Lima tahun kemudian
Setelah bercerai dengan sang mantan kini Arini menetap di kota B dengan membawa sebuah rahasia. Arini memulai kehidupan barunya dari nol. Untung saja atas bantuan sahabatnya, Arini bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus dikota ini.
Percerainnya dengan sang mantan membuaut Arini berubah menjadi sosok wanita yang datar dan dingin. Hanya kepada sahabatnya Tika dan keluarganya serta keluarga kandunganya saja wanita itu akan bersikap hangat dan ramah.
Bahkan Arini menghapus no telpon mantan mertua dan mantan iparnya, dan menganti no telponnya. Arini hanya memberikan no pribadinya kepada keluarganya dan sahabatnya. Selebihnya dia akan memakai no umum untuk bekerja.
Pagi ini Arini sedikit tergesa menyiapkan sarapan untuk dirinya dan orang yang dicintainya. Arini terlambat bangun karena begadang menemani kekasihnya yang tidak mau tidur.
Dengan cekatan Arini menyiapkan sarapannya sebelum kekasihnya bangun dan merengek padanya.
" Selamat pagi sayang " Arini terseyum saat melihat kekasihnya sedang menuju kearahnya sambil mengucek matanya.
" Pagi Bun, " seorang anak kecil berusia sekitar empat tahun mendekati Arini dengan mata ngantuknya.
" Duduk lah dengan tenang honey, dan cepat selesaikan sarapanmu sebelum Mbak Sari mengantarmu ke Sekolah " titah Arini.
Bocah lelaki berusia empat tahun itu menuruti perkataan Bundanya. Segera memakan sarapannya walaupun dengan mata mengantuk. Sudah menjadi kebiasaan bocah itu bangun tidur akan langsung makan setelah mencuci muka.
Arini tersenyum bangga melihat sang anak tidak membatahnya. Biasanya setiap pagi dia akan selalu penuh dengan drama.
" I'm done " ucapnya. Lalu menegak segelas susu dengan habis.
" Good Boy. Sekarang bersiaplah untuk mandi dan berngkat sekolah " ucap Arini lalu meraih tangan anaknya dan menuntunnya menuju kamar sang anak.
Arini merapikan kamar sang anak yang diberi nama Leonard Skala sembari menunggu sang anak selesai mandi. Dua bulan lalu sang anak sudah menolak untuk dimandikan dengan alasan malu karena sudah besar. Arini sangat bangga dengan kemandirian dan kedewasaan sang anak.
Leo meminta kamar sendiri membuat Arini merasa sedikit keberatan, dia takut anaknya akan menangis ditengah malam karena mencarinya. Namun Leo meyakinkan sang Bunda dengan puppie eyes nya membuat Arini gemas tak berkutik menghadapi keimutan anaknya. Dan akhirnya mengabulkan keinginan anak semata wayangnya.
Kamar Leo didesign sesuai dengan permintaan anak itu, dengan dihiasi pernak pernik Iron Man, tokoh super hero kesukaannya.
" Sini Bunda bantu, biar kamu gak kedinginan, " Arini menoleh saat sang anak keluar dari kamar mandi dalam balutan handuk.
Leo mendekat kearah Bundanya lalu menurut saat sang Bunda memakaikan baju untuknya.
" Selesai.. " Arini tersenyum lalu melihat penampilan sang anak yang nampak sempurna. Anaknya ini sungguh imut dan mengemaskan. Wajahnya yang tampan sangat mirip dengan sang mantan suami. Terkadang membuat Arini kembali merasakan sakit dan sesak saat teringat sang mantan kala melihat wajah sang anak.
Ting .. Tong..
Arini dan Leo menoleh bersama-sama saat mendengar bel rumah berbunyi.
" Sepertinya Mbak Sari sudah datang. Yuk kita kedepan " ajak Arini.
" Ok, biar Leo yang bukain pintunya Bun " Leo berlari kedepan dan membukakan pintu untuk Sari.
Arini tersenyum sambil menggelengkan kepalanya lalu menyusul sang anak kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semburat Lembayung Di Ujung Senja ( End )
RandomPerceraiannya dengan mantan suaminya dua tahun lalu membuat Arini berubah menjadi sosok yang tertutup. Perpisahan mereka membuat wanita itu jatuh terpuruk, terlebih dengan penghianatan suami serta sahabatnya. Membuatnya susah untuk percaya lagi terh...