30

1K 200 8
                                    

Paginya, Chika sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Ia keluar dari kamarnya sambil menyelempangkan tasnya.

Ia menatap pintu kamar Aran yang masih tertutup rapat, lalu setelah itu Chika berjalan ke dapur dan menuangkan air putih ke dalam gelas.

Chika membuka tudung saji dan disana ada sepiring nasi goreng buatan Aran biasanya. Itu artinya Aran sudah bangun pagi ini.

Chika mendudukkan dirinya lalu segera menyantap nasi goreng itu. Ini yang ia sukai dari Aran, meski laki-laki itu sering mencibirnya, tapi sikap perhatian Aran bisa membuat siapa saja luluh dengannya. Terbukti dengan yang terjadi pagi ini, meski ia tau Aran sedang marah padanya akibat penolakannya semalam, tapi Aran tetap mau membuatkan sarapan untuknya hari ini. Sangat perhatian bukan? walaupun ditolak haha.

Setelah menghabiskan sarapannya, Chika pun melangkahkan kakinya keluar rumah, di garasi sudah tak ada motor Aran, dan itu artinya laki-laki itu sudah berangkat lebih dulu.

Tanpa berlama-lama lagi ia pun juga segera berangkat ke kantor dan tak lupa mengunci rumahnya.

25 menit kemudian Chika menghentikan mobilnya di parkiran. Ia melihat Aran yang masih duduk di atas motornya sambil mengobrol dengan Oniel.

Chika keluar dari mobilnya dan sapaan Oniel langsung saja menyambut kedatangannya.

"Pagi Chika" sapa Oniel

"Pagi" balas Chika tersenyum ramah seperti biasanya. Ia menatap Aran yang tak melihat ke arahnya sama sekali.

"Gue masuk duluan ya Niel, mau ngerjain proposal buat presentasi" pamit Aran lalu berjalan masuk ke lobby tanpa menatap atau menyapa Chika sedikitpun.

Chika hanya bisa menatap punggung Aran yang menjauh. Ia menghela nafasnya saat mengingat kejadian semalam ketika ia menolak Aran.

"Tumben" gumam Oniel. Sedikitnya ia bisa melihat jika Aran dan Chika sedang ada masalah. Bahkan keduanya tidak menyapa sama sekali.

"Gue juga masuk deh, duluan ya" pamit Chika lalu ia berjalan masuk ke lobby.

Saat di dalam ruangan pun mereka tidak ada yang bicara, sampai pada akhirnya presentasi Aran di mulai. Di sana ada beberapa atasan juga yang ikut mendengarkan presentasi Aran.

Chika yang juga ikut dalam meeting itu terus saja menatap Aran dan berharap laki-laki itu menatap kepadanya. Tapi nihil, bahkan setelah Aran duduk kembali di kursinya pun ia tidak menatapnya sama sekali.

Meeting selesai, semuanya membubarkan diri termasuk Aran yang keluar lebih dulu dari ruangan.

Chika ingin mengejarnya, tapi tertahan karena papinya yang memanggilnya.

Aran berjalan santai ke ruangannya dan menaruh berkas serta laptopnya sehabis presentasi tadi. Setelah itu ia kembali keluar ruangan sambil membuka bungkus choco ball kesukaannya.

Ia memasuki lift bertepatan dengan Chika yang ingin keluar dari lift itu. Aran tidak menyadari jika ada Chika karena ia fokus memainkan ponselnya. Ia menekan tombol lift untuk turun ke lantai bawah.

Chika yang tadinya ingin keluar pun mengurungkan niatnya karena Aran sudah menekan tombolnya lebih dulu. Alhasil ia juga ikut turun ke lantai bawah.

Chika hanya memperhatikan Aran yang berdiri di depannya, laki-laki itu masih belum menyadari keberadaannya.

Ting

Lift pun terbuka Aran berjalan keluar sambil menempelkan ponsel di telinganya. Di belakangnya ada Chika yang mengikuti.

Chika mengikuti Aran yang berjalan memasuki kantin, ketika sampai disana ia juga langsung bergabung dengan teman-temannya.

"Weissss pasutri kita nih ges" seru Oniel ketika Aran datang.

R A S A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang