Bab 58 . Epilog

4.7K 124 0
                                    

Ganendra POV

Flasback 10thn lalu

Aku berlari menuju ruang kelas dengan kecepatan penuh. Gara-gara bergadang main game semalam sntuk, aku terlambat untuk bangun. Alhasil kini aku harus berpacu dengan waktu agar tidak terlambat masuk kekelas.

Terlebih lagi hari ini adalah dosen yang paling killer yang mengisi dimata kuliahku hari ini.

Aku menjatuhkan tubuhku dengan lemas. Namun aku berhasil masuk kelas sebelum dosennya datang. dengan nafas yang sedikit tersengal aku mengedarkan pandanganku sekeliling kelas.

Pandanganku terhenti kepada sosok gadis cantik dengan kuncir ekor kudanya. Gadis yang tampak menarik dimataku dengan kecantikan alaminya dan kesederhanaannya.

Arini Hapsari, namanya cantik seperti orangnya. Gadis sederhana yang selalu tampak ceria dan ramah kepada siapapun. Aku mengenalnya sebagai teman satu angkatan dan satu jurusan. Dan dia juga mengenal Sinta. Mantan pacarku saat itu. Aku tidak tahu kalau keduanya bersahabat baik, meskipun aku yang lebih dulu mengenal Arini.

Hubunganku dan Sinta terpaksa harus kami akhiri karena tidak mendapat restu dari kedua orang tuaku. Hubungan kami sering putus nyambung sehingga membuatku berfikir bahwa dia akan merengek minta kembali padaku lagi.

Aku mengenal Arini sebagai gadis yang berbeda dari kebanyakan gadis yang selama ini aku kenal. Jika gadis lain sibuk dengan shopping dan hangout ke cafe atau mall. Arini lebih memilih berdiam diri diperpustakaan atau cafe belajar misalnya.

Dan jujur saja setiap memandang Arini aku merasa ada yang berbeda dengan diriku. namun aku berusaha mengabaikan itu dan hanya menganggapnya kekaguman semata karena dia berbeda.

***

" Kamu tidak bisa melakukan itu padaku Ganendra " tolak Sinta marah. Gadis itu tengah menatapku dengan kesal.

" Kamu tahu kan aku tidak bisa menolak permintaan kedua orang tuaku, bahkan sekarang ini semua fasilitasku ditarik oleh mereka " ucapku ikut terpancing emosoi.

Rasanya kepalaku pusing memikirkan bagaimana caranya aku mendapatkan uang setelah semua fasilitasku ditarik. Bahkan Sinta, kekasihku meminta putus saat itu setelah mendengar aku menjadi gelandangan.

" Tapi tidak bisakah kamu pura-pura putus denganku dan kembali kepada kedua orang tuamu. Aku yakin semua fasilitasmu akan dikemblai sayang " rayu Sinta mencoba meyakinkanku.

Aku menggelengkan kepalaku dengan tegas. Aku sangat tahu kedua orang tuaku. Mereka akan mencari semua informasi tentang kami. dan jika mereka mengetahui kami masih berhubungan, aku tidak bisa membayangkan konskuensi apa yang harus aku tanggung.

" Tidak semudah yang kamu pikirkan Sin, mereka akan menyuruh orang untuk mematai-matai kita " tolakku.

" Lalu bagaimana dengan kita. Bisakah kamu bertahan tanpa fasilitas apapun dari keluargamu? Lalu bagaimana denganku? Aku butuh biaya untuk kehidupanku juga Nendra " ucap Sinta. Aku tahu kalau Sinta selalu mengandalkan uang pemberian dariku untuk memenuhi kebutuhan.

" Entah, aku tidak tahu " ucapku. Aku memijat keningku.

"Terserah kamu lah, sepertinya kita harus benar-benar putus Ganendra, kamu lebih pengecut dari perkiraanku " sahut Sinta marah dan keluar ruangan dengan membanting pintu.

Aku hanya bisa berdiam diri mematung. Sepertinya dia benar-benar marah karena aku tetap memilih keluar dari rumah. Aku tahu di terlalu boros dengan uang bulanan dariku. Namun aku tidak berfikir jika dia seboros ini.

Lambat laun aku bisa melupakan permasalahanku dengan Sinta. Dan kini aku menjadi smeakin dekat dengan Arini. Aku selalu menghabiskan waktu bersama dengannya disetiap kesempatan. Sesekali Sinta datang padaku dan bilang cemburu dengan kedekatanku dengan Arini.

Semburat Lembayung Di Ujung Senja ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang