Hamil?
Apakah aku hamil? Maksudku hamil beneran, bukan hamil apa yang orang bilang itu? Oh ya, hamil anggur. Walaupun aku tidak tahu pasti apa yang dimaksud hamil anggur. Kan nggak mungkin ada anggur tumbuh di perut. Memang orang nggak bisa yah, bikin perumpamaan yang lebih make sense!
Mataku kembali ke kotak terbuka yang sudah berada di genggaman tanganku mungkin sejam yang lalu, atau dua jam. Entahlah.
Pregnancy test, aku beli di apotik lumayan fancy tidak jauh dari gedung kantor. Tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa apotik bisa cozy dan fancy seperti itu. Yang ada di dalam bayangan kepalaku tentang apotik adalah toko membosankan dengan lampu-lampu neon besar di plafon, staf yang berseragam serba putih dan orang-orang terduduk lesu menunggu antrian mendapatkan obat. Tetapi apotik ini lain, rak-raknya tertata rapi, bahkan terdapat banyak produk untuk kecantikan. Aku mengambil beberapa produk untuk muka dan kuku sebelum akhirnya teringat bahwa aku datang ke sana untuk membeli sebuah pregnancy test.
Setelah mengamati jajaran produk untuk mengetahui kehamilan, terlalu malu untuk bertanya ke para staf, walaupun sepertinya mereka terlihat sangat ramah, aku mengambil satu, dengan box berwarna biru muda cantik. Berharap benda ini akan memberikan jawaban yang memuaskan. Maksudnya memuaskan sesuai keinginanku.
Aku membayar di kasir dengan jantung dag dig dug bak habis berlari marathon, si Embak menatap penuh selidik ketika dia memasukkan benda itu ke dalam list harga. Aku berpura-pura tidak melihat, menyibukkan diri dengan telepon genggamku, seakan sedang berkomunikasi dengan PBB untuk membicarakan tentang menyelamatkan anak-anak dari bahaya kelaparan.
Sekarang aku di sini, duduk di atas tutup toilet, di dalam apartemen yang aku kunci rapat-rapat, kembali membaca petunjuk pemakaian benda ini yang sudah aku baca mungkin ke dua puluh lima kalinya. Menurut tulisan berukuran super mini dari kertas petunjuk, tingkat keakuratan alat ini adalah 99%, yang berarti seandainya hasilnya negatif bisa dipastikan aku tidak hamil. Tetapi ... seandainya hasilnya positif. Ok, mari tidak berandai-andai sebelum mengetahui hasilnya.
Baiklah, semakin lama menunggu sepertinya tidak bagus untuk kesehatan jantungku yang sekarang berdetak naik turun tidak beraturan. Now or never!
Aku mengambil napas dalam seperti sedang mempesiapkan diri untuk terjun dari tiang bungee jumping dengan ketinggian dua ratus meter. Mengeluarkan stik panjang dari dalam kotak dengan tingkat kehati-hatian seperti memegang senjata bio kimia.
Ok! Ready ... set ... pee!
Aku memandang stik yang baru saja tercelup cairin urin, tidak akan membutuhkan waktu lama, kurang dari satu menit. Tetapi ini serasa lebih lama dari penantian untuk mendapatkan vaksin covid.
Perlahan-lahan garis kecil berwarna merah mulai tampak di permukaan, agak memudar sebelum menjadi lebih terang. Negatif satu garis, sedangkan positif adalah dua garis. Aku menahan napas, ini seperti menunggu ketuk palu hakim tentang hukuman mati. Penantian yang sangat panjang dan garis kedua tidak juga muncul, aku mulai menghembuskan napas lega. Hidupku akan kembali normal.
Tapi tunggu ... dengan perlahan tetapi pasti, semburat garis kedua mulai muncul ke permukaan. Gerakannya perlahan seperti slow motion di filem Matrix, hanya saja efek yang ditimbulkan tidak sama. Hatiku perlahan-lahan mencelos, dunia seperti berputar-putar.
*
Mendung. Walaupun matahari bersinar cerah, sangat cerah, tetapi buatku hari tampak seperti mendung.
Hamil.
Satu kata yang sebelumnya terdengar sangat absurd. Sebelumnya tidak pernah melintas di kepalaku. Aku, hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Occupation, Motherhood
Roman d'amourBatari Kirana sedang berada di puncak karirnya. Di usia 32 tahun dia menjadi business manager lokal pertama di industri fashion kelas dunia tempatnya bekerja. Muda, enerjik dan ambisius, dengan mudah dia mendapatkan cinta dan wibawa dari anak buahn...