Byurrr.... Byurrr...
Suara deburan ombak terdengar sangat menenangkan. Seorang wanita cantik tapak tengah berdiri menatap lautan yang luas. Sambil seseklai membenarkan surainya yang sedikit berantakan terkena angin laut. Aroma laut yang khas, disertai hembusan angin, membuat siapapun akan merasakan ketenangan karenanya.
Seperti halnya yang tengah dilakukan wanita cantik betubuh langsing itu. Berdiri sambil memejamkan matanya, tidk menghiraukan surainya yang berantakan.
Dari kejauhan tampak terlihat seorang remaja tanggung tengah membangun sebuah istana pasar bersama kedua adiknya. Tampak tenang sambil menjaga adik-adiknya. Sambil sesekali melirik apa yang tengah wanita cantik itu lakukan.
" Sayang.. apa yang kamu lakukan disini? " sapa seorang pria tampan yang kemungkinan adalah suami wanita cantik itu. Pria itu mengusap bahu sang istri dengna lembut. Senyum tipis tersungging di bibir keduanya.
" Hanya ingin merasakan hembusan air Laut " ucap Arini. Wanita cantik itu adalah Arini yang saat ini tengah bersama Ganendra. Tak jauh dari keduanya ada Leo yang tengah mengawasi Andra dan Andrea , sepasang anak anak kembar yang dilahirkan Arini tiga tahun lalu.
" Segar dan tenang pikiran kamu ? " tanya Ganendra. Pria itu menghambarkan kain dan menyuruh istrinya duduk diatasnya.
" Sangat. Semua pikiranku menjadi lebih segar. Sejenak bisa melupakan kekesalanku kepada kedua bocah itu " ucap Arini sambil terkekeh pelan.
" Hahaha... kedua bocah itu seperti menurun dariku sayang " sahut Ganendra tertawa lebar. Yah... pria itu memaklumi istrinya kalau sedikit kewalahan mengurus si kembar yang luar biasa aktif. Padahal sudah dibantu dengan seorang suster lagi selain Sari. Ada saja tingkah keduanya yang membuat seisi rumah berantakan atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diluar usia mereka.
" Berbeda sekali dengan Leo yang kalem dan tenang, kedua anakmu itu sungguh luar biasa sayang " kekeh Arini.
Kedua sama-sama tertawa sambil memandangi Leo yang tampak tenang menjaga kedua adiknya. Si kembar memang hanya bisa tenang dan menurut kepada Leo.
Usia Leo kini sudah menginjak 13tahun, menjadi mahasiswa termuda di Harvard University. Ini adalah masa liburannya sehingga anak itu memutuskan untuk pulang keindonesia selama masa liburan.
" Semanjak Leo kuliah di Amerika, aku selalu mengkhawatirkan anak itu. Meskipun kita menyewakan sebuah Flat dengan pembantu disana, namun itu tidak menghilangkan rasa khawatirku " aku Arini sambil menatap lekat anak sulungnya.
" Aku tahu kamu khawatir dengan Leo. namun percaya lah sayang. Dia anak kebanggan kita. Dia tidak akan mengecewakan kita " Ganendra mengusap bahu sang istri lalu memajukan bibirnya mengecup surai Arini.
" Aku sedang mencobanya sayang. Terlebih kamu menjanjikan akan mengunjungi Leo tiga bulan sekali " Ucap Arini. Awalnya Ganendra berjanji akan mengunjungi Leo sebulan sekali bersama keluarganya. Namun Arini menolak ide itu. Akhirnya tiga bulan sekali adalah opsi yang dipilih Arini. Arini tidak ingin Ganendra melalaikan kewajibannya diperusahaan mereka.
" Tentu sayang. Aku akan melakukan yang terbaik untuk keluarga kita " sahut Ganendra.
Arini menoleh menatap suaminya dan tersenyum manis. Menyandarkan kepalanya dibahu sang suami. Arini selalu bersyukur dengan semuanya. Ganendra tidak pernah mengecewakan dirinya seperti janjinya dulu. Pria itu selalu memberikan yang terbaik untuk dirinya dan anak-anak mereka. Ganendra berubah menjadi sosok Ayah dan Suami yang membanggakan.
Sepasang suami istri duduk diatas pasir saling berangkulan sambil mengawasi ketiga anak mereka. sambil sesekali berteriak memanggil si kembar jika kedua anak itu melarikan diri dari pengawasan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semburat Lembayung Di Ujung Senja ( End )
RandomPerceraiannya dengan mantan suaminya dua tahun lalu membuat Arini berubah menjadi sosok yang tertutup. Perpisahan mereka membuat wanita itu jatuh terpuruk, terlebih dengan penghianatan suami serta sahabatnya. Membuatnya susah untuk percaya lagi terh...