduh sembari beristirahat.
Sudah hampir 3 jam mereka menunggu di depan rumah sang artis untuk mencari informasi itu, tapi tidak kunjung menemukannya. Rumahnya sangat tertutup dan tampak sepi. Hanya ada satpam yang tadi memberikan klarifikasi kalau artis tersebut sedang tidak ada di rumah.
"Minum dulu" Aran memberikan 4 botol air mineral pada timnya.
"Chik, minum dulu" Olla memberikan sebotol air mineral pada Chika yang tidak banyak bicara sedari tadi.
"Thanks"
"Lemes banget lu"
"Capek" sahut Chika lalu meminum air mineral itu.
"Lo gapapa? Muka lu agak pucet" ujar Indah.
Aran yang awalnya menatap ke arah lain mengalihkan pandangannya saat Indah bersuara. Ia juga menatap Chika yang terlihat lemas dan wajahnya pucat.
"Sarapan ga tadi?" Tanya Indah lagi.
"Ga sempet kak" sahut Chika.
Aran menundukkan pandangannya ketika Chika juga menatap ke arahnya.
"Ran, gimana?" Tanya Indah.
"Kayanya kalo dilanjutin juga gak bakal dapet informasi" lanjutnya.
"Kita pulang aja" sahut Aran. Ia berdiri dan menepuk nepuk celananya.
Mendengar keputusan Aran, Chika dan Olla terlihat kecewa. Ini liputan pertama mereka dan mereka juga harus bisa mendapatkan informasi tentang artis itu agar nilai magangnya bertambah.
"Ayo balik" ucap Aran. Ia lebih dulu berjalan menuju mobil.
"Yuk guys" ujar Indah, lalu ia menyusul Aran ke mobil diikuti oleh Chika dan Olla.
Diperjalanan pulang hanya ada keheningan, tidak ada yang membuka suara di antara mereka. Aran yang sedang fokus menyetir sesekali melirik ke spion tengah melihat Chika yang sedang menyandarkan kepalanya disandaran mobil. Benar juga kata Indah, wajah Chika sangat pucat, bahkan ia terlihat semakin lemas.
Aran menepikan mobilnya di warung makan pinggir jalan membuat 3 perempuan yang bersamanya menatapnya bingung.
"Kok berenti?" Indah bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A S A [END]
Proză scurtăMengisahkan tentang seorang laki-laki yang berprofesi sebagai wartawan. Ia dipaksa menikahi wanita tak dikenal karena suatu kejadian yang mengharuskannya menikahi wanita itu. Bagaimana kelanjutan kisah kehidupan laki-laki itu setelah menikah?