19

1.2K 198 61
                                    

Gimana lebaran kalian? Berat badan aman? 😂😂

...

"Lagi apa kau?"

"Ibu!"

Aleesha reflek teriak saat seorang wanita yang entah datang dari mana tiba-tiba sudah berdiri dibelakangnya. Sangking kagetnya dia, tubuhnya sampai terjungkal ke belakang. Niat hati ingin kempiskan ban mobil Jacob malah digagalkan oleh Mama pemuda itu. Habislah dia.

"Oh, kau yang buat mobil anakku keluar-masuk bengkel rupanya. Kalau berserak anakku, habis kau kukuliti hidup-hidup." Ucap wanita itu dengan logat Medan-nya.

"Hehe. Gue ketahuan..." Aleesha menggaruk kepalanya. Malu karna sudah tertangkap basah.

Yang lebih tua nggak habis pikir dengan kelakuan gadis yang selalu dibangga-banggakan oleh orangtuanya tersebut. Ini benaran Aleesha, bukan? Aleesha putri pak Hasan yang katanya berprestasi itu?

"Sini, mendekat. Jangan coba-coba kabur."

Enak saja gadis itu mau kabur. Setelah apa yang dia perbuat, Yunita nggak sudi melepasnya begitu saja. Minimal di jewer lah!

"Echa nggak kabur kok..." Kilah Aleesha, padahal jelas-jelas tubuhnya sedang ancang-ancang untuk lari.

"Nakal kali kau ya--"

"Aw! Ampun tante! Sakit telingaku..."

"Mau tante adukan sama Bapak kau?"

"Jangan tante Yuni! Please... Echa minta maaf, Echa janji nggak bakal kempesin ban mobil kak Jake lagi... Ya ya ya?" Aleesha menangkup kedua tangannya, berharap dapat pengampunan dari Mama Jacob.

"Apa masalah kau sama anak gantengku?"

"Itu, itu-- kak Jake! Tolongin!"

"Aleesha-- loh, Mama? Anak orang ngapain di jewer?"

Katakanlah Jacob dewa penyelamat Aleesha, karna kedatangan pemuda itu berhasil hentikan aksi anarkis sang Mama. Aleesha sontak berlindung di balik punggung Jacob, jadikan Jacob sebagai perisai untuk berlindung dari wanita paling galak se-komplek Melati.

"Dia tersangkanya, putraku! Dia yang buat mobil kau kempes." Berang Yunita sembari menunjuk-nunjuk gadis di balik punggung Jacob.

"Ban doang, tante. Ya kali mobil bisa dikempesin."

"Bodatnya kau ini!" Aleesha reflek mengatup bibirnya.

"Ma, udah. Nggak usah diperpanjang."

Yunita tahu kalo Jacob memiliki kesabaran setebal novel Ayat-ayat Cinta, bahkan putranya itu pantas dinobatkan sebagai salah satu orang tersabar se-jagat kota Medan. Tapi, nggak gini juga kali! Bagaimana mungkin dia masih bisa sabar dan berkata untuk nggak memperpanjang persoalan, setelah 1 bulan terakhir kerjaannya bolak-balik ke bengkel terus?

"Putraku, betina itu dalang dari surat peringatan yang kau terima. Tidak lupa kau kan?" Jacob menghela napasnya dalam-dalam.

Mana mungkin dia lupa? Dia sampai di sindir habis-habisan oleh rekan-rekan kerjanya karna terlambat 3 hari berturut-turut. Salahkan si Papa yang menggunakan jabatannya sehingga Jacob nggak di beri sanksi sama sekali.

"Iya, iya. Jacob tahu. Tapi, ya sudahlah..." Pasrah lelaki itu.

Aleesha sampai mengulum bibirnya sebab menahan tawa. Untung Jacob nggak ikut-ikutan memojokkan Aleesha. Sementara Mama Jacob tampak terperangah mendengar ucapan sang putra. Sepertinya beliau mulai paham kalo putranya dan putri pak Hasan ada apa-apa.

"Terserahlah!" Ucapnya, lantas berlalu pergi dari sana.

Hening beberapa saat sebelum Jacob tiba-tiba membalik tubuhnya menghadap Aleesha. Ekpresi wajah lelaki itu terlihat biasa saja. Sama sekali nggak ada raut kesal, kecewa, atau pun marah.

Don't Play-play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang