Andra POV
Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, aku merasakan tekanan yang begitu berat dalam menjalani kehidupanku. Meskipun seluruh keluargaku mendukungku dan tidak pernah memaksakan kehendak mereka padaku, serta membebaskan ku untuk berbuat apa saja selama itu baik untukku. Namun tetap saja aku ingin membuktikan diri kalau aku tidak kalah dari Abang ku Leo.
Abangku dikenal sebagai sosok yang jenius sejak kecil. Dia kuliah di Harvard diusinya yang ke 13th. Dia bahkan mampu menyelesaikan kuliah nya dalam 4.5 tahun untuk program Prasarjananya disana. setelah kembali ke negara ini, Abangku mulai membantu Ayah dengan bekerja diperusahaan keluarga kami. berbeda dengannya aku dan Andrea, adik kembarku, kami sama seperti anak lainnya yang sekolah seperti biasa dan lulus saat menginjak usia 18th.
Berbeda denganku. Aku mencintai dunia kedokteran. Karena itu aku mengambil kuliah kedokteran saat lulus sekolah menengah. dan aku mengambil kuliah di Universitas Harvard sesuai saran dari Abang. Yah meskipun aku tidak sejenius Abang, namun otakku cukup encer mengikuti jejak Abang dan Ayah. Sedangkan Andrea memilih sekolah Design diparis. Selama hampir 10 tahun aku menempuh pendidikan Phd disana. sebetulnya butuh lebih dari bertahun tahun untuk bisa lulus dengan gelar Phd. Namun akhirnya aku bisa menyelesaikan gelarku lebih cepat beberapa tahun karena oak encerku.
Dan hari ini adalah hari kepulanganku ke negaraku untuk selamanya. Aku sungguh sangat antusias dan tidak sabar untuk kembali berkumpul dengan keluargaku terlebih bertemu dengan Bunda. Bagiku bunda adalah wanita pertama yang aku cintai selain adikku andrea tentu saja.
Aku tersenyum saat membayangkan betapa menyenangkannya saat nanti kami berkumpul bersama. Bahkan aku sudah membayang kami bertiga akan sering bertengkar kecil karena hal sepele seperti saar kecil dulu.
" Maaf permisi " sebuah suara membuatku tersadar dari lamunanku.
" Ah.. iya ada yang bisa saya bantu ? " ucapku saat melihat seorang gadis cantik dengan kaca mata hitam bertenger dihidung bangirnya.
" Bolahkan kita tukar tempat duduk, saya ingin melihat pemandangan awan didekat jendela " ucpanya sopan. Sepertinya gadis itu menyukai pemandangan awan diluar pesawat yang kami tumpangi.
" Ah.. tentu saja. Silahkan " ucapku. Aku segera bangkit dari kursiku da bertukar kursi dengannya.
" Terima kasih " ucapnya sopan kemudian duduk dikursiku tadi.
Aku reflek menutupkan mataku dan menghirup Aroma parfumnya yang manis saat dirinya melewatiku. Entah kenapa aroma parfumnya yang bercampur dengan keringatnya mampu membuat otakku berkelana.
" Shit.... sejak kapan aku menjadi pria berotak mesum gini " umpatku lirih.
" Kamu sendirian ? tinggal dikota mana sebelumnya ? tanyaku memulai obrolan kami "
" Tidak kau bersama dengan temanku, tapi dia memilih kelas ekonomi. Aku hanya berkunjung untuk berlibur saja " sahutnya dengan senyum ramah. Dia kemudian melepaskan kacamatanya.
Aku sempat terdiam saat kedua mata kami bersitatap. Mata coklat terang miliknya yang berkilauan penuh dengan energi positif darinya.
" Hemm.. begitu ya.."
" Kalau Anda? Berlibur atau emmang tinggal disini? " tanya gadis itu balik.
" Aku belajar disini. Dan sekarang aku sudah menyelesaikan pendidikanku dan kembali ke negara kita selamanya " sahutku.
" Wah... benarkan. Dinegara mana anda belajar ? "
" Panggil Andra, namaku. " . gadis itu tersenyum " Aku Teresya "
" Teresya, Aku belajar di Harvard university dan sudah tinggal disini kurang lebih hampir 10th. " terangku.
" Wow... kamu pasti sangat pintar bisa masuk ke universitas bergengsi dunia " ucapnya penuh rasa kagu padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semburat Lembayung Di Ujung Senja ( End )
RandomPerceraiannya dengan mantan suaminya dua tahun lalu membuat Arini berubah menjadi sosok yang tertutup. Perpisahan mereka membuat wanita itu jatuh terpuruk, terlebih dengan penghianatan suami serta sahabatnya. Membuatnya susah untuk percaya lagi terh...