Arini POV
Tok..Tok...
Aku mengetuk pintu ruangan Pak Candra dengan pelan. Setelah mendapat ijin beliau, aku mendorong pintunya dan membuka nya perlahan.
" Permisi Pak " ucapku
" Ah.. Arini masuk Rin, " ucap Candra sembari tersenyum. Dengan isyarat tagang dia mempersilahkan aku duduk.
Aku mengangguk seraya menutup pintunya kambali. Aku duduk dikursi didepan meja beliau.
" Ini proposal yang tadi pagi Bapak minta " aku menyodorkan dokumen yang langsung diterima beliau.
Pak Candra langsung memeriksa dokument dariku sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
" Bagus, revisiannya sesuai dengan apa yang saya mau. Kamu memang tidak pernah mengecewakanku " Candra tersenyum bangga.
" Terima kasih atas pujiannya pak, namun itu sudah menjadi tugas saya sebagai bawahan bapak " elakku.
Pak Candra terdiam sambil menatapku. Sebelah tangannya terangkat lalu mengelus jangkutnya yang mulai sedikit panjang. Pria parauh baya itu menghembus nafasnya pelan lalu kembali tersenyum kearahku.
" Arini, kamu sudah berapa lama berkerja dibawah asuhanku ? " tanya Pak Candra tiba-tiba.
Aku terdiam sambil mencoba mengingat kapan tepatnya aku bekerja dibawah disini.
" Kira-kira sudah empat tahun Pak. Saya langsung bekerja dibawah asuhan Bapak begitu saya mulai berkerja disini. " ucapku tanpa ragu.
Pak Candra mengangguk lalu kembali bertanya " Sudah lama ternyata, namun kinerja kamu dalam empat tahun ini tidak pernah mengecewakan saya. Bahkan selalu membuat saya bangga dan mengandalkan mu " ucap Pak Candra kemudian terdiam lama.
" Arini, mulai bulan depan saya bukan lagi menjadi manager di divisi ini " lanjut Pak Candra membuatku terkejut.
" Bapak mau Resign ? " tanyaku.
" Tidak, saya diangkat menjadi Direktur namun tetap divisi ini " ucap pak Candra membuatku sedikit menghembuskan nafas lega. Setidaknya beliau masih berada satu divisi denganku. Aku sangat menghormati beliau karena sebagai atasan beliau mampu mengayomi para bawahannya dan sangat tergas dalam bekerja. Beliau bahkan mendapat predikat karyawan terbaik tahun lalu.
" Maka dari itu saya mengusulkan namamu untuk mengantikan jabatanku saat ini kepada atasan " ucapan beliau kembali membuatku manganga tak percaya.
" Saya belum sebaik itu Pak untuk mengantikan posisi Bapak " ucapku sedikit ragu.
" Kamu tenang saja. Selama bekerja dibawah asuhanku kinerja kamu sudah tidak diragukan lagi, terlebih kamu sudah menjabat sebagai wakilku walaupun belum lama ini. Kamu tidak perlu khawatir, mereka sudah menyetujui usulku. Mungkin sebentar lagi kamu akan mendapat pemberitahuan resmi dari perusahaan. " ucap Pak Candra
Aku terdiam sambil berfikir. Mengantikan posisi Pak Candra saat ini tidaklah mudah, meskipun gajinya sudah pasti akan ikut naik. Namun menjadi seorang manager marketing butuh keberanian besar, namun juga tanggung jawab besar.
" Saya yakin kamu mampu. Hanya kamu bawahan terbaik saya saat ini Arini " ucap Pak Candra mencoba meyakinkanku.
" Baiklah, saya tidak akan mengecewakan Bapak dan perusahaan ini " ucapku pada akhirnya.
Aku berfikir tidak ada salahnya aku mencoba. Berbekal pengalamanku menjadi konsultan dulu dan wakil manager walaupun belum lama menjabat, aku yakin kalau aku pasti mampu.
" Good. Saya akan segera menyampaikan kepada pihak HRD,. Selamat atas kenaikan jabatan kamu " Pak Candra tersenyum lebar sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semburat Lembayung Di Ujung Senja ( End )
RandomPerceraiannya dengan mantan suaminya dua tahun lalu membuat Arini berubah menjadi sosok yang tertutup. Perpisahan mereka membuat wanita itu jatuh terpuruk, terlebih dengan penghianatan suami serta sahabatnya. Membuatnya susah untuk percaya lagi terh...