18

118 8 0
                                    


"Kakek kenal omegamu yang sudah tiada."

Fero dan Elden sama-sama terkejut, dengan ekpresi menuntut ia terus menatap kakek Man meminta penjelasan.

"Dulu ada pack melindungi omega, ada 3 omega termasuk Leo omega laki-laki yang langka. Omega perempuan lainnya yaitu Kyla yang memiliki tanda mark sepertimu dan Shinta yang seorang omega kecil. Namun kejadian tidak mengenakan terjadi 4 bulan lalu, ada seorang alpha yang biasa menguasai omega untuk dirinya sendiri datang dan membuat keributan, ia menculik ketiganya dan berhasil membawa mereka ke pulau terpencil. Pejabat yang mendengar itu langsung mengarahkan tim untuk menyelamatkan mereka namun hanya Leo yang dapat diselamatkan kembali. Kabarnya Kyla bunuh diri karena ia tidak ingin dinodai oleh alpha bajingan itu, sedangkan Shinta tiada karena tidak bisa melayani nafsu bejatnya. Beruntung giliran Leo dapat diselamatkan lalu ia bertemu cucu ku saat sedang membantu evakuasi. Kenapa kakek malah menceritakan itu, dan ya mate-mu adalah Kyla dan ia sudah tiada karena hal itu."

"Dimana alpha itu? Biarkan aku memberinya pelajaran."

Fero tidak pernah semarah ini, saat menyelamatkan Milla dulu ia tidak mengeluarkan semua emosinya dan sekarang setelah mendengar hal mengerikan itu telah dialami mate-nya ia menjadi sangat marah. Hal mengerikan itu terjadi dan dia sangat menyesal tidak mengetahui lebih awal dan bisa menyelamatkannya.

"Dia sudah di hukum mati, semua yang bersangkutan dengannya juga sudah di penjara. Tidak ada tempat untuk dirimu melampiaskan emosi, sekarang dengarkan kakek tentang masa depanmu dan alasan tanda mark itu belum di hapus."

Fero mencoba menenangkan diri, namun aura hitam masih menyelimuti dirinya membuat kakek Man terpaksa memundurkan kursinya. Lia yang baru datang ke depan langsung tertegun oleh aura Fero dan hanya berani berdiri di belakang kakeknya.

"Mate-mu akan segera terlahir kembali, kamu harus menunggu lebih lama. Jika kamu menyerah, mate-mu akan menyesal mengusahakan untuk kembali."

"Lalu untuk apa aku bertahan hidup jika tanpa adanya jiwa sekarang kek? Bahkan walaupun banyak alasan aku harus mempertahankan hidup lambat laun mentalku yang akan hancur."

"Kau mau pergi? Kau tidak tahu apa rencana moon goddes menjemput mate-mu lebih awal dan masih membuatmu terus bertahan? Kau memiliki tugas besar, kau harus membantu menyeimbangkan rantai werewolf yang di masa depan akan bergoyah, kau harus membantu menjaga semuanya akan aman. Oleh karena itu moon goddes masih membuatmu bertahan."

"Apa semua itu akan terjadi? Kenapa rantai werewolf akan goyah?"

"Tanya pada teman disampingmu."

"Aku? Kenapa aku? Hubungannya denganku apa?" Tanya Elden bingung.

"Sudah selesai bukan? Kalian boleh pergi, aku tidak akan menjelaskan lebih lanjut atau semua akan hancur lebih awal."

"Tapi..."

"Baiklah kita akan datang lagi kek, apa kakek berencana pergi cepat atau lambat?" Elden menahan Fero untuk bertanya lebih banyak, semakin banyak mereka bertanya kakek Man pasti tidak akan mau membantu mereka lagi.

"Mereka berencana akan mengantar kakek pulang jika ingin pulang," sahut Lia membantu kakeknya membereskan peralatannya di meja dan membawanya ke meja belakang.

"Kakek tidak berencana ingin pulang, pamanmu disana selalu berurusan dengan pejabat kakek jadi pusing. Tempat ini sangat indah dan nyaman, kakek akan tinggal disini mungkin untuk waktu yang lama. Kalian tenang, jika aku ingin pulang Lia akan mengantarku."

Setelah mengucapkan beberapa kata lagi akhirnya Fero dan Elden pamit pergi. Di perjalanan hanya ada keheningan karena mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Fero menimbang keputusan yang akan diambil sedangkan Elden memikirkan kenapa ia menjadi alasan rantai werewolf goyah? Kenapa ia akan terlibat?

"lo masih akan pergi ke kakek Man?" Tanya Elden memecah keheningan.

"Gue ingin bertemu dengan suami alpha wanita itu, gue ingin bertanya apa dia mempunyai foto Kyla. Gue akan mampu bertahan walau hanya melihat secarik fotonya."

Elden tahu bagaimana hancurnya Fero saat mate takdirnya sudah tiada dan dia terus diminta untuk bertahan. Memang sangat sulit bagi seseorang memiliki tanda mark jika pasangan mark-nya sudah pergi maka jiwanya akan ikut menghilang dan dia akan perlahan memiliki niat bunuh diri. Berbeda dengan sepasang mate tanpa tanda mark, jika pasangan mereka pergi maka dia hanya akan merasa kesepian dan kekosongan hidup tapi masih memiliki semangat untuk bernapas. Maka dari itu zaman sekarang tidak ada yang peduli dengan pencarian mate mereka, dan jika mereka merasa sepi dan kosong tanpa disadari maka mereka hanya akan mencari kesenangan diluar.

Tapi keberuntungan masih ada di pihak Fero, ia belum bertemu mate-nya sebelum mate-nya tiada maka niat untuk bunuh diri tidak terlalu dalam. Jika tidak maka Fero tidak akan bisa bertahan 3 bulan ini.

•••

Disebuah restoran mewah terdapat dua keluarga sedang mengadakan makan malam yang dipenuhi canda ria dan sesekali melontarkan candaan ke pasangan yang sebentar lagi akan bertunangan. Sedangkan di pihak pria yang akan ditunangkan sedaritadi hanya memasang wajah datar tanpa ekpresi walau beberapa candaan sering terlontar padanya namun dia hanya diam. Sementara itu disebelahnya seorang gadis yang menjadi pasangannya tersenyum cerah menyahuti candaan itu ketika si pria hanya diam, dia sangat senang karena 2 minggu lagi dia akan segera bertunangan dengan orang yang dicintainya.

"Bunda, saat hari pertunanganku besok aku ingin seluruh temanku juga datang. Pokoknya harus meriah agar mereka iri."

"Apa kamu tidak ingin menyembunyikannya dulu nak menunggu kelulusan kalian menikah?"

"Untuk apa disembunyikan? Biar saja semua tahu kalau Aldevaro hanya milik Sofia seorang," ucap Sofia genit seraya memeluk lengan Aldevaro yang berotot.

"Kalau itu maumu baiklah, yang penting kamu senang."

Sofia tersenyum penuh kemenangan, saat ia hendak berbicara pada Aldevaro pria itu ternyata juga tengah melihatnya membuatnya merasa tengah diperhatikan.

"Varo..."

"Jika lo tidak memiliki mark, pertunangan itu batal," ujar Aldevaro rendah namun seluruh keluarga dapat mendengarnya membuat semeja menjadi hening seketika.

"Aldevaro, kenapa kamu masih mempermasalahkan itu lagi? Jangan membuat perdebatan yang tidak mengenakkan," tegur sang paman membuat Aldevaro hanya terdiam tidak ingin berbicara lebih lanjut. Ia mengundur pertunangan konyol itu sampai tenggang 2 minggu lagi karena setelah 2 minggu Sofia akan berusia 17 dan tanda mark di tubuhnya harus ada seperti kedua keluarga ini katakan terus-menerus. Jika Sofia tidak memilikinya maka Aldevaro akan membatalkan pertunangan itu bagaimanapun caranya walau mungkin ia harus ditendang keluar dari dalam keluarga. Yang terpenting dia tidak akan menikahi seseorang yang bukan mate-nya.

"Mempunyai istri yang bukan mate itu bukanlah masalah besar. Kita hidup bahagia saja tanpa harus bersama mate. Kenapa kamu mempermasalahkannya? Tanpa mate kita masih bisa bernapas dan makan," sahut nenek Sofia membuat kedua tangan Aldevaro terkepal di bawah meja.

"Kalian tidak ada yang mengerti, alphadom bertanda mark sepertiku bukanlah mainan yang bisa dipindah tangankan sebebasnya."

Aura Aldevaro mencengkam membuat mereka serentak menundukkan kepala tak terkecuali Sofia. Aldevaro adalah satu-satunya kasta tertinggi disini, namun mereka mengaturnya seolah dia hanyalah anak berusia 18 tahun.

Aldevaro pergi meninggalkan perjamuan, Sofia hendak mengejar namun ibunya melarang kalau Aldevaro pasti membutuhkan waktu untuk sendiri. Biarkan Aldevaro perlahan mengerti mengapa pertunangan ini penting.


Bar-bar OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang