9

202 10 0
                                    


"Gue sebenarnya nggak percaya sama lo."

Fero mengangkat kepalanya memandang bagian kepala Axel yang memunggunginya, dengan hembusan nafas panjang ia berjalan ke samping Axel dan sama-sama memandang sekolah mereka dari atas rooftop," gue tidak meminta lo percaya sama gue-"

"Tapi demi adik gue, gue korbanin rasa percaya gue," sela Axel menatap manik mata Fero yang juga sekarang memandangnya. Walaupun kenyataanya Fero lebih tinggi darinya, namun Axel tidak merasa kecil pun berdiri disamping Fero dan memandang Alpha dominan ini dengan tajam." Gue beri kepercayaan sama lo, lindungi adik gue selama di sekolah."

Fero tertegun sejenak lalu dengan tegas menganggukan kepalanya, walau ia tidak yakin kalau ia bisa melindungi Milla tapi ia akan mencobanya sebisa mungkin." Gue akan melindunginya sebisa gue."

"Lo tahu? Sebenarnya gue tidak boleh ngelakuin ini, seharusnya gue yang jaga Milla karena kita satu sekolahan. Namun lo tahu bukan? Kita tidak satu kelas, gue tidak bisa mengawasinya setiap saat. Jadi, karena gue ngeliat lo alpha yang baik dan bisa melindungi Milla maka gue minta bantuan lo. Tolong jaga kepercayaan gue, anggap Milla sesuatu yang berharga yang harus selalu lo jaga."

"Gue paham, gue akan jaga Milla semampu gue. Kalau perlu gue akan jaga dia sampai lulus nanti."

"Tidak perlu, satu bulan lagi dia berumur 17 tahun. Kita akan menunggunya apakah dia akam menerima berkat moon goddes untuk mempunyai tanda mark dan memiliki jodohnya sendiri untuk melindunginya."

Fero mendengar itu tanpa sadar mengusap bagian lengan kiri atasnya yang mempunyai bekas tanda mark merah. Dulunya ia memiliki tanda mark dan sering bangga untuk itu karena kakaknya sendiri tidak memilikinya walau sama-sama Alpha dominan. Namun hal menyedihkan dan menyakitkan terjadi tepatnya 3 bulan lalu. Fero yang belum berhasil menemukan mate-nya secara mendadak merasakan sakitnya terbakar di bagian tanda mark-nya tepat setelah pulang sekolah, semenjak itu tanda marknya semakin memudar dan membekas layaknya bekas luka. Fero bingung dengan apa yang terjadi padanya, ia pun menanyakannya pada sang ibu dengan tambahan cerita kalau pada saat tanda mark-nya terbakar ia sering mendapat mimpi aneh kalau seseorang gadis cantik berpamitan padanya kalau ia akan pergi jauh dan ia tiba-tiba menjadi sering sedih tanpa alasan. Mendengar cerita dan keluhan anaknya sang ibu pun merasa sedih, dengan perlahan ia memberi penjelasan pada Fero kalau mate-nya sudah meninggal dan tanda mark itu akan ikut menghilang. Fero sempat sakit setelah mendengar penjelasan ibunya dan beberapa hari kemudian ia mengamuk tidak kendali di tempat berlatihnya membuat beberapa kepala pack harus turun tangan untuk menghentikan amukan Fero yang dapat melukai dirinya sendiri. Sebagai seseorang yang sudah ditinggalkan mate-nya, Fero menjadi seorang yang pendiam dan jarang memunculkan dirinya di kerumunan. Kerena sejak saat itu, ia merasa tidak ada alasan baginya untuk bertahan hidup kecuali untuk sang ibu yang kini sedang sakit.

"Gue bersumpah akan menjaga Milla sampai ia menemukan mate-nya," batin Fero.


Di mansion keluarga Xavier, seorang Alpha dominan yang baru pulang dengan bercak darah dimana-dimana segera membuat sang istri-nya khawatir. Dengan beribu pertanyaan yang terlontar, sang istri masih membantu sang suaminya untuk berganti jas yang bersih.

"Darimana saja kamu sampai banyak darah seperti ini? Apa kamu baru saja membunuh seseorang hah?"

Kylson hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan istrinya, setelah meminta sang istri untuk duduk disampingnya ia baru mulai cerita.

"Hari ini aku dapat kabar dari paman Ervan kalau Milla hampir diperkosa di sekolah."

"Ap-"

"Dengarkan dulu, tapi itu hampir dan belum terjadi. Milla baik-baik saja sekarang dan alpha yang ingin memperkosa Milla sudah diskors tiga hari. Namun aku tidak membiarkannya bebas begitu saja setelah beraninya ingin menyentuh berliannya keluarga Xavier. Jadi hari ini aku mendatangi rumahnya dan ternyata ayahnya bawahan dari keluarga kita, aku meminta ayahnya untuk memindahkan sekolah si brengsek lebih jauh kalau tidak ke luar negeri sekalian agar tidak dapat menemui Milla lagi. Ayahnya awalnya tidak mau menurut, jadi aku mengancamnya dengan pemecatan akhirnya dia mau."

"Darah itu?"

"Aku geram setelah melihat si brengsek itu, jadi setelah melihatnya aku memukulinya dan aku terkena darahnya sedikit. Mungkin jika dia bukan alpha dominan pasti dia sudah mati ditanganku."

"Sekarang keadaannya gimana?"

"Hanya patah tulang di kaki dan tulang rusuknya, ia dirawat di rumah sakit pusat."

Celinne menghembuskan nafasnya berat dan khawatir dengan keadaan Milla, ia takut kalau adik iparnya itu akan trauma dan lebih membenci alpha lebih dalam. Celinne takut, setelah ini adik iparnya akan dikurung dirumah selamanya.

"Jangan khawatirkan Milla, aku masih membebaskannya untuk bersekolah," ucap Kylson seraya mengusap anak rambut istrinya.

"Tapi bagaimana kalau Milla sudah trauma? Bagaimana kalau hal itu terjadi lagi?"

"Milla bukan anak yang mudah trauma, mungkin saja ia akan lebih memaksakan dirinya untuk membuatnya lebih kuat. Dan juga aku akan memperketat penjagaannya tanpa ia ketahui dan selalu mengawasi setiap gerak-geriknya di kejauhan."

Karena Kylson tahu, adiknya itu tidak baik untuk dibatasi keinginannya. Sudah cukup 16 tahun ia dikurung dan diawasi dengan ketat, sudah saatnya memberikan Milla jendela untuk melihat dunia luar.

Namun Kylson akan memberi Milla penjagaan dan pengawasan lebih ketat dibanding dari sebelumnya tanpa sepengetahuan Milla. Apalagi setelah ia melihat diary adiknya hari ini ia sedikit emosional tentang pertumbuhan dan pergaulan adiknya. Kylson hanya ingin Milla melihat serba-serbi dunia namun tidak membiarkan Milla untuk merasakan kekejamannya.

"Tapi bukannya kita akan ke England besok selama 2 minggu, bagaimana dengan Milla?"

"Huft, pekerjaan di England tidak bisa diacuhkan dan Milla harus selalu dijaga. Aku akan memikirkannya lagi. Siapkan berkas yang ber map biru, aku melupakannya jadi pulang untuk mengambilnya."

"Aku akan mengambilnya sebentar."

"Tapi, jangan tanyakan Milla tentang hal disekolah. Biarkan dia bercerita sendiri, aku tidak ingin dia melukai dirinya sendiri seperti kemarin."

"Aku mengerti."

Bar-bar OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang