Arini nampak terkejut mendapati Genendra dirumahnya saat wanita itu baru saja memasuki rumahnya.
" Hai, baru pulang ya " sapa Ganendra sambil tersenyum.
" Bunda " sapa Leo kemudia kembali fokus dengan mainannya yang diberikan oleh Ganendra tadi siang.
" Hai , Kamu sudah disini? Aku pikir baru besok kamu kesini " ucap Arini lalu menghempaskan badannya disofa , lelah .
" Pekerjaanku selesai lebih cepat. Jadi aku putuskan kesini hari ini " ucap Ganendra.
" Sari sudah pulang ya ? " tanya Arini saat tidak mendapati Sari diantara mereka.
" Sudah, tadi siang setelah menyiapkan makan siang. Aku mengijinkan dia untuk pulang lebih cepat hari ini, tidak masalah kan ? " tanya Ganendra, pria itu khawatir Arini keberatan dengan perlakuannya.
Arini hanya menggelengkan kepalanya, kemudian bangkit dari sofa, membuat Ganendra reflek menenggadahkan kepalanya.
" Aku ganti baju dan mandi dulu ya, biar kelihatan segeran dikit. Masa kalian sudah wangi begini aku masih kucel " ucap Arini.
" Tentu, silahkan "
Arini melangkahkan kakinya menuju kamarnya, wanita itu mendorong lear pintu kamarnya dan menutup pintu begitu masuk kedalam kamar.
Ganendra sebenarnya ingin sekali memeluk Arini, namun pria itu tidak melakukannya. Karena Arini sudah pasti menolaknya. Ganendra mendesar lirih kemudian menoleh kearah Leo yang asyik bermain robot remot pemberiannya. Pria itu kemudian tersenyum dan bergabung duduk diatas karpet bersama Leo.
Sedangkan didalam kamarnya Arini menyenderkan punggungnya dipintu sambil termenung. Kehadiran Ganendra hari ini sama sekali tidak disangkanya. Padahal pria itu berkata kalau kunjungannya adalah besok.
Arini menghembuskan nafasnya perlahan. Kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Arini melepas pakaiannya satu persatu dan berdiri dibawah kucuran shower.
Arini membiarkan air hangat shower membasahi kepala dan tubuhnya. Arini mengosok seluruh tubuhnya dengan sabun beraroma vanila kesukaannya. Arini membilas tubuhnya yang dipenuhi denga busa sabun dengan cepat. Dia tidak ingin membuat Leo maupun Ganendra menunggunya terlalu lama.
Arini keluar dari kamar mandir dan memilih pakaian santai dari lemarinya. Setelah rapi wanita itu keluar kamarnya untuk bergabung bersama Anak dan mantan suaminya.
Ganendra menoleh dan tersenyum saat melihat Arini datang, Ganendra dapat mencium aroma vanila yang menguar dari tubuh Arini. Aroma yang membuatku mengingat kenangan mereka berdua.
" Apa yang kamu pikirkan dengan melamun seperti itu ? " tegur Arini dengan mata sedikit memicing memandangi Ganendra.
Ganendra terkesiap kemudian buru-buru menggelengkan kepala " Ah tidak ada apa-apa, oh iya tadi Leo bilang dia ingin makan steak direstoran Andrew " ucap Ganendra.
Nampak sedikit perubahan mimik Arini saat Ganendra menyebut nama Andrew didepannya. Tak ingin menimbulkan kecurigaan Ganendra Arini buru-buru merubah mimik wajahnya nampak seperti biasanya. Meskipun Ganendra sempat menangkap perubahan tanpa Arini sadari.
" Ah... sayang sekali, aku sudah makan malam bersama dengan teman kantorku." Ucap Arini merasa tak enak hati. Pandangan Arini beralih kepada Leo.
" Bagaimana kalau Bunda masak nasi goreng seafood kesukaan Abang ? " tanya Arini kepada Leo. berharap sang anak mau menerima tawarannya.
" Emmm... baiklah, masakan Bunda jauh lebih enak. Tambahkan goreng tempe nya ya Bun " ucap Leo tersenyum lebar.
Senyum mengembang dibibir Arini saat sang anak menerima usulnya. Lalu menoleh kearah Ganendra seolah bertanya. Melihat Ganendra menganggukkan kepalanya, Arini bergegas menuju dapur untuk menyiapkan bahan masakannya.
Dengan cekatan Arini mengolah bahan masakannya sehingga tak sampai lima belas menit nasi goreng seafood Arini sudah matang.
" Nasi goreng sudah siap, cepat cuci tangan kalian dan makan selagi masih hangat " teriak Arini dari dapur.
" Abang, ayo kita cucu tangan dulu " ucap Ganendra sambil meraih tangan Leo. mereka berdua menuju wastafel untuk mencuci tangan.
Ganendra menarik kursi untuk Leo dan mnarik kursi unutk dirinya sendiri disebelah Arini.
Ganendra melihat nasi goreng seafood yang masih mengepul didepannya. Hanya ada dua piring diatas meja. Untuk dirinya dan Leo.
" Yakin kamu tidak mau makan lagi? " tanya Ganendra sambil meraih goreng tempe dan meletakkannya dipiring Leo.
Arini mengangguk " aku masih kenyang. Kalian makanlah " ucap Arini
Tanpa kata Ganendra dan Leo segera menyantap nasi goreng buatan Arini dengan lahap. Rasa gurih dan nikmat membuat Ganendra berulang kali bergumam.
" Ehhmm... enak sekali nasi goreng buatanmu. Bumbunya pas dan terasa nikmat " puji Ganendra tulus.
" Masakan Bunda kan memang paling enak seduni Ayah " ucap Leo membanggakan sang Bunda.
" Benarkah? Wah... beruntung sekali kamu bisa makan masakan Bunda setiap hari dong ? " ucap Ganendra
" Tentu saja. Makanya ayah tinggal bersama kita saja biar bisa makan masakan Bunda setiap hari seperti Abang " ucap Leo tanpa sadar membuat Arini dan Ganendra sama-sama terpaku.
Ganendra menoleh kearah Arini yang hanya bisa terdiam penuh perasaan bersalah. Ganendra merasa ini adalah waktu yang pas untuk membahas masa depan yang sedang dia bangun. Kembali membangun keluarga bersama Arini dan Leo.
" Begitu ya. Ayah sih mau saja. Coba nanti Abang tanya sama Bunda, boleh tidak ayah tinggal bersama kalian " ucap Ganendra sambil melirik Arini.
Arini melotot kearah Ganendra yang menujukkan smirk menyebalkan diwajahnya.
" Boleh gak Bun? " tanya Leo polos.
" Bo...boleh apa? " ucap Arini tergagap dengan pertanya Leo. dalam hati Arini merutuki ucapan Ganendra yang menempatkannya dalam posisi sekarang ini.
" Seprti kata Ayah. Boleh tidak ayah tinggal bersama kita ? " ulang Leo membuat Arini mencoba mencari jawaban untuk Leo.
" Kita bahas itu nanti, sekarang cepat habiskan makanmu setelah itu kerjaan peer Abang " ucap Arini mengalihkan perhatian.
Leo hanya menganggung dan kembali melanjutkan makannya. Sedangkan Arini menoleh kearah Ganendra yang tengah menahan tawanya dengan tatapan membunuh.
" Awas saja kamu " Arini mengerakannkan bibirnya komat kamit tanpa suara.
" Apa ? " Ganendra pun melakukan hal yang sama dengan Arini.
Selesai makan Leo segera masuk kedalam kamarnya untuk mengerjakan peernya dari sekolahnya.
Sedangkan Arini dan Ganendra kini tengah berada dihalaman belakang dan duduk disalah satu kursi disana.
" Lain kali jangan membuat pertanyaan yang membuat Leo bertanya aneh-aneh " ucap Arini disela-sela obrolan mereka.
" Loh, aku kan hanya menimpali ucpaan Leo. dan benar dong kalau aku harus meminta ijinmu jika ingin tingal disini " ucap Ganendra sambil tertawa.
" Tsk, bercanda kamu tidak lucu " ucap Arini sambil memutar bola matanya malas.
Senyum jahil diwajah Ganendra menghilang. Pria itu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan.
" Arini " panggil Ganendra
Arini menoleh kearah Ganendra dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun entah kenapa Arini merasa ada sesuatu yang hendak disampaikan oleh pria disampingnya ini. Dada Arini tba-tiba saja sedikit berdebar.
" Hemm... kenapa ? " tanya Arini mencoba bersikap setenang mungkin.
" Pertanyaan yang tadi aku sampaikan saat dimeja makan itu bukan hanya sekedar gurauan atau keisneganku semata. Aku sungguh-sungguh ingin membangun keluarga bersama kalian kembali dari awal. Aku tahu kesalahanku dimasa lalu sangat fatal dan mungkin menimbulkan trauma untukku. Aku tidak akan mengingkari itu." Ucap Ganendra lalu menarik nafas dalam. Tatapan keduanya masih tertaut tanpa ada satupun yang berniat mengalih kan pandangannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Semburat Lembayung Di Ujung Senja ( End )
RandomPerceraiannya dengan mantan suaminya dua tahun lalu membuat Arini berubah menjadi sosok yang tertutup. Perpisahan mereka membuat wanita itu jatuh terpuruk, terlebih dengan penghianatan suami serta sahabatnya. Membuatnya susah untuk percaya lagi terh...