Bab 24 . Terbongkar

9.3K 318 6
                                    

Arini POV

Hari sabtu ini aku seharian berada dirumah bersama denga Leo. Bocah itu nampak sednag sibuk berbicara dengan Ayah Raja nya ditelpon. Sejak pagi anak itu merengek meminjam telpon genggamku karena merindukan pria itu. Entah kenapa, aku marakan tidak ada hal baik yang akan terjadi padaku. Namun aku sendiri tidak tahu apa itu.

Leo menyerahkan telpon gengamku setelah selesai menelpon, kemudia anak itu bergelayut manja padaku.

" Bun, Ayah mengajak Leo untuk bermain di Timezone. Boleh tidak Bun " tanya Leo.

Mendengar Leo menyebut Ayah pada seseorang yang tidak kunal membuat ku sedikit tidak nyaman. Ada sebagian tidak terima Leo menyebut orang dengan sebutan itu. Dan entah kenapa aku membayangkan orang Leo panggil Ayah itu adalah Ganendra. Aku cepat-cepat mengelengkan kepalaku menghalau pikiran tidak masuk akalku barusan.

" Bagaimana kalau Bunda telpon Om Andrew, biar dia saja yang menemani Leo bermain. Bunda masih kurang enak badan kalau harus menemani Leo juga " bujukku. Aku tidak mungkin melepaskan Leo sendirian bersama pria asing yang tak ku kenal.

Namun Leo justru malah menggelengkan kepalanya " Leo mau mainnya sama Ayah Bun " rengek Leo.

Anak itu terus saja merengek tanpa kenal lelah membuatku sedikit terpancing emosi.

" Cukup Leo, jika kamu tidak mau lebih baik dirumah saja tidak usah bermain diluar " ucapku tanpa sadar menaikkan intonasiku.

Leo langsung menatapku mengkerut ketakutan. Baru pertama kali ini lah aku berkata sedikit menaikkan intonasiku. Melihat Leo yang ketakutan dengan mata berkaca-kaca membuatku diliputi perasaan bersalah.

" Sayang, maafkan Bunda ya. Bunda hanya tidak bisa membiarkan Abang bersama dengan orang yang tidak Bunda kenal. Abang mengertikan maksud Bunda. " ucapku pelan dengan rasa bersalah.

" Tidak, Leo yang salah karena merengek seperti anak kecil. Baiklah kia sama kekasih Bunda saja perginya " ucap Leo menohokku.

" Sayang, bukan itu Maksud Bunda .."

" Ayo siap-siap Bun, takut Om Andrew terlalu lama menunggu " ucap Leo sambil berlari menuju kamarnya.

Hatiku sedikit tercubit melihat ekpresi wajah Leo. Aku segeraa menelpon Andrew untuk menemani kami bermain di Timezone. Dan pria itu menyanggupi permintaan Leo.

Kami berdua sudah siap tinggal menunggu kedatangan Andrew. Tak lama kemudian Andrew datang.

" Sudah siap? Yuk kita jalan " ucap Andrew.

Leo melewati kami berdua membuat Andrew menatapku bingung. Aku hanya bisa meringis tak enak hati dengan tingkah Leo.

Dimobil pun Leo hanya diam sambil melihat eluar kaca jendela mobil. Dia hanya menanggapi ala kadarnya saja saat Andrew bertanya padanya.

" Ada apa dengan Leo, sepertinya dia sedang dalam suasana hati yang buruk hari ini? " bisik Andrew padaku.

" Entahlah, aku sendiri heran. Baru kali ini aku melihat anak itu merengek karena sesuatu " ucapku lirih.

" Tidak mungkin dia mengalami masa puber kan. usianya masih belum cukup untuk memmasuki masa itu " ucap Andrew sambil menatap Leo dari kejauhan. Anak itu menolak kami temani. Dia ingin bermain wahana sendirian dengan diawasi kami dari kejauhan.

Aku hanya menggelengkan kepala perlahan. Namun tiba-tiba wajahku berubah pucat pasi seperti daraku terkuras habis melihat siapa yang kini tengah berada disebelah Leo. Ganendra. Aku melihat mantan suami tengah tertawa bersama dengan Leo. Bahkan aku belum pernah melihat tawa dan binar bahagia Leo saat bersama dengan Andrew.

Semburat Lembayung Di Ujung Senja ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang