Ekstra Part I ( Leonard )

2.2K 86 2
                                    

Leo POV

Aku mengakhiri meetingku direstoran hotel keluarga kami. dengan ditemani oleh sekertarisku aku berniat untuk meninggalkan hotel. Namun langkahku terhenti saat seseorang memanggil namaku.

" Leo... Leo kan ? " sapa orang itu. Dari suaranya dia adalah seorang wanita. Aku memutar badanku dan mendapati seorang wanita cantik yang sangat aku kenal kini berdiri dibelakangku.

Ada perasaan terkejut, rindu dan amarah yang bercampur aduk dalam diriku. aku hanya terdiam mematung tanpa bisa mengekpresikan diriku.

" Ah... benarkan Leo. aku tidak salah menebak ternyata. Kamu apa kabar ? kok kamu ada disini ? " tanya Chika sambil tersenyum lembut menatap Leo. dari sorot matanya tersirat rasa rindu yang mendalam.

Aku hanya diam menatapnya dengan wajah datar. Perasaan marahku lebih mendominasi daripada perasaan rinduku kepada gadis ini.

Chika menyurutkan senyum dibibirnya saat melihat reaksi pria didepannya. Menatapnya datar dan dingin. Penuh rasa benci dan kemarahan. Hati gadis itu tiba-tiba saja mencelos, tatapan Leo seolah mengatakan kalau di tidak suka dengan pertemuan mereka.

" Ah... kamu sedang ada pertemuan ya .. " ucap chika dengan snyum canggung sambil melirik seorang gadis dibelakang Leo yang menatapnya aneh.

" Kalau begitu aku pergi dulu, maaf sudah menganggu " ucap Chika lalu berbalik dan bernjak pergi dari hadapan Leo dan gadis disebelahnya. Tanpa menoleh lagi Chika segera mempercepat langkahnya sambil meremas jemarinya dengan kuat. Matanya berkaca-kaca, hatinya sakit melihat sikap acuh Leo padanya.

Aku sempat tertegun sejenak saat Chika berlalu dengan cepat dari hadapannya. Kesadaranku kembali dengan cepat. Tak ingin kembali kehilangan gadis yang aku cintai, aku segera berlari mengejar Chika yang sudah mulai menjauh dari hadapanku.

" Kamu kembali kekantor, aku ada urusan " pesan ku kepada Mirna, sekertarisku. Dan segera berlari mengejar Chika.

Aku berlari sambil mencari sosok keberada Chika. Aku berlari kesana kemari seperti orang gila. Pandanganku jatuh pada seorang gadis yang berjongkok disudut tembok, menelungkupkan kepalanya sambil menangis terisak.

Aku melangkah mendekatinya dan menarik tangannya. Berdiri didepanku.

" Apa yang kamu lakukan disini ? " teriakku marah. Lebih tepatnya marah kepada diriku sendiri karena harus membuat Chika menangis seperti ini. Gadis didepanku ini melototkan matanya yang penuh air mata. Terbelalak melihatku berdiri didepannya.

" Leo aku... "

Belum sempat Chika menyelesaikan ucapnnya, aku sudah meraih tengkuknya dan menyatukan bibir kmai berdua. Aku melumat bibirnya dengan sedikit tergesa sambil memejamkan mataku. Meluap kan rasa marah, rindu dan cinta yang selama ini aku tahan. Bibir kami saling melumat, tubuh kami saling menempel sehingga bisa saling merasakan detak jantung kami yang berdebar dengan kencang.

" Leooohh... " desah Chika disela sela ciuman kami. aku segera tersadar.

Aku menjauhkan tubuhku dari Chika, mengabaikan tatapan kecewanya padaku. Aku mengusap wajahku kasar. Menoleh kearah Chika dan menarik sebelah tangannya.

" Ikut aku sebentar. Kita perlu bicara " aku menarik Chika untuk mengikutiku kesuatu tempat. Aku melirik Chika yang berjalan sambil memnundukkan kepalanya, sesekali mengusap bekas air mata dipipinya. Kami saling berdia diri didalam mobil yang aku kendarai. Sambil sesekali melirik Chika yang duduk disebelahku dengan tenang.

Aku membelokan mobilku kesbuah gedung apartemen milikku. Setelah memakrikan mobil, aku segera mengandeng Chika menuju lift, menekan angka dimana lantai unitku berada.

Semburat Lembayung Di Ujung Senja ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang