Bab 16 . Menghindar

8.8K 361 1
                                    

Sudah satu bulan sejak dirinya memipin anak perusahaan GR Corp dikota B. Selama itu pula Ganendra selalu mencari kesempatan untuk bisa bicara berdua dengan Arini. Namun mantan istrinya itu selalu bisa menghindar unutk bertemu dengannya.

Bahkan ketika Ganendra memakai alasan pekerjaanpun, Arini selalu punya cara untuk tidak memberinya kesempatan untuk sekedar berbicara.

Ganendra menatap kosong kearah jendela kaca di belakangnya dan mendesah lirih. Pria itu merasa semua usaha yang dilakukannya hanya sia-sia belaka. Jangankan berbicara secara pribadi dengan Arini, bisa bertatap muka pun itu sangat susah untuk dilakukan.

Ganendra sampai harus meminta data Arini kepada Rusdy, meskipun sedikit bingung dengan tingkah Ganendra, Rusdy sama sekali tidak menceritakan tentang Arini kepadanya.

Menurut Rusdy , Arini mulai bekerja di perusahaan ini sekitar lima tahun yang lalu, dan menjadi anak buah dari Candra di bagian marketing. Karena kinerja nya yang memuaskan, Arini mendapat bisa menempati posisi sebagai asisten Candra satu tahun yang lalu. Dan beberapa bulan lalu Arini mengantikan Posisi Candra saat pria aruh baya itu naik ke posisi Direktur.

Ganendra merasa sangat bangga dengan hasil yang dicapai oleh mantan istrinya. Sekaligus merasa bersalah karena harus berjuang sendirian selama ini

Ganendra meraih jasnya dan bergegas keluar ruangan menuju lantai dimana Divisi Marketing berada. Dia berencana bertemu dengan Candra sekaligus ingin melihat Arini, meskipun itu hanya dari kejauhan.

Rasa rindunya kepada Arini membuatnya berbuat irasional kali ini.

" Des, ikut aku ke Divisi Marketing " ucap Ganendra kepada Desta didepan ruangannya.

" Ngapain Bos ? mau ketemu Ibu ya " tanya Desta polos

Ganendra melirik Desta dengan sinis, asistennya itu tampak ingin dipecat.

" Gak usah banyak tanya. Ikut saja " ucap Ganendra kemudian berjalan mendahului Desta.

Desta mempercepat jalannya mengekori Ganendra kelantai Divisi Marketing.

Kedatangan Ganendra membuat Divisi marketing sedikit heboh sebab wajah tampannya menarik perhatian, terutama kaum hawa. Mereka menatap Ganendra dengan tatapan kagum saat pria itu melewati kubikel mereka. bahkan Desta yang tak kalah tampanpun sama sekali tidak disadari keberadaan.

Desta hanya mendesah lirih saat melihat tatapan berbinar dari karyawan perempuan kepada Bos nya. Hal ini sudah bukan lagi menjadi hal baru untuknya. Namun terkadang dia sangat iri dengan wajah tampan dan tubuh teap Bosnya itu yang selalu menarik minat kaum hawa.

Ganendra berjalan tanpa menghiraukan tatapan yang tertuju padanya. pria itu menuju kubikel Wika dan berhenti didepannya.

" Dimana ruangan Pak Candra " tanya Ganendra

" Di di sana Pak " Wika menunjuk salah satu ruangan sambil tergagap karena tak menyangka Ganendra akan mendatanginya.

Ganendra menoleh kearah yang ditunjuk oleh Wika, lalu menoleh kembali kearah Wika sambil menganguk " Terima kasih " ucapnya lalu berlalu pergi.

" Sama-sama Pak " ucap Wika dengan senyum lebar sambil memegang dadanya yang berdebar kencang.

Netra Wika tak lepas dari pugung Ganendra yang menjauh. Devika dan sholeh mendatangi kubikel Wika.

" Aku takut itu mulut akan sobek karena saking lebarnya kamu tersenyum " ledek Devika,

" Dari sekian banyak orang hanya aku yang didatangi. Mungkinkah Pak Ganendra tertarik dengan kecantikanku ? " ucap Wika absurd.

Devika dan sholeh hanya tertawa melihat betapa PeDe nya Wika.

" Mimpi, bangun udah siang ini " ledek Sholeh.

Semburat Lembayung Di Ujung Senja ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang