10

1.5K 215 39
                                    

Update lebih awal bcoz ai nak ngebo sampe adzan maghrib 😴😴

...

"Uh, lucu banget mas crush

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uh, lucu banget mas crush. Kaget liat paha mulus gue ya? Typo terus haha. Pacarin gue makanya! Lumayan dapat pap tete hahahaha-- aduh! Pusing."

Sebab terlalu excited, Aleesha sampai lupa kalo kondisinya sedang nggak baik-baik saja. Buntut dari kecelakaan semalam, dia di paksa berdiam diri di kamar, dan nggak boleh keluar meski sekedar menyambangi dapur.

Mau melanggar tapi Ibunya memantau. Sang Ayah berpesan, kalo Aleesha butuh sesuatu minta saja pada Ibu, nggak perlu naik-turun tangga, biar Ibu yang bawakan semua ke lantai atas.

Resiko sih, di rawat di rumah sakit nggak mau, jadi wajar kalo orangtuanya memaksanya bedrest sepanjang hari.

"Echa, cobain deh."

Jenita kembali muncul setelah hampir 3 jam tinggalkan Aleesha sendirian di dalam kamar.

"Ini apa? Kok aneh?" Aleesha menatap jijik sesuatu yang entah apa itu.

"Dodol durian, cobain dong."

"Nggak mau, ih. Liatnya aja udah eneg."

Padahal Jenita berencana untuk tambahkan dodol durian ke menu dessert barnya. Kata suaminya oke kok, pun begitu, dia masih butuh pendapat beberapa orang lagi sebelum benar-benar buat keputusan.

"Seingat Ibu, kau suka banget sama durian."

"Eneg bukan berarti nggak suka, Ibu..." Kilah yang lebih muda.

"Nah, makanya cobain dulu."

Aleesha menggeram kesal, lalu ambil alih piring kecil di tangan sang Ibu. Nggak ada gunanya bersikeras, toh dia hanya perlu mencicipinya sedikit, bukan?

"Gimana, gimana? Enak nggak?" Tanya Jenita penuh semangat.

"Sabar, Ibu. Belum sampai lambung ini." Balas Aleesha.

Lalu keduanya sama-sama terdiam. Aleesha begitu serius mencicipi dodol durian buatan Ibunya agar bisa diberi nilai yang sesuai. Sebenarnya rasanya lumayan, hanya saja tampilannya sangat tidak menggugah selera.

"Enak sih, tapi bisa nggak warnanya di ganti? Pink salem mungkin?" Ujarnya kemudian.

"Semua-semua aja kau ganti warna pink. Heran Ibu."

Pasalnya semenjak Aleesha pulang ke rumah, sudah terlalu banyak pernak-pernik hingga furniture yang warnanya di ganti jadi pink. Rumah yang semula monokrom tiba-tiba berubah jadi serba pink, hanya dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan.

Dan semua itu adalah ulah Aleesha. Hasan dan Jenita hanya pasrah, selagi Aleesha betah di rumah, maka sama sekali nggak masalah.

"Tapi bener loh, Bu. Ini warnanya jelek banget. Kayak taik kebo." Aleesha hanya bermaksud jujur.

Don't Play-play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang